Berita Eksklusif

Bela Kaltim, Atlet Anggar Asal Manado Ini Ingin Balas Dendam

Chyntia bukanlah atlet asli Kaltim, melainkan asal Manado, Sulawesi Utara.

Penulis: Cornel Dimas Satrio Kusbiananto |
TRIBUN KALTIM/BUDHI HARTONO
Cynthia Pua, atlet Anggar Kaltim 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Pilihan membela daerah lain di ajang olahraga terbesar nasional rupanya bukan hal mudah.

Setidaknya polemik itu yang dialami salah satu atlet Anggar Kaltim, Chyntia Pua.

Chyntia bukanlah atlet asli Kaltim, melainkan asal Manado, Sulawesi Utara.

Ia tercatat pernah membela Sulawesi Utara pada PON 2012 Riau. Saat itu Chyntia sukses menyabet medali perak. Empat tahun berselang Chintya kembali di ajang olahraga nasional 4 tahunan itu. Namun kali ini peluh dan perjuangannya dipersembahkan untuk Kaltim.

Tawaran bergabung dengan Kaltim didapatkan dua tahun silam. Namun ia harus berpikir matang‑matang lantaran baru kali ini ia membela tim yang bukan daerah asalnya.

Baca: Tak Peduli dengan Status Atlet Cabutan, Petenis Ini Ungkapkan Keringatku untuk Kaltim

"Waktu tawaran itu sempat mikir‑mikir dulu. Maksudnya saya ingin profesional. Karena tantangan membela tim yang bukan daerah sendiri itu lebih berat rasanya," ungkap atlet kelahiran 29 November 1991 itu.

Setelah berpikir matang, Chyntia memilih ikut tim Anggar Kaltim dan rela meninggalkan Manado. Alasan Chyntia memilih Kaltim lantaran terkesan lebih serius membina atlet Anggar ketimbang Sulawesi Utara.

Setidaknya hal itu tercermin dari persiapan Kaltim yang sudah bergulir 6 bulan sebelum PON. Sedangkan menurutnya Sulawesi Utara baru melakukan persiapan tiga bulan jelang PON dimulai.

"Persiapan lebih matang di Kaltim. Salah satunya tryout. Secara nonteknis Kaltim lebih siap. Karena bisa menyiapkan sejak beberapa tahun lalu," katanya.

Kendati berasal dari luar Kaltim, Chyntia tidak mendapatkan perlakuan istimewa. Bahkan uang saku yang diterimanya sama dengan atlet lain, sekitar 3,8 juta per bulan.

Apalagi selama ini ia lebih sering berada di Jakarta mengikuti Pelatnas.

Kaltim bukanlah daerah baru yang dikenalnya, lantaran Chyntia pernah ikut beberapa kompetisi yang diadakan di Kaltim.

Ia merasa dapat banyak pengalaman selama di bergabung di tim Kaltim. Apalagi pengalaman itu yang tidak pernah dirasakannya saat masih membela Sulawesi Utara.

"Di Kaltim benar‑benar serius pembinaannya. Di sini punya gedung Anggar sendiri. Mendatangkan pelatih hebat dari Korea Selatan. Terus kita juga Training Camp di Korea Selatan. Jadi sangat bagus untuk perkembangan olahraga Anggar," ucap atlet peraih medali perunggu di SEA Games 2015 itu.

Orangtua Chyntia tak keberatan melepasnya membela Kaltim, meski Chyntia adalah anak tunggal.

Kedua orangtuanya mendukung langkah bergabung dengan Kaltim, lantaran masa depannya sebagai atlet lebih terjamin. Walau jauh dari orangtua, Chyntia tak lupa memberi kabar setiap hari melalui saluran telepon.

Baca: Atlet Lokal Mampu Bersaing, Cuma Nasib Saja yang Berbicara Lain

Di PON Jabar nanti Chyntia turun di nomor Floret. Ia berjanji mengerahkan semua kemampuannya demi menyumbangkan emas unruk Kaltim.

Ia datang ke Jabar dengan misi balas dendam, pasalnya di PON Riau lalu ia hanya mampu menempati urutan kedua, setelah tumbang dari Kalbar.

"Di Riau 2012 lalu saya dapat perak. Waktu itu membela Sulawesi Utara, saya sempat gugup karena baru debut. Kalau sekarang ini sih ya paling sudah mulai bisa mengendalikan diri sendiri. Apalagi ingin balas dendam dan memberi yang terbaik untuk Kaltim," ungkap atlet penyuka Soto Banjar ini. (*)

*****
Baca berita unik, menarik, eksklusif dan lengkap di Harian Pagi TRIBUN KALTIM
Perbarui informasi terkini, klik  www.TribunKaltim.co
Dan bergabunglah dengan medsos:
Join BBM Channel - PIN BBM C003408F9, Like fan page Facebook TribunKaltim.co,  follow Twitter @tribunkaltim serta tonton video streaming Youtube TribunKaltim
Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved