Karena Sikap Ini, Presiden Jokowi Lantik Jonan dan Archandra sebagai Menteri ESDM dan Wakilnya
Presiden kemudian berharap Jonan dan Arcandra mampu menjadi tim kerja yang solid dalam membenahi tata kelola migas di Indonesia.
Dalam nomenklatur sebelumnya, sebenarnya tidak ada posisi wakil Menteri ESDM. Namun posisi ini mendadak muncul.
Politisi PKS Nasir Djamil mengkritik keputusan Presiden yang mengangkat Ignasius Jonan dan Archandra Tahar.
Ia menduga ada bisikan-bisikan dari pihak tertentu kepada Jokowi sebelum mengambil keputusan ini. Yang kemudian ia anggap, Presiden tidak memiliki ukuran yang jelas dalam mengangkat pejabat negara.
Baca: Dilantik Jadi Menteri ESDM, Ini Ungkapan Perasaan Ignasius Jonan
"Aduh kayak enggak ada doktor minyak di negara kita, aduh capek juga," ujar Nasir.
Menurutnya publik akan bertanya-tanya apa kelebihan Arcandra sehingga seperti terkesan diberi keistimewaan oleh Jokowi.
Tidak hanya kecewa dengan pengangkatan Arcandra, dia juga kecewa mengapa Ignasius Jonan dipilih menjadi Menteri ESDM.
"Enggak ada ukurannya, jadi suka-suka tergantung bisikan, tergantung kepentingan, tergantung siapa yang bisik tergantung keinginan siapa. Enggak ada ukurannya," ungkap dia.
Ia menambahkan, konsep Jokowi yang ingin kabinetnya profesional hanya retorika semata. Keputusan mengangkat Arcandra dan Jonan salah satu buktinya.
"Ini enggak jelas ukurannya, jadi dibilang kabinet profesional mana. Omong kosong semua. Saya kecewa kok kaya gini, maksudnya kok Jonan dan Arcandra diangkat lagi," kata dia.
"Maksud saya kalau memang mau mengangkat dan memberhentikan ada parameternya dong, Jonan diberhentikan kenapa? Berarti kan enggak berprestasi. Kalau pun diatur berprestasi tapi tetap dilengserkan ada pertanyaan juga," imbuhnya. (tribunnews/zulfikar/ferdinand/kompas.com)