Jalan Antarprovinsi Amblas hingga 10 Meter, Kendaraan pun tak Bisa Melintas

Di tengah suara guyuran hujan, sekitar pukul 03.00 Wita, warga yang tinggal di Kampung Maluang, Gunung Tabur, dikejutkan dengan suara gemuruh.

Penulis: tribunkaltim |
tribunkaltim.co/muhammad arfan
Jalan poros Berau-Bulungan di km 45 yang longsor, Selasa (18/10/2016). 

Laporan wartawan Tribun Kaltim, Muhammad Arfan dan Geafry Necolsen

TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG SELOR - Hujan deras mengguyur sebagian wilayah Berau dan Bulungan sejak Selasa (18/10/2016) dini hari.

Di tengah suara guyuran hujan, sekitar pukul 03.00 Wita, warga yang tinggal di Kampung Maluang, Gunung Tabur, jalan poros Berau-Bulungan Km 40 dikejutkan dengan suara gemuruh.

Keesokan harinya, setelah hujan reda, warga mengecek lokasi asal suara gemuruh tersebut. Seakan tidak percaya mereka menyaksikan jalan poros Berau-Bulungan, tepatnya di Km 40 amblas hingga 10 meter.

jalan amblas
Jalan poros Bulungan-Berau terputus akibat longsor.

Abdullah, warga yang rumahnya tak jauh dari titik longsor memperkirakan kejadian amblasnya jalan sekitar pukul 03.00 dini hari. Hanya saja ia baru dapat memastikan kejadian tersebut sekitar pukul 05.00 pagi.

Tonton juga: VIDEO – Jalan Poros Antara Dua Kabupaten Terputus Akibat Longsor

"Sekitar jam 3 subuh saya dengar suara gemuruh begitu. Saya langsung bangun, kaget. Tapi saya tidak sampai ke luar rumah, karena hujannya deras. Jam 5 pagi, saya dengar lagi ada suara-suara ribut di depan (di jalan). Saya bangun, dan langsung keluar rumah. Ternyata jalannya sudah putus sebagian," tutur pria yang bermatapencaharian sebagai petani kebun itu.

Menurut Abdullah, kendaraan roda empat masih bisa melintas lantaran separuh badan jalan belum ikut amblas. Namun badan jalan yang sudah beraspal mulus amblas tak tersisa. Beberapa hari belakangan hujan deras kerap mengguyur daerahnya, terlebih saat malam dan dini hari.

Akses utama antarprovinsi, Kaltim dan Kaltara putus total. Jalan nasional yang menghubungkan Kabupaten Bulungan dan Berau amblas di kilometer 45 dari Tanjung Redeb dan Km 75 dari arah Tanjung Selor. Titik longsor masuk wilayah administratif Kabupaten Berau.

Jalan nasional ini merupakan satu-satunya akses darat penghubung dua provinsi. Minibus yang hendak ke Bulungan maupun sebaliknya ke Berau terpaksa terhenti di lokasi titik amblasnya jalan.

Pengamatan Tribun, kedalaman amblas pemukaan jalan kurang lebih 10 meter dengan lebar sekitar 20 meter. Pengguna roda dua memanfaatkan bagian tepi jalan yang sempit untuk melintas.

Baca: BREAKING NEWS - Hujan Deras, Satu-Satunya Jalan Darat Penghubung Dua Provinsi Longsor

Tak ayal beberapa pengguna jalan maupun sopir mengabadikan titik longsor itu dengan telepon genggam. Diduga kuat amblasnya jalan karena struktur tanah yang rentan longsor.

Effendi, warga Derawan, Berau yang ditemui di lokasi mengaku kaget dengan kejadian amblasnya jalan.

Ia baru mengetahui kejadian saat kendaraan minibus yang ditumpanginya mendekati titik amblas.

"Sudah ramai mobil berjejer. Saya sama istri saya turun dari mobil. Sopirnya ikut turun. Kami perhatikan. Masyaallah," sebutnya.

Kendaraan minibus yang membawa Effendi bersama Yosnani dan kedua anak balitanya bernama Fajrul dan Hendra memutar arah kembali ke Berau.

Beruntungnya, di seberang titik amblas sudah berjejer beberapa kendaraan minibus lain yang siap membawa penumpang dari Tanjung Redeb menuju Tanjung Selor.

"Tarifnya tetap sama, Rp 120 ribu. Tinggal sopirnya yang baku atur. Tetapi itu, waktu tersita sekali di sini," kelakarnya.

Nasib sama dialami Jamal. Pria yang berprofesi sebagai sopir minibus travel ini terjebak tak bisa membawa mobilnya menuju Tanjung Selor. Kebetulan Jamal sedang membawa beberapa orang keluarganya dari Tanjung Redeb menuju Tanjung Selor.

Ia tiba di lokasi titik amblas sekitar pukul 09.00 Wita.

Baca: FOTO - Seperti Ini Suasana di Titik Longsor Jalan yang Menghubungkan Dua Provinsi

Jembatan Bailey
Tanah longsor yang menyebabkan ruas jalan antara Kaltim dan Kaltara membuat sejumlah pejabat daerah kelabakan.

Meski masih ada jalan alternatif yang menghubungkan kedua provinsi ini, namun jalan poros Berau-Bulungan merupakan jalur utama yang paling sering dilintasi kendaraan karena jarak tempuhnya lebih dekat.

Langkah cepat perlu segera diambil. Pantauan Tribun di lokasi kejadian, sejumlah pejabat dari Pemprov Kaltim, Pemkab Berau dan Bulungan meninjau lokasi jalan yang amblas dan terputus total.

Wakil Bupati Berau Agus Tantomo didampingi Kepala Bidang Bina Marga Hefni dan perwakilan UPTD Dinas PU Kaltim mengamati tanah longsor.

Pengamatan secara fisik, pihak UPTD DPU Kaltim menilai, kondisi tanah masih belum stabil. Perlu penanganan yang ekstra hati-hati.

"Paling tidak tanah lonsor ini harus ditimbun ber-trap sebelum dipancang pondasi. Dan tanah longsor harus dibersih dulu," kata Tapan, dari UPTD DPU Kaltim.

Rencananya, Dinas PU Kaltim dan PU Berau membangun jembatan bailey untuk penanganan sementara.

"Jembatan bailey dari Jalan Bujangga akan dipindah ke sini (Kilometer 40), kan pembangunan jembatan di Jalan Bujangga dibatalkan, jadi bisa dipindah ke sini," kata Hefni menimpali.

Jika dilihat kondisi jalan yang amblas, minimal membutuhkan bentang jembatan bailey sepanjang 50 meter.

"Memang longsornya kurang dari 10 meter, tapi untuk jarak aman, jembatan harus dibentangkan 50 meter, karena masih ada bidang lonsor yang bisa menyeret permukaan jalan," jelasnya.

jalan amblas2
Jalan poros Berau-Bulungan di km 45 yang longsor, Selasa (18/10/2016).

Selasa (18/10/2016) kemarin, UPTD Dinas PU Kaltim mendatangkan satu unit ekskavator untuk penanganan jalan yang longsor.

Wakil Bupati Berau Agus Tantomo mengatakan, Pemkab Berau menggunakan anggaran tanggap darurat untuk membenahi jalan sementara waktu sambil menunggu penanganan secara permanen.

"Kita punya dana tanggap darurat yang bisa digunakan untuk penanganan sementara. Penanganan permanen kita serahkan ke provinsi sesuai kewenangannya," ujar Agus.

Dia menambahkan, Dinas PU Berau memiliki jembatan bailey yang mudah dibongkar-pasang. "Mungkin dalam beberapa hari ini sudah bisa dilintasi kendaraan," paparnya.

Jalan poros Berau-Bulungan di Kilometer 40 ini amblas sejak hari Selasa (18/10/2016) dinihari kemarin.

Penyebab longsornya ruas jalan provinsi ini dipastikan karena curah hujan yang tinggi, sementara kondisi tanah sudah jenuh air.

Selain itu, di kedua sisi jalan terdapat jurang, ditambah bobot kendaraan yang kerap melintasi titik rawan ini. (*)

***
Baca berita unik, menarik, eksklusif dan lengkap di Harian Pagi TRIBUN KALTIM
Perbarui informasi terkini, klik  www.TribunKaltim.co
Dan bergabunglah dengan medsos:
Join BBM Channel - PIN BBM C003408F9, Like fan page Facebook TribunKaltim.co,  follow Twitter @tribunkaltim serta tonton video streaming Youtube TribunKaltim
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved