PON XIX Jabar
Evaluasi Pencapaian PON, LeKOP Sebut Kaltim Keliru Gunakan Pelatih Asing
Menurut Saleh, KONI Kaltim keliru mendatangkan pelatih asing dalam waktu yang singkat demi prestasi instan.
Penulis: Cornel Dimas Satrio Kusbiananto |
Laporan Wartawan Tribunkaltim.co, Cornel Dimas
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Lembaga Kajian Olahraga Prestasi (LeKOP) Kaltim mengevaluasi pencapaian kontingen Bumi Etam di PON XIX/2016 Jawa Barat.
Mereka menyoroti perolehan medali Kaltim yang menurun dari PON Riau 2012 lalu.
Salah satu problemnya adalah kebijakan menggunakan pelatih asing di beberapa cabor andalan.
Salah satu pengurus LeKOP bidang prestasi, Saleh, mengatakan pelatih asing gagal mengangkat prestasi tim Kaltim. Padahal biaya mendatangkan pelatih asing tidaklah sedikit.
(Baca juga: Turunkan 22 Atlet Junior, Klub Ini Cetak Perenang Andal di Kabupaten Paser)
Menurut Saleh, KONI Kaltim keliru mendatangkan pelatih asing dalam waktu yang singkat demi prestasi instan.
"Tidak mungkin mengharapkan pelatih asing yang cuma punya waktu sedikit. Kebujakan mendatangkan pelatih asing dengan waktu yang sempit ya kebijakan itu tidak pas," katanya kepada Tribun di Kantor LeKOP Kaltim Jl Antasari, Samarinda, Rabu (19/10/2016).
Ia menyoroti kehadiran pelatih gulat, Marian Avramov yang baru menangani tim gulat setelah beberapa bulan Puslatda berjalan.
Menurutnya hal itu sia-sia lantaran pola, teknis, dan strategi pelatih asing sangat berbeda dari kebiasaan berlatih atlet lokal. Kebiasaan itulah yang tidak bisa diubah dalam rentang waktu yang sedikit.
"Pola, teknis, mental, strategi itu harus mengikuti pelatih. Sementara atlet kita sudah terbiasa dengan pola lokal, dan itu juga yang membuat mereka bisa dapat medali emas di PON sebelumnya. Tapi sebenarnya pelatih Bulgaria dan Korsel itu hebat. Cuma masalahnya atlet kita ini sudah terbiasa dengan pola latihan pelatih lokal," ungkap Saleh yang juga mantan atlet gulat itu. (*)