Tak Punya Rumah Singgah, Keluarga Pasien Seperti Pemulung
Dia mengatakan, masyarakat memilih bergotong-royong karena jika mengusulkan kepada pemerintah, tentu banyak kendala yang akan dihadapi.
Dia mengatakan, untuk pembangunan panti dimaksud, sedang disiapkan lahan dan biaya pembangunannya.
“Kepala desa sepakat untuk menyumbang masing-masing desa Rp 5 juta yang dipungut dari iuran masyarakat,” ujarnya.
Dia mengatakan, masyarakat memilih bergotong-royong karena jika mengusulkan kepada pemerintah, tentu banyak kendala yang akan dihadapi.
“Mulai lahannya hingga aturan pasti menjadi alasan. Kecuali dibangunkan oleh provinsi atau pusat. Tetapi kapan? Kasihan warga yang memiliki sumber daya alam yang melimpah tetapi seperti pengimis di kabupaten lain,” ujar Muriono, Sekretaris Jenderal Pemuda Penjaga Perbatasan.
Dia mengatakan, hal-hal seperti inipula yang mendasari mengapa mereka menganggap pembentukan daerah otonomi baru Kabudaya lebih prioritas ketimbang yang lain.
“Yang meludah pun bisa sampai di ibu kota kabupaten,” katanya. (*)
***
Baca berita unik, menarik, eksklusif dan lengkap di Harian Pagi TRIBUN KALTIM
Perbarui informasi terkini, klik www.TribunKaltim.co
Dan bergabunglah dengan medsos:
Join BBM Channel - PIN BBM C003408F9, Like fan page Facebook TribunKaltim.co, follow Twitter @tribunkaltim serta tonton video streaming Youtube TribunKaltim