Ledakan Bom di Samarinda

Ya Tuhan, Tolong Anak Kami. . . Dua dari Empat Anak yang Jadi Korban Ledakan Bom Alami Luka Serius

Sebanyak empat anak yang sedang bermain di teras gereja menjadi korban. Mereka menderita luka bakar akibat tersambar api dari bom molotov.

Penulis: tribunkaltim | Editor: Amalia Husnul A
Tribun Kaltim
Ibunda salah satu anak yang menjadi korban ledakan bom di depan Gereja Oikumene menangis. Dalam ledakan bom di depan Gereja Oikumene, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur, Minggu (13/11/2016) pagi, empat anak menjadi korban. 

"Ya tidak begitu, yang dilempar itu kan peledak rakitan (molotov), semua bisa buat. Makanya saat ini kami lakukan pendalaman, apakah ia masuk dalam suatu jaringan atau bergerak sendiri. Bersabarlah ya," ujarnya.

suasana pasca pengeboman
Suasana usai pengeboman di halaman gereja Oikumene, Minggu (13/11/2016). (tribunkaltim.co/nevrianto hardi prasetyo)

Fajar juga menyatakan pelaku pelempar bom berinisial J dalam kondisi sehat.

"Dia (pelaku) dalam kondisi sadar dan sehat. Saat ini diamankan di markas kepolisian setempat (Polresta Samarinda) diperiksa penyidik," katanya kepada Tribun.

Usut Tuntas

Ketua Persatuan Gereja Indonesia (PGI), Kaltim, Analita Migang, menyayangkan aksi teror ini. Menurutnya aksi teror bom itu menjadi ancaman serius bagi kehidupan umat beragama di Bumi Etam.

"Kita sayangkan kejadian ini. Sangat jelas mengancam kehidupan beragama di Kaltim. Selama ini Kaltim sudah sangat sejuk kehidupan beragamanya. Ini kejadian teror bom yang serius, anak -anak kecil yang menjadi korban," ujarnya kepada Tribun di Samarinda.

Analita secara tegas meminta polisi mengusut tuntas pelaku pengeboman hingga jaringannya yang tersebar di Kaltim. Upaya tersebut wajib dilakukan guna mencegah hal serupa terjadi saat perayaan Natal, Desember mendatang.

Baca: Nah Lho. . . Teroris Berani Sasar Petugas, Polisi Kaltim Diminta Waspada

"Kita sayangkan kejadian ini, yang mana bom terjadi pada hari minggu umat Kristiani beribadah. Ini tolong aparat kepolisian diusut dengan tuntas. Harapan kami jangan sampai terjadi lagi. Apalagi ini dekat Desember, kita mau Natal. Semoga tidak terulang kejadian seperti ini saat kita merayakan Natal," katanya.

Beberapa saat setelah kejadian teror bom itu, Polresta Samarinda lantas menurunkan anggotanya guna mengamankan kondisi gereja-gereja di Samarinda.

Analita mengaku pihaknya sudah berkoordinasi dengan Polresta Samarinda, khususnya pengamanan situasi di area Gereja yang sedang melangsungkan prosesi ibadah.

Analita juga mengimbau kepada umat Kriatiani di Bumi Etam agar tetap tenang, dan beribadah seperti biasa, serta tidak terpancing aksi teror tersebut.

"Saya mohon kepada umat Kristiani, supaya kita tetap dalam keadaan tenang, tetap beribadah seperti biasa, dan jangan gegabah. Polisi akan secepatnya menyelesaikan," tuturnya.

Baca: FKPT Cegah Teroris Lewat Dialog Sosial Budaya

Jangan Terpancing

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kaltim, Hamri Haz, mengaku kaget mendengar informasi adanya gereja dì Samarinda yang menjadi sasaran teror bom.

"Ini tidak bisa ditoleransi lagi. Kita sebagai umat Islam tak bisa toleran dengan hal-hal teror demikian," kata Hamri.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved