Ledakan Bom di Samarinda
Ya Tuhan, Tolong Anak Kami. . . Dua dari Empat Anak yang Jadi Korban Ledakan Bom Alami Luka Serius
Sebanyak empat anak yang sedang bermain di teras gereja menjadi korban. Mereka menderita luka bakar akibat tersambar api dari bom molotov.
Penulis: tribunkaltim | Editor: Amalia Husnul A
Selama ini, kata Hamri, tidak pernah terjadi gesekan antarumat beragama di provinsi kaya ini.
Kedamaian juga tercermin dengan berdirinya Forum Kerukunan Antar Umat Beragama (FKUB) yang rutin menggelar pertemuan tiap bulan.
"Tidak pernah ada rasa curiga antartokoh agama. Kita selalu berkumpul sebagai saudara. Ini pertama kali (bom gereja) dan sangat kami sesalkan," kata Hamri.

Personel Polres Nunukan, Minggu (13/11/2016) malam berjaga di depan GPIB Sion, Jalan Pasir Putih, Kecamatan Nunukan. (TRIBUN KALTIM / NIKO RURU)
Hamri mengajak umat Muslim di Kaltim agar tidak terjebak aksi-aksi teror yang mengatasnamakan jihad semacam ini. "Jangan sampai ada lagi umat Islam yang terpancing mengikuti jejak-jejak (pengebom) seperti itu," tegasnya.
Aksi meneror rumah ibadah agama lain, menurut Hamri, juga tidak pernah dibenarkan dalam Islam.
"Sayyidina Umar ( Umar bin Khattab, sahabat Nabi Muhammad SAW) bahkan pernah meminjam gereja untuk salat. Di mana pun Islam masuk, tidak pernah dengan cara merusak rumah ibadah umat lain," tuturnya.
Senada, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kaltim, Asmunie Ali, meminta masyarakat tak terprovokasi.
"Jangan terpancing. Sebab saya lihat banyak sekali informasi tak bertanggung jawab di media sosial. Banyak yang mengambil kesimpulan tak berdasar. Kita harus tenang dan serahkan ke aparat hukum," kata Asmunie.
Baca: Ketua FKUB Minta Masyarakat Tak Terprovokasi Aksi Pengeboman di Depan Gereja
Asmunie juga meminta semua pemuka agama di Kaltim segera memberikan penjelasan kepada umatnya masing-masing.
"Berikan umat pemahaman yang benar mengenai agama. Karena, agama tidak akan membenarkan aksi kekerasan dan anarkis seperti itu," tegasnya.
Kaltim, kata Asmunie, dikenal sebagai provinsi yang paling aman dan kondusif. "Mungkin ada pihak yang ingin merusak kondusivitas itu. Terutama, saat ini ada kegiatan MTQ Korpri Nasional," ucap Asmunie.
Ikut Mengutuk
Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) dan Majelis Pemuda Islam Indonesia (MPII) Kaltim turut mengutuk pengeboman di depan Gereja Oeikumene.
Kedua organisasi kepemudaan ini berharap semua pihak waspada terhadap upaya teroris mengatasnamakan agama yang berkeinginan mengacau kondusivitas Kaltim yang sudah terjaga selama ini.
Baca: Pengancam Teror Bom di Rumah Dinas Walikota Surabaya Menuntut Lokalisasi Dolly Dibuka Lagi
"Semua masyarakat tetap harus waspada. Kami mengutuk keras kejadian ini yang sangat mencoreng semangat kerukunan antar umat beragama di Kota Samarinda, khususnya Kaltim. Ini tidak boleh berulang," kata Herman A Hasan sekretaris PW GP Ansor Kaltim didampingi Sekretaris MPII Kaltim, Murjani.
Ia meminta aparat intelijen harus lebih serius lagi mengantisipasi kejadian semacam ini.
"Ini sudah termasuk kecolongan namanya, karena informasinya ada korban luka dari masyarakat atas kejadian peledakan bom itu," katanya.
Kejadian ini harus dijadikan peringatan keras kepada semua elemen masyarakat Kaltim, bahwa ancaman terorisme dengan dalih jihad semakin nyata keberadaanya di Kaltim.
"Ini peringatan keras juga kepada masyarakat khususnya aparat keamanan , bahwa eksistensi mereka di Kaltim sudah mulai ditunjukkan. Harus segera diantisipasi kejadian lainnya. Jangan sampai terulang," tutur Herman. (*)