Ledakan Bom di Samarinda

Kisah Pelaku Pelempar Bom Molotov yang Bandel dan tak Mau Dibina

Kedatangan Juhanda ke Kaltim bermula saat dirinya menjadi tahanan di LP Tangerang. Dia harus mendekam di LP Tangerang karena terlibat aksi bom buku

Penulis: tribunkaltim | Editor: Amalia Husnul A
Repro/Tribunkaltim.co/Anjas Pratama
Kondisi terduga pelaku pengeboman di halaman parkir Gereja Oikumene, Minggu (13/11/2016). Foto didapatkan dari warga saat terduga pelaku tertangkap. 

"Kami amankan 1 tersangka, dan 19 saksi. Sedang dilakukan pendalaman. Mereka saat ini dimintai keterangan," kata Kapolda Kaltim Irjen Pol Safaruddin saat ditemui Tribun di lapangan SPN Balikpapan, Senin (14/11/2016).

Jenderal bintang dua tersebut belum bisa membeberkan apakah tersangka berinisial J melakukan aksi tunggal atau secara berkelompok. "Penyelidikan masih berjalan, masih berproses. Kita perlu bukti-bukti dulu," ungkapnya.

pemeriksaan saksi
Dua warga (biru dan merah) digiring dari daerah Loa Janan guna menjalani pemeriksaan saksi terkait dugaan keterlibatan bom di depan Gereja Oikuemene, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur, Minggu (13/11/2016). (tribunkaltim.co/nevrianto hp)

Saat ini J beserta 19 saksi lainnya masih menjalani pemeriksaan intensif di Samarinda oleh pihak kepolisian. "Kita lihat perkembangannya, saat ini dia (pelaku) masih di Samarinda," tegasnya.

"Kita punya waktu 7 hari mencari bukti-bukti di lapangan. Apakah tersangka bertambah atau tidak, tergantung hasil pemeriksaan dan bukti-bukti yang kita dapatkan. Hari ini kami lanjutkan olah TKP," lanjutnya.

Informasi terakhir tim khusus dari Mabes Polri direncanakan hari ini (kemarin) tiba di Kaltim membantu proses penyelidikan di lapangan. "Ada tim dari Mabes Polri turun hari ini," katanya usai memimpin upacara HUT ke 71 Brimob Polda Kaltim.

Baca: Pedih. . . Balita Intan, Korban Ledakan Bom Itu Sempat Berteriak dan Menangis Kesakitan

Teror bom yang terjadi di Samarinda menyedot perhatian banyak pihak.

Kaltim yang dikenal kondusif dari aksi teror, kini harus menelan pil pahit. Banyak pihak mengatakan fungsi intelijen kebobolan, sehingga bom tersebut akhirnya meledak dan mengakibatkan korban jiwa.

Menanggapi hal itu Irjen Pol Safaruddin menolak pihaknya dikatakan kecolongan atas terjadinya teror bom di salah satu gereja di Samarinda, Minggu (13/11/2016) lalu.

"Ya enggaklah, masalah teroris ini kan, masalah seluruh dunia. Kapan melakukan itu, kan kita tidak tahu seperti apa. Tetapi kita akan tingkatkan fungsi itu," tuturnya. (*)

*****
Baca berita unik, menarik, eksklusif dan lengkap di Harian Pagi TRIBUN KALTIM
Perbarui informasi terkini, klik  www.TribunKaltim.co
Dan bergabunglah dengan medsos:
Join BBM Channel - PIN BBM C003408F9, Like fan page Facebook TribunKaltim.co,  follow Twitter @tribunkaltim serta tonton video streaming Youtube TribunKaltim
Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved