Diet Ketogenik yang Sedang Tren, Ini Pendapat Ahli

Selain membatasi karbohidrat, keto pun membatasi konsumsi protein. Memangkas karbohidrat dan mengurangi protein, berarti menaikkan asupan lemak.

Editor: Amalia Husnul A
INTERNET
Ilustrasi diet 

"Kembali ke studi-studi di tahun 1920-an yang menemukan jenis diet ini seperti bentuk puasa terus menerus, yang diketahui sejak lama bermanfaat untuk epilepsi," katanya.

Baca: Pengin Punya Tubuh Seindah Model Victoria Secret, Ini Rahasia Dietnya

Masih belum jelas bagaimana diet ketogenik bermanfaat untuk epilepsi. Tetapi Yellen menjelaskan serangan epilepsi seperti "badai elektrik" di otak.

"Ada saluran-saluran potasium di otak yang ketika terbuka tampaknya berpengaruh menenangkan badai elektrik itu. Menurut kami, saluran-saluran ini bekerja lebih baik ketika otak menggunakan keton, bukan glukosa sebagai sumber energi," jelasnya.

Bahkan, ketika pengobatan epilepsi gagal, diet ketogenik dapat bermanfaat.

Lantas adakah manfaat diet keto ini untuk kita?

Riset Westman menemukan diet ketogenik dapat membantu mengatasi obesitas, diabetes tipe 2 dan penyakit perlemakan hati.

Tetapi untuk orang penderita penyakit-penyakit itu, juga lansia dan anak-anak, Westman mengatakan diet keto dapat berdampak "besar" terhadap asupan nutrisi dan kesehatan.

Baca: Ahli Gizi bilang Buah Pisang Cocok Dimakan saat Sahur, Ini Alasannya

Sebaiknya, diet ini dilakukan di bawah pengawasan ahli gizi.

"Tetapi jika Anda muda dan sehat, tak ada salahnya mengurangi asupan karbohidrat. Ini bukan konsep yang radikal," katanya.

Efeknya, kita bakal mengalami bau napas tak sedap, sembelit dan gejala seperti flu. Minum banyak air putih dapat membantu mengatasi efek tak enak ini.

Sedangkan manfaat yang dapat dirasakan berupa berkurangnya rasa lapar, lebih berenergi dan berat badan turun. Sejumlah penelitian awal menemukan perbaikan memori.

Dibutuhkan lebih banyak riset soal jenis diet karbohidrat rendah ekstrim yang berkaitan dengan diet keto untuk menemukan semua manfaat sehatnya.

Baca: Jangan Cemas, Ada Cara Sehat Mengonsumsi Karbohidrat

"Ketogenik dan diet rendah karbohidrat lainnya mungkin terasa sulit ketika dipraktikkan dalam jangka panjang dan kemungkinan efek sampingnya belum ditemukan," kata Dr David Ludwig, profesor gizi dari Harvard School of Public Health.

"Biasanya pembatasan ketat tidak diperlukan," katanya.

Ia menunjukkan bahwa tak semua karbohidrat sama dan kecepatan karbohidrat memengaruhi kadar gula darah yang disebut indeks glikemik membedakan jenis-jenis karbohidrat itu.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved