Pilkada DKI Jakarta
Ketika, Sang Pangeran Cikeas Tersisih. . .
Hitung cepat Litbang Kompas Pilkada DKI Jakarta 2017 yang berakhir pada Rabu (15/2), sekitar pukul 18.52 WIB, raihan suara Agus-Sylvi terpuruk
Baca: Kocak, Gaya Ahok Lerai Sylvi dan Anies Langsung Viral dan Meme di Media Sosial
Tak ada kata-kata yang diucapkan Sylvi.
Suasana di DPP Demokrat berbeda dibanding suasana di DPP Partai Gerindra dan Rumah Lembang.
Di DPP Gerindra, tim pemenangan pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur Anies Baswedan-Sandiaga Uno berkumpul dan menggelar jumpa pers.
Dalam jumpa pers tersebut, hadir pasangan Anies-Sandi, Ketua Tim Pemenangan Mardani Ali Sera, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Presiden PKS Sohibul Iman, dan tim pemenangan lainnya.
Di markas tersebut, kegembiraan terlihat. Mereka mengklaim memperoleh suara paling tinggi berdasarkan hitung cepat dan exit poll yang dilakukan tim internal.
Baca: Akankah SBY atau AHY Maju di Pilpres 2019? Ini Kata Wakil Ketua Umum Partai Demokrat
Suasana gembira juga terlihat di Rumah Lembang, tempat berkumpul pasangan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok-Djarot Saiful Hidayat serta tim pemenangan dan pendukung.
Politisi Partai Demokrat Dede Yusuf mengklaim, partainya menemukan sejumlah kecurangan di beberapa TPS.
Menurut Dede, kecurangan terjadi di beberapa wilayah DKI Jakarta, antara lain Cakung, Pluit, dan Kelapa Gading.
"Sudah ada yang masuk tetapi belum kami kumpulkan. Di grup kami sudah lihat beberapa daerah. Ada di wilayah Cakung, Pluit, dan Kelapa Gading," ujar Dede di Kantor DPP Demokrat.
Menurutnya, ada pula informasi mengenai kampanye hitam terhadap pasangan Agus-Sylvi.
Baca: Ini Jadwal Pilkada DKI Jika Ditetapkan Berlangsung Dua Putaran
Meski demikian, Dede mengaku optimistis pasangan Agus-Sylvi bisa memenangi pertarungan di Pilkada DKI Jakarta.
"Yang menyebarkan isu atas nama pasangan kami pun ada juga. Jadi ini semua masih disusun. Tapi harus optimistis, yakin dong. Harus yakin masuk putaran kedua," ujar dia.
Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai, rendahnya perolehan suara pasangan Agus-Sylvi di sejumlah hitung cepat lembaga survei, tak terkait polemik antara Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dan mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Antasari Azhar.
Wapres beranggapan, kecenderungan masyarakat dalam memilih pasangan calon kepala daerah lebih melihat pada aspek kepercayaan.
Baca: Inilah Hasil Akhir Quick Count Pilkada DKI dari Lima Lembaga Survei
"Percaya kan bisa macam-macam percaya karena prestasinya, atau percaya karena ideologi, bisa percaya karena kesamaan agama, percaya masa depan, macam-macam pertimbangan orang," kata Kalla di Rumah Dinas di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
Meski demikian, Wapres tak menampik, bahwa polemik di antara keduanya sedikit memberikan pengaruh.
Namun, tidak terlalu signifikan. Ia menambahkan, dalam sebuah kontestasi demokrasi, keributan merupakan hal yang wajar.
Setidaknya, hal itu terlihat di dalam media sosial selama beberapa waktu terakhir. Namun, dalam praktek di lapangan, keributan itu minim.
Baca: Konser RHCP Gratis Bila Ahmad Dhani Menang Pilkada Bekasi
"Di lapangan kan baik baik aja, jadi itu akan menjadikan ini akan optimis keadaan di Indonesia," kata Wapres seraya mengatakan, Agus masih memiliki kesempatan di lain waktu mengingat usia yang terbilang muda.
"Kalau (nomor) satu masih mudalah, masih ada kesempatan nanti," ungkapnya.
Menurut Wapres, dibandingkan dua kandidat pasangan calon lainnya, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Syaiful Hidayat dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno, pasangan Agus-Sylvi relatif masih hijau dalam berpolitik.
"Ini kayaknya berdasarkan senioritas ini," ujarnya. (tim tribun)