Begini Mewahnya Rumah Sekretaris Komura Dwi Hariwinarno
Kemegahan rumah memang tampak dari tampilan luar yang didominasi warna putih. Melihat ke dalam, isi rumah tak kalah mewah
Penulis: Christoper Desmawangga |
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Rumah megah yang berada di Jalan Harun Nafsi, Samarinda Seberang, Kota Samarinda, Kalimantan Timur ini milik Sekretaris Koperasi Samudera Sejahtera (Komura) Dwi Hariwinarno.
Dwi merupakan salah satu tersangka kasus dugaan megapungli bongkar muat di Terminal Peti Kemas Palaran, yang nilainya mencapai Rp 6,1 miliar.
Tim Bareskrim Mabes Polri kembali mendatangi rumah mewah tersebut untuk menyita sejumlah aset milik tersangka.
Kemegahan rumah memang tampak dari tampilan luar yang didominasi warna putih.
Melihat ke dalam, isi rumah tak kalah mewah.
Informasi Tribun dari warga yang pernah masuk, di dalam rumah terdapat peralatan fitnes lengkap, dan sejumlah fasilitas lainnya, termasuk kolam renang.
Sayang ruang gerak awak media terbatas untuk dapat menelusuri rumah megah tersebut.
Baca: Tim Mabes Polri Sita 5 Mobil Mewah dari Rumah Sekretaris Komura, Mengapa?
Matrejo (70), warga Perum Komura, yang merupakan mantan pekerja di bawah naungan Komura menceritakan, dirinya sempat ditawari pemilik rumah menjadi petugas keamanan rumah tersebut.
Namun, dia menolak karena rumah tersebut terlalu besar.
Walau rumah itu terpasang sejumlah kamera CCTV di sejumlah titik, namun dirinya tetap menolak, karena merasa tidak sanggup.
"Besar sekali rumah ini, jadi saya tolak bekerja di sini," ungkapnya, Rabu (12/4).
Dia pun cukup hafal isi dari rumah tersebut.
Dikemukakan, di belakang rumah terdapat kolam renang, lalu peralatan fitnes yang kerap digunakan oleh anak tersangka.
Baca: Belum Penuhi Panggilan, Ketua Komura Belum Dimasukkan DPO
Lalu, garasi yang terapat di rumah tersebut, dapat menampung lebih dari tujuh kendaraan roda empat, termasuk kendaraan roda dua. Bahkan, di pekarangan rumah juga terdapat gazebo ukiran kayu, serta satu ring basket.
"Di belakang ada kolam renang, lalu ada alat fitnes, termasuk ada sarang burung walet di atas garasi itu," tuturnya.
Namun, dirinya tidak tahu pasti ada berapa jumlah kamar di rumah itu, dia memperkirakan terdapat lebih tiga kamar, yang jumlah besar-besar.
"Selain sebagai pengurus Komura, dia (Dwi) juga punya usaha pemborong bangunan, bahkan usahanya ini sampai ke Balikpapan. Dia dulunya hanya buruh biasa sama seperti saya, tapi nasibnya berbeda," urainya.
"Orangnya kurang bergaul, tapi setahu saya sejak dulu tidak pernah terlibat masalah. Sudah dua tahun dia tinggal di sini, dulunya rumahnya di Perum Komura juga, jadi sekeluarga tinggal di sini," ungkapnya. (*)