Jalan Kaki dari Pekalongan untuk Naik Haji, ini 6 Fakta Tersembunyi Tentang Khamim Setiawan
Setelah menempuh perjalanan yang panjang dan melelahkan, ia berhasil menggapai Masjidil Haram yang menjadi puncak impiannya selama ini
Dalam kondisi tengah berpuasa, Khamim hanya bisa berjalan di malam hari. Jika kondisi badannya tengah baik, ia bisa menempuh perjalanan sekitar 50 kilometer setiap harinya.
Namun jika ia merasa lelah, Khamim hanya bisa menempuh perjalanan sejauh 15 kilometer.
2. Berangkat bersama dua rekannya
Pada awal perjalanan, Khamim sebenarnya ditemani oleh dua rekannya yang sama-sama berniat untuk naik haji bersama.
Namun kedua orang rekannya itu menyerah sesampainya perjalanan di Tegal, Jawa Tengah.
Tinggallah Khamim seorang diri melanjutkan perjalanan. Ia sempat dua kali jatuh sakit dalam perjalanannya, yakni saat di Malaysia dan India.
Selama perjalanan itu, Khamim hanya menggunakan madu untuk ketahanan tubuhnya.
Baca: Alhamdulilah, Warga Palestina Sudah Bisa Shalat Jumat di Masjid Al-Aqsa
3. Perbekalan minim
Dalam perjalanan menuju ke tanah suci, Khamim hanya membawa perbekalan seadanya.
Barang-barang yang ia bawa antara lain adalah, kaos dan celana, dua pasang sepatu, kaus kaki, pakaian dalam, kantung tidur dan tenda, lampu, telepon pintar dan GPS.
Peralatan tersebut dimasukkannya ke dalam tas carrier yang terpasang bendera merah putih di bagian belakangnya.
Khamim juga mengenakan sebuah kaus bertuliskan "I'm on my way to Mecca by foot".
4. Profesi kontraktor
Cara Khamim untuk naik haji ini terbilang tak lazim. Banyak orang memilih untuk naik pesawat atau alat transportasi lainnya untuk menuju ke Mekkah.