Seninya Menikmati Proses, Kamera Analog Ngetren Lagi, Intip Yuk Tagar Berikut
Meski demikian, ada sebagian orang yang masih rindu dengan proses ruwet nan lawas. Mereka adalah para pehobi kamera film analog.
Baca: Cie, Udah Move On dari Laudya Cynthia Bella, Ini Nih Gandengan Baru Keponakan Wapres
Pertama-tama, mereka tentu harus memiliki kamera analog yang sekarang mulai langka, lantas mengisinya dengan roll film yang juga terhitung jarang di pasaran.
Dalam proses penjepretan, mereka tak bisa ujug-ujug melihat hasilnya seperti ketika menjepret di smartphone atau kamera digital.
Setelah semua roll film habis dipakai untuk mengabadikan momen, barulah bisa dicuci dan dilihat hasilnya. Untuk masuk ke Instagram, hasil cuci foto perlu di-scan terlebih dahulu.
"Tapi justru di situ letak kemewahannya. Pas lihat hasil cucinya, bisa sesuai ekspektasi, melebihi ekspektasi, atau nggak sesuai. Jadinya seru," kata pehobi kamera analog sekaligus founder dari ruang kreatif Saka Space, Fahmy Siddiq, pada KompasTekno.
Seni menikmati proses
Perkara cuci foto juga perlu perjuangan. Anda harus terlebih dahulu mencari dan meriset tempat cuci foto mana yang bisa diandalkan.
"Kalau gue biasanya cuci foto di Soup N Film STC. Jadi kalau lagi di Jakarta aja baru nyuci film. Soalnya kalau di sembarang tempat warnanya suka berubah," kata pehobi kamera analog, Azmi Mudhoffar, yang berdomisili di Malang.
Saat KompasTekno bertandang ke Soup N Film di STC Senayan Jakarta, diketahui bahwa peminat kamera analog memang kembali masif meski tak bisa serta-merta menyamai popularitas kamera digital saat ini.
Rata-rata setiap harinya ada 100-an orang yang datang untuk mencuci foto di Soup N Film.
Mereka harus merogoh kocek sekitar Rp 50.000 untuk mencuci satu roll film dan menunggu hasil cucinya selama 14 hari. (Kompas.com/Fatimah Kartini Bohang)