Bayi Membeku dalam Freezer
Bayi dalam Freezer - Hujatan Bertubi-tubi Terus Menimpa SA, Ini yang Dirasakannya Sekarang
Hujatan-hujatan yang ada di medsos maupun di kalangan masyarakat sampai juga di telinga SA.
Penulis: Junisah |
TRIBUNKALTIM.CO, TARAKAN - Perilaku SA yang menyimpan bayinya di dalam freezer menuai hujatan di media sosial (medsos) maupun di kalangan masyarakat.
Bahkan video rekonstruksi cara melahirkan dengan metode water birth yang dilakukannya pun beredar dan menjadi viral.
Hujatan-hujatan yang ada di medsos maupun di kalangan masyarakat sampai juga di telinga SA.
Mendengar hujatan ini, SA tambah merasa sedih dan sangat menyesali tindakannya.
SA mengaku, ketika melakukan perbuatan tersebut ia merasa tertekan atas nasib anak keduanya apabila dilahirkan.
Ia tidak menginginkan anak kedua yang dilahirkannya tersebut akan bernasib sama dengan anak pertamannya berinisial BC berusia 2,5 tahun, yang tidak memiliki akte kelahiran saat masuk sekolah, karena dirinya menikah siri dengan DO.
Baca: Bayi dalam Freezer - Kisah Cinta SA dan DO Terkuak, Ini Penyebab Mengapa Dirinya Tega Berbuat Keji
Baca: Bayi dalam Freezer - Canggih, Terungkap Cara SA Melahirkan Anaknya tanpa Dibantu Orang Lain
Baca: Bayi dalam Freezer - Jenguk Sang Istri Siri, Suami SA Bawa Ini ke Ruang Tahanan
“Padahal SA sering meminta kepada DO untuk segera membuatkan akte kelahiran bagi BC. Namun kata SA, suaminya ini hanya menjanjikan saja. Tak hanya itu, SA sering kali meminta agar dinikahkan secara resmi dan lagi suaminya bilang tenang saja nanti diurus. Tapi sampai sekarang cuman dijanjikan saja,” ujar psikolog Kota Tarakan, Fanny Sumajaow, Jumat (5/8).
Fanny meminta kepada seluruh masyarakat untuk tidak lagi menghujat SA di medsos. Sebab hujatan di medsos membuat SA semakin sedih.
“Saya minta stop menghujat SA, karena dengan peristiwa ini saja sudah membuat SA semakin tertekan,” katanya.
Awal Pertemuan
Saat dilakukan pemeriksaan kejiwaan terhadap SA, oleh psikolog Kota Tarakan Provinsi Kaltara Fanny Sumajaow, terungkap perjumpaan SA dengan DO.
SA mengisahkan saat pertama kali berjumpa dengan DO hingga mau menjadi istri keempatnya meski hanya dinikahi secara siri.
SA menceritakan awal pertemuannya dengan DO.
Saat itu SA bekerja sebagai sales marketing di sebuah perusahan leasing di Jalan Mulawarman.
Pada saat itu DO membeli sebuah sepeda motor untuk anaknya.
Ia melihat DO yang berumur 54 tahun ini sebagai sosok pria penyayang dan baik hati.
Bahkan saat itu, SA pernah dibelikan sebuah motor oleh DO.
Melihat kebaikan DO, akhirnya SA merasa senang dan bersedia menikah dengan DO meskipun hanya berstatus istri siri.
Pasalnya saat itu juga SA sedang terhimpit dengan kebutuhan ekonomi di keluarganya.
Sebagai sales marketing, SA hanya memiliki gaji antara Rp1.800.000 sampai Rp 2.000.000.
Uang itu tidak cukup untuk membiaya kehidupan sehari-hari dirinya bersama ibu dan seorang adiknya.
Apalagi ayahnya sudah tidak ada.
Alasan terhimpit perekonomian inilah ia pun menerima pinangan DO menjadi istri keempat, karena istri pertama dan kedua telah bercerai dan menjadi madu istri ketiga.
Tiga tahun berumah tangga, SA merasakan segala kebutuhan perekonomiannya dipenuhi sang suami.
Mulai dari rumah, mobil, bahkan dibuatkan usaha seperti butik dan pencucian mobil dan motor.
Hanya saja semua materi yang dimiliknya atas nama DO suami sirinya.
Meskipun begitu, hal itu tidak dipermasalahkan sampai akhirnya April kemarin, anak pertamanya berinisial BC usia 2,5 tahun hendak masuk sekolah.
Ia mendaftarkan anaknya di salah satu PAUD di Tarakan.
Ternyata salah satu syarat daftar anak sekolah harus memiliki akte kelahiran.
“Anaknya ditolak masuk sekolah, karena tidak ada akte kelahiran. Hal ini membuat SA menangis, padahal waktu itu SA sedang hamil, sehingga ini membuatnya stres," tutur Fanny.
Akhirnya SA berbicara dengan DO agar BC dibuatkan akte kelahiran.
Saat itu, suaminya berkata gampang dan bisa diatur.
Baca: Bayi dalam Freezer - Tak Punya Ruang Tahanan, Ini yang Dilakukan Polres Tarakan terhadap SA
Baca: Bayi dalam Freezer - Siapakah Sebenarnya Suami Siri SA? Terungkap, Dia Punya Hobi Mencengangkan
Baca: Bayi dalam Freezer - Terkuak, Alasan SA Mengapa Ia Taruh Anaknya di Lemari Pendingin
Namun, ditunggu-tunggu akte kelahiran juga belum ada.
Tentu saja hal ini membuat SA semakin stres.
"Jadi menurut SA, DO ini hanya menjanjikan saja,” ungkap Fanny, Sabtu (5/8/2017).
Lantaran stres itulah, SA langsung berpikir bagaimana nanti nasib anak keduanya.
Apabila dilahirkan, nasibnya akan sama dengan BC yang tidak memiliki akte kelahiran.
SA pun memiliki keputusan, untuk melahirkan seorang diri tanpa dibantu siapapun, termasuk ibunya.
“Dari hasil tes psikotesnya SA ini memiliki kepribadian introvert atau tertutup. Jadi setiap masalah yang dihadapinya tidak pernah mau diceritakan kepada orang, dan dipendam sendiri oleh SA," kata Fanny lagi.
Hal inilah yang justru membuat SA semakin tertekan dan melakukan perbuatan keji ini dengan penuh kesadaran. (*)