Danlanal Sempat Dag Dig Dug Lihat Aksi Junpur Kopaska, Ini Sebabnya. . .

Enam anggota penerjun tempur (junpur) Kopaska tunai menjalankan misinya.

TRIBUN KALTIM/MUHAMMAD FACHRI RAMADHANI
Enam anggota penerjun tempur (junpur) Kopaska menjalankan misinya. Mereka berhasil mendarat di geladak bawah kapal KRI Teluk Banten yang disimulasikan sebagai Kapal Sipil MT Sangatta. 

Makanya diperlukan ketenangan dan daya konsentrasi bagi setiap penerjun tempur.

Selain parasut yang merupakan nyawa kedua Junpur Kopaska, alam menjadi hal yang tak bisa disepelekan.

Bersahabat dengan alam, kata-kata itu keluar dari mulut anggota Kopaska yang telah menjadi penerjun selama 10 tahun. 

Baca: Petani Ganja di Kukar Punya Langganan, Komunitas Ini yang Sering Beli

"Kami mengandalkan alam, bersahabat dengannya. Bagaimana di udara, mengenali mencoba untuk saling memahami agar bisa menyelesaikan misi dengan sukses," bebernya.

Sementara Danlanal Balikpapan Kolonel Laut (p) Irwan S.P Siagian mengaku sempat khawatir dengan aksi penerjunaan yang dilakukan oleh Tim Junpur Kopaska.

Pasalnya beberapa hari belakang angin di sekitar perairan teluk Balikpapan bertiup kencang, bahkan kecepatannya mencapai angka 10 knot.

"Namun syukurnya, hari ini cuaca bersahabat," katanya.

Kendati demikian, ia tak bisa menyembunyikan rasa was-was ketika ke enam penerjun tersebut beraksi.

Ia mengaku bahkan sempat menahan nafas cukup lama memperhatikan dengan seksama aksi 6 penerjun tersebut.

Namun perasan itu terbayar lunas dengan kelegaan saat semua penerjun berhasil mendarat sesuai dengan apa yang direncanakan. 

"Terjun lalu melakukan pendaratan di atas kapal itu risikonya besar. Harus siap patah. Karena tak menutup kemungkinan bisa nabrak bagian kapal yang keras. Yang parahnya lagi jika jatuh di air bisa mengancam jiwa," ujarnya saat ditemui di Dermaga Semayang Balikpapan. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved