Kecanggihan Jembatan Mahkota II: Mulai Lampu dari Polandia Hingga Sensor dari Amerika
Berupa lampu art thematic, perpaduan Jembatan Suramadu dan Busan North Harbor Korea Selatan.
Penulis: Rafan Dwinanto |
Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Rafan A Dwinanto
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Jika tak ada halangan, Jembatan Mahkota II akan dibuka penuh untuk umum, awal 2018 mendatang.
Diketahui, saat ini Jembatan Mahkota II hanya dibuka terbatas untuk kendaraan pribadi dengan durasi waktu dari pagi, hingga sore hari.
Sekadar informasi, jembatan sepanjang 1,4 km ini belum bisa dioperasionalkan secara penuh lantaran belum dilengkapi fasilitas penerangan dan sensor untuk mengukur tegangan kabel.
Saat ini Pemkot Samarinda sudah mendapatkan pemenang lelang yang akan mengerjakan pemasangan lampu dan sensor, tersebut.
Best partner Philips, PT Karya Langgeng Abadi, selaku pemenang tender pemasangan lampu, nantinya akan memberi bonus.
Yakni berupa lampu art thematic, perpaduan Jembatan Suramadu dan Busan North Harbor Korea Selatan.
Perwakilan PT Karya Langgeng Abadi (best partner Philips) Lukman menyampaikan pemasangan lampu art thematic perpaduan jembatan Suramadu dan Busan North Harbor Korea Selatan.
“Pemasangannya memakan proses 2 bulan. Namun untuk lampunya proses pemesanannya 2 hingga 3 bulan. Saat ini, lampu dan komponen perangkatnya dalam proses pabrikasi di Polandia. Jadi untuk lampu seni ini, masih belum bisa langsung dipasang,” terang Lukman.
Akan tetapi lanjut Lukman, sambil menunggu proses pabrikasi dan pengiriman, akan dilakukan instalasi dan pemasangan lampu PJU selama 2 bulan.
“Untuk lampu PJU, mulai hari ini sudah start. Kita hari ini melaksanakan pekerjan pondasi tiang sambil nunggu tiangnya datang. Untuk lampu PJU sudah ready,” jelas Lukman.
Menurutnya, untuk pekerjaan lampu Art thematic ditarget November tahun ini, dan Desember sudah selesai.
Sementara, Konsultan Proyek Jembatan Mahkota II, Taufik Reynaldi memaparkan fungsi sensor untuk mengetahui tegangan-tegangan yang terjadi pada kabel.
“Tim Komisi Keselamatan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ) Kementerian PUPR mensyaratkan pemasangan alat sensor pada kabel guna mengetahui secara dini tegangan yang terjadi pada kabel-kabel jembatan. Segingga, cepat mengantisipasi jika ada kabel yang mengalami over stress akibat lalu lintas,” urai Taufik.
Untuk jenis alat sensor, lanjut Taufiq, sesuai dengan rekomendasi dari tim KKJTJ menggunakan Elasto Magnetic (EM) sensor.
“EM ini memiliki akurasi lebih baik dibandingkan alat sensor lainnya dan bisa dipasang setelah final stressing atau setelah jembatan selesai dibangun. EM ini juga digunakan di jembatan Suramadu dan jembatan Merah Putih di Ambon,” bebernya.
Taufik menargetkan, pemasangan selesai bulan Oktober. Menurut Taufiq, pemasangan sensor memakan waktu dua pekan. Kemudian dilanjutkan uji coba beban selama dua pekan pula.
Pekerjaan pemasangan sensor tersebut, dijadwalkan di pekan kedua September.
"Saat ini alatnya masih dalam pabrikasi di Amerika. Khusus jembatan kita, alat ini akan dipasang langsung oleh pihak penemu alat EM Sensor Paul Sumitro MBA, PhD, PE dari Smartsensys USA,” ungkap Taufik. (*)