Status Sekolah Terpencil Akan Direvisi, Guru Berpenghasilan Ganda Bakal Gigit Jari
Tahun 2017 ini, Kabupaten Bulungan tidak mendapatkan alokasi Guru Garis Depan (GGD) untuk tingkat SD dan SMP.
Penulis: Doan E Pardede |
"Jadi guru di terpencil itu sebenarnya cukup besar pendapatannya. Tunjangan khusus itu 1 bulan gaji. Kemarin ada yang menerima sampai Rp 4,4 jutaan tunjangan khususnya. Ini belum lagi ditambah TPP (Tunjangan Tambahan Penghasilan dari Pemkab Bulungan), sertifikasi profesi," ujarnya.
Namun perlu diketahui, kata dia, saat ini, pihaknya tengah merevisi daftar sekolah-sekolah yang masuk kategori terpencil.
Sebanyak 83 guru tadi, masih menggunakan data desa di Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes) tahun 2000an lalu.
Otomatis, kata dia, seiring dengan perkembangan pembangunan, kondisi sekolah-sekolah saat ini sudah sangat jauh berbeda.
Dan hingga saat ini, sudah ada beberapa sekolah diantaranya sekolah di Kecamatan Sekatak dan Tanjung Selor, yang sudah dihapus dari kategori terpencil.
"Dulu sekolahnya terpencil, sekarang nggak lagi. Akses jalan sudah bagus, listrik sudah ada. Akan kita revisi," jelasnya.
Jika tak lagi menyandang sekolah terpencil, otomatis tunjangan yang sebelumnya diterima guru akan dihentikan.
"Contoh yang sebelumnya menerima di Baratan, sekarang nggak lagi. Kita alihkan ke Long Beluah," ujarnya.
Dan perlu diketahui juga, kata dia, revisi ini tidak lantas membuat jumlah penerima yang sudah ada menyusut.
Jumlah penerima ini didasarkan pada usulan yang disampaikan Pemkab Bulungan, yang kemudian disetujui oleh Pemerintah Pusat.
Disatu sisi kata dia, semakin banyak penerima memang akan membantu kesejahteraan para guru di daerah terpencil.
Namun di satu sisi lagi, Pemkab Bulungan juga pastinya tidak ingin bahwa masih banyak wilayahnya yang masih masuk kategori terpencil.
Hal-hal seperti ini menurutnya juga jadi pertimbangan penting dalam menyampaikan usulan kepada Pemerintah Pusat.
"Jadi nggak harus berkurang, bisa saja bertambah," ujarnya. (*)