Viral di Medsos

Anggota DPRD Ini Dapat Perlakuan Kasar dari Petugas Imigrasi Malaysia, Simak Kisahnya Mengaduk Emosi

Ratna Sitepu menceritakan bagaimana pengalaman buruknya ketika akan memasuki Malaysia. Petugas menunjuk wajahnya dan berkata kasar

Facebook
Ratna Sitepu 

TRIBUNKALTIM.CO - Bisa dibilang banyak dari kalangan warga Indonesia yang pernah berpelesir ke negara tetangga yaitu Malaysia dan Singapura.

Selain letaknya yang berdekatan dua negara tetangga tersebut memiliki keunikannya sendiri yang mampu menarik minta wisatawan Indonesia untuk datang berkunjung.

Sebelum memasuki negara orang, tentu saja kita sebagai warga asing diwajibkan untuk memeriksakan paspor di bagian imigrasi negara yang kita tuju.

Baca: Syok Setelah Melahirkan, Bayi Ini Nyaris Dibuang, Kejadian Selanjutnya Mengharukan

Menunggu di antrean imigrasi memang terkadang menjengkelkan apalagi barisannya panjang dan mengular.

Nah, berkaitan dengan antrean imigrasi berikut ini terdapat curhatan viral seorang wanita asal Medan.

Melalui media sosial Facebook, dengan akun Ratna Sitepu menceritakan bagaimana pengalaman buruknya ketika akan memasuki Malaysia.

Baca: Lihatlah Air Mata Rifda, Atlet Muda Ini Sumbang Medali Emas untuk Indonesia, Bikin Haru

Singkat cerita, sebelum mengunjungi Malaysia, Ratna beserta kakak, menantu dan keponakannya ini lebih dahulu liburan di Singapura.

Sebelum memutuskan untuk langsung pulang ke Medan via Singapura, rupanya suami yang sedang ada kerjaan di Kuala Lumpur, meminta Ratna bertandang ke Malaysia.

"Kebetulan suami ada kerjaan di KL, doi meminta kami menyusul saja dari Singapore ke KL supaya bisa pulang ke Medan bersama sama," tulis Ratna.

Baca: Duh, Kelakukan Mantan Model Playboy Amanda Cerny Selama di Indonesia Ternyata Begini

Untuk menjangkau Malaysia terdapat beberapa alternatif transportasi yang bisa digunakan.

Selain jalur udara menggunakan pesawat terbang, terdapat jalur darat yang ditempuh menggunakan kereta api dan bus.

Awalnya Ratna beserta rombongan ingin menggunakan kereta namun karena sistem tiket online kereta yang eror membuat ia memutuskan untuk menempuh perjalanan menggunakan bus.

"Akhirnya setelah berembuk dengan yg lain kami memutuskan naik bus. Selain karena jdwlnya yang bervariasi, busnya juga bus konsorsium yang gede dan bagus. Jadilah kami membeli 4 tiket bus jam 10 Malam(butuh wkt hampir 6jam ke KL dr Sing menggunakan bus)
Sengaja diambil malam, supaya kami bisa tidur dan istirahat di jalan," ungkapnya.

Baca: Inilah 8 Aset Properti Bos First Travel selain Rumah Mewah di Sentul City

Rupannya dari perjalanannya via bus ini ia mendapatkan perlakuan sangat tidak simpatik dari petugas imigrasi Malaysia.

Sejitar pukul 11 malam waktu Malaysia, bus berhenti di loket pemeriksaan Johor Bahru, perbatasan Singapura dan Malaysia.

Dari situ seluruh penumpang bus diminta turun untuk pemeriksaan paspor.

Baca: VIDEO - Debutan Baru di Liga Champions 2017-2018, Inilah Hasil Undiannya

"Kami diminta turun utk cap pasport keluar. Masih terkantuk2 kami turun. Saya sempat bertanya ke supir
" bag perlu dibawa enggak?" Kebetulan saya hanya membawa tas sandang dan sebuah ransel. Supirnya bilang tidak usah. 5 menit proses cap paspor keluar Singapore kami kembali ke bus. 10menit bus berjalan, bus memasuki check poin Johor bahru Malaysia. supirnya meminta kami turun," tulisnya.

Karena merasa ransel yang ia bawa tidak perlu dibawa, maka Ratna sengaja meninggalkannya di dalam bus.

Namun tas ransel itulah yang menjadi penyebab perlakuan kasar menimpanya.

Baca: Lihatlah Air Mata Rifda, Atlet Muda Ini Sumbang Medali Emas untuk Indonesia, Bikin Haru

Seorang petugas imigrasi wanita bernama Azizah sempat menanyakan Ratna apakah membawa tas.

Karena meninggalkannya di dalam bus, Ratna pun diminta untuk mengambilnya terlebih dahulu sebelum paspor dicap.

"Saya tergopoh gopoh keluar mencari bus. Diikuti kk dan keponakan. Eh, busnya melaju pelan. Kami pun cepat2 lari ngejar. Di belakang kami 2 orang petugas imigrasi ikut mengejar," ungkap Ratna.

Nahas, aksi Ratna dan keponakannya mengejar bus ternyata ditanggapi lain oleh petugas imigrasi.

Baca: VIDEO - Rupanya Ricuh Laga Indonesia VS Kamboja Dipicu Gerakan Vulgar Marinus, Warganet Kecewa

Ratna dikira ingin kabur tanpa menyelesaikan urusan administrasi di bagian imigrasi.

Sontak seorang petugas imigrasi pria naik pitam dan langsung meneriaki Ratna, berikut percakapannya.

"Heii.. heeii!! Mau kemana....?"
Dengan nafas tersenggal saya menunjuk bus sy di dlm.
" ngambil bag pak, ketinggalan di bus.."
" pasport mana..?"

" ada sm ibu azizah di dalam. Beliau suruh saya ambil bag dan balik lagi..." jawab saya. Kakak dan keponakan berhasil mengambil ransel dan menyerahkan kepada saya
" lain x jangan lari2 gitu. Kami pikir you nak melarikan diri.."
" yaa.. namanya busnya jalan pak.. kalau parkir saya enggak ngejar. Maaf ya pak, maklum ini baru pertama x kami baik bus." Jawab saya meminta maaf. 2 org petugas imigrasi mengawal kami kembali ke dalam. Saya kembali ke loket bu azizah. Sempat di tanya
" kerja di malaysia?"

" enggak bu.. saya kerja di Medan" dia membolak balik pasport saya.
Setelah selesai nge-cap, saya berjalan ke arah custom. Ada sekitar 7 loket disitu. Di loket paling pojok,kakak dan keponakan masih tertahan

" kutunggu di depan." bisik saya melambaikan tangan. Kakak saya mengangguk dan tersenyum lebar.
Eh tiba2 petugas imigrasi di depannya menggebrak meja dan berseru,
" kau pikir ini lakon kah!! Kenapa kau ketawa2..?" Saya yang mendengar sampai kaget dan berhenti. Kakak saya bengong, menatap saya seakan minta bantuan. Eh petugas balik badan dan menunjuk saya
" kau keluar...! Keluaar!"

Waah... dagu saya terangkat tegak. Saya mndekatinya dan berkata
" bapak mohon maaf, ini pertama x kami naik bus. Jadi tadi tidak paham bahwa bag harus dibawa.."
Dia berdiri. " aku cakap kau pigi keluar! Kau dengar tidak!" Dia berdiri berkacak pinggang, jarinya menunjuk muka saya. Saya menatapnya tajam, berdiri tegak.

" ya pak, saya mohon maaf.. saya dengar.."
Eh, dia membuang pasport kakak saya dan berteriak.
" saya tak akan layan kau orang! Sampai lagi kau org tunggu sini. Mau apa,, haa...!!?!!" Dia keluar dari loketnya. Berjalan masuk. waahh, darah militer saya mulai panas. Saya ikuti dia dan dia balik badan. " kau dengar tidak aku cakap apaaa!! Kau keluar! Haaa! " dia menatap saya emosi. tangannya terkepal menunjuk saya. Beberapa temannya dtg mengerumuni. Ada yang menyeletuk
" iya dia orang tak punya tiket balik medan."

Mendapatkan perlakuan kasar seperti itu membuat Ratna naik pitam, namun lantaran berada di negara orang lain ia pun mencoba untuk tetap tenang.

Wanita yang diketahui merupakan anggota DPRD Kota Medan dari fraksi Hanura ini pun akhirnya mengungkapkan identitasnya ke petugas.

"Anda dr td marah2 trs, skrg izinkan saya bicara. Saya Ratna Sitepu. Saya 'DUN' di Kota Medan. Kami dtg ke malaysia ini bukan utk mencuri uang di negara Anda. Kami dtg justru mau menyumbang uang utk negara anda. Lha kenapa kalian melayani kami spt ini" saya letakkan pasport saya diatas meja.

" coba anda cek pasport saya, cek nama saya di google. Apa kalian pikir sy kriminal? Dr td saya sangat sangat sabar di bentak bentak begitu. Kalau kalian org malaysia dtg ke Indonesia, kami layani kalian ramah dan sopan,bukan spt kalian yg kasar begini. " mata saya mulai panas. Dia diam, mungkin kaget juga. Rekannya yg lain bungkam. Saya sangat marah. Saya merasa dijebak mereka. Dijadikan bulan bulanan dan cemoohan pengusir kantuk mereka di tgh mlm.

Apa begini mereka memperlakukan saudara sadara saya yang lain?
" tak apa anda tak mau layan kami, kembalikan pasport kakak saya. Kl yg lain pun tak mau melayani, saya laporkan kejadian ini. Saya akan bikin aduan. Kalian punya CCTV kan? "

Usai Ratna mengancam ingin mengusut permasalahan ini ke arah yang serius, petugas imigrasi itu pun kemudian terdiam dan terbata-bata.

"Ibu... ibuu jangan marah marah... enjoy your time di Malaysia," ujar seorang petugas imigrasi yang kemudian berubah bersikap ramah.

Ratna pun merasa sudah hilang selera dan berusaha mendinginkan hati dan beranjak pergi.

"Saya yang masih gondok hanya bisa menghela nafas dan mencoba sabar walau mulut saya rasanya masih gatal pengen ngomel lagi. Berusaha mendinginkan hati, mungkin saja si Aslan itu kecapekan nge-cap pasport orang yang masuk ke negaranya. Atau mungkin juga sedang kesal karena tim badminton beregu putra unggulannya kalah dari Tim Indonesia 3-0. Atau mungkin dia pikir dengan dandanan ala backpacker begini saya tki liar yg mencari peruntungan di negaranya.. sudahlah, saya mencoba menenangkan hati. Pasport kakak dan keponakan saya diserahkan kembali, sudah di cap."

Paspor Ratna usai dicap
Paspor Ratna usai dicap (Facebook)

Baca: Syok Setelah Melahirkan, Bayi Ini Nyaris Dibuang, Kejadian Selanjutnya Mengharukan

Setelah urusan pengecapan paspor selesai, Ratna beserta rombongan kembali ke bus.

Ketika masuk ke dalam bus, seluruh penumpang dan supir menatap mereka dengan wajah prihatin.

"Sebagian warga negara Malaysia, sebahagian warga Singapore. Supir berkulit hitam legam dengan tatapan tak senang bertanya,
" Ape pasal? Kami dah pun tunggu awak hampir 30 minit. "
".. ooogh... itu petugasnya, macam puk*mak.." jawab saya dgn logat Medan kental
Dia bengong. Entah paham entah tidak.
Saya tak lagi peduli,"  tulis Ratna mengakhiri curhatanya

Sejak diunggah beberapa jam yang lalu curhatan berisi kekesalan Ratna ini pun mendapatkan beragam respons dari kalangan netizen.

Rupanya tak hanya Ratnam beberapa netizen pun rupanya pernah mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan ketika berurusan dengan petugas imigrasi Malaysia.

Erwin Ulixh Gabe: "Sudah pernah merasakan juga aku broo wkwkwkkw"

Hidayat Hasibuan: "Saran saya, jangan menggunakan bahasa Indonesia di Malaysia dan Singapore.
Pakailah Bahasa Inggeris. Mereka akan tunduk bagaikan kongsi kepada tuannya. Selamat Mencoba."

(Tribunkaltim/ Kay)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved