Properti

Tanjung Selor Backlog 45 Ribu Unit Rumah dan Tarakan 35 Ribu Unit, Ini Tanggapan Apersi

Kekurangan hunian atau backlog di Kalimantan Utara mencapai puluhan ribu unit rumah.

HO/DPD APERSI KALTARA
Rumah tapak dalam proses pembangunan di Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan. 

Laporan Wartawan Tribun Kaltim Muhamad Arfan

TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG SELOR - Kekurangan hunian atau backlog di Kalimantan Utara mencapai puluhan ribu unit rumah.

Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Aosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Provinsi Kalimantan Utara, Mustika Darma, mengatakan, Kota Tanjung Selor saja mengalami backlog sebanyak 45 ribu unit.

Sedang Kota Tarakan dengan jumlah penduduk yang paling padat backlog sebanyak 35 ribu unit hunian.

"Ini belum angka masyarakat yang belum memiliki rumah sepertu usia produktif atau yang baru menikah," kata Mustika Darma, Selasa (19/9/2017) saat disua Tribun, di Sekretariat DPD Apersi Kalimantan Utara, Jalan Sengkawit, Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan.

Mustika Darma, Ketua DPD Apersi Kaltara.
Mustika Darma, Ketua DPD Apersi Kaltara. (TRIBUN KALTIM/MUHAMMAD ARFAN)

Dari 24 pengembang di bawah naungan DPD Apersi Kalimantan Utara, baru 4 pengembang yang aktif bergerak.

Ialah PT Bangun Persada ditarget membangun 84 unit rumah di Jalan Manunggal, PT Marantika Abadi yang baru akan menggarap lahan hunian seluas 3,7 hektare di kilometer 2.

Ada juga PT Sukses Mandiri Perkasa yang akan membangun 132 unit di lahan seluas 50 hektare di kilometer 6.

"Ada juga rekan yang akan mengembangkan hunian di kilometer 9, yang saat ini masih fokus untuk menyiapkan lahan," tuturnya.

Mengurai backlog, mustahil bisa diwujudkan dalam lima tahun ke depan. pasalnya sebagian besar pengembang di bawah Apersi kata Darma (sapaan akrabnya) terkesan "malu-malu" membangun karena faktor permodalan.

"Memang anggota Apersi sudah banyak. Tetapi itu ciri khasnya, kontraktor yang berkecimpung di proyek pemerintah. Jadi belum mau bergerak aktif di sektor perumahan ini. Sehingga dia merasa, kalau perumahan tidak ada untungnya," tuturnya.

Padahal secara eskalasi dan berdasarkan data Badan Pusat Statistik kata Darma, bisnis properti perumahan merupakan peluang bagus bagi pengembang.

Empat pengembang yang aktif sekarang, lanjutnya, belum bisa memenuhi 45 ribu kebutuhan hunian di Tanjung Selor.

"Empat pengembang ini belum bisa membangun 45 ribu unit. Sementara 100 unit saja, kita butuh waktu setahun," ujarnya.

Darma mencontohkan, tahun lalu Apersi membuka permohonan perumahan 250 unit.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved