Kebakaran
Ada Kebakaran Jangan Cuma Ditonton, Ini yang Dibutuhkan Pemadam Agar Api Cepat Mati
Petugas kebakaran pun kerap kesulitan untuk dapat masuk ke lokasi terjadinya kebakaran, akibat banyaknya warga yang mendekat ke lokasi kebakaran.
Penulis: Christoper Desmawangga |
Laporan wartawan tribunkaltim.co, Christoper D
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Musibah kebakaran kerap menimpa warga di kota Tepian (sebutan Samarinda).
Tak jarang, dalam sehari bisa terjadi kebakaran lebih dari satu kejadian.
Petugas kebakaran pun kerap kesulitan untuk dapat masuk ke lokasi terjadinya kebakaran, akibat banyaknya warga yang mendekat ke lokasi kebakaran.
Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Samarinda, melalui Kabid Pencegahan, Makmur Santoso menjelaskan, kehadiran warga yang datang hanya menonton kejadian, sangat menghambat tugas pemadam.
"Sangat mengganggu, apalagi banyak yang datang, lalu parkir motor sembarang, itu yang membuat mobil pemadam terhambat," ungkapnya, Sabtu (23/9/2017).
Lanjut dia menjelaskan, pihaknya pun sangat berterima kasih kepada warga yang turut membantu memadamkan api.
Pasalnya, petugas cukup kewalahan dalam memadamkan api.
"Cukup kewalahan, paling tidak warga membantu menarik selang, angkat mesin, itu lebih membantu, dari pada datang hanya nonton dan foto-foto saja," tuturnya.
Baca: Warga Kutim Gagal Pulang Kampung, Ditangkap Saat Sedang Menunggu Barang dari Balikpapan
Baca: Mistis, Begitulah Kesan Skid Row Tentang Borneo, Setelahnya? Inilah yang Mereka Rasakan
Baca: Oh. . . Ini Sebabnya Tubuh Orang Indonesia Lebih Pendek Ketimbang Eropa
Baca: Dari Grebeg Tumpeng hingga Berbagi Jenang, Inilah Perayaan 1 Suro di Banyuwangi
Baca: Untuk Wartawan yang Dinamis, Cocok Nih Punya Furnitur Kerja Kayak Gini
Baca: Rencana Makan di Luar? Berikut Daftar Restoran, Bar, dan Kafe Terbaik di Jakarta
Baca: Sulit Hamil Padahal Semuanya Oke? Jangan Lakukan yang Nomor 8 Ya. . .
Selain banyaknya warga yang berada dilokasi kejadian, kendala lainya yang dihadapi petugas pemadam, yakni akses jalan masuk ke titik api.
Selama ini, kebakaran kerap terjadi dikawasan padat pemukiman, yang jalan masuknya tidak bisa lewati mobil pemadam.
"Mobil dengan titik api cukup jauh, memang harus ada pembenahan tata bangunan di Samarinda," tuturnya.
Dia juga menilai, setiap kelurahan maupun RT, harus memiliki wadah penampungan air, yang sewaktu waktu dapat digunakan petugas untuk memadamkan api.
"Setiap petugas yang datang pasti membawa air, namun kalau api cukup besar, tentu dibutuhkan air tambahan, makanya tak jarang petugas menyedot air di parit, karena tidak ada penampungan air," urainya.
Sejauh ini, sejak awal tahun 2017, telah terjadi sekitar 50 kasus kebakaran.
Namun, diperkirakan kasus kebakaran ditahun ini mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.
"Ada penurunan tahun ini, semoga saja tidak ada kebakaran. Warga juga harus antisipasi setiap kemungkinan penyebab kebakaran," tutupnya. (*)