Dilarang Tayang di Televisi, Ini 4 Film Soal PKI yang Bisa Ditonton, Ada yang Raih Penghargaan
Pemutaran film Pengkhianatan G30S/PKI rupanya telah dilakukan di beberapa daerah. Ratusan orang telah menonton bersama film sejarah tersebut.
TRIBUNKALTIM.CO - Pemutaran film Pengkhianatan G30S/PKI rupanya telah dilakukan di beberapa daerah.
Ratusan orang telah menonton bersama film sejarah tersebut.
Diketahui selama era orde baru, semua warga tak terkecuali para pelajar diwajibkan menonton film ini.
Baca: Mencekam, Video Kilas Balik Suasana Meletusnya Gunung Agung Tahun 1963 Ini Tewaskan Ribuan Warga
Tapi tahukah anda, selain film Pengkhianatan G30 S/PKI, masih ada film lainnya yang bertemakan PKI yang bisa kamu tonton.
Dua diantaranya merupakan fim dokumenter dan mendapatkan penghargaan internasional.
Berikut 4 film soal PKI yang bisa kamu tonton:
Jagal (The Act of Killing'') adalah film dokumenter karya sutradara Amerika Serikat Joshua Oppenheimer.
Film dokumenter yang dirilis tahun 2012 ini menyorot bagaimana pelaku pembunuhan anti-PKI yang terjadi pada tahun 1965-1966 memproyeksikan dirinya ke dalam sejarah untuk menjustifikasi kekejamannya sebagai perbuatan heroik.
Tokoh utama ini adalah Anwar Congo, salah satu tokoh masyarakat di Medan.
Mereka membantu tentara membunuh lebih dari satu juta orang dalam waktu kurang dari satu tahun.
Dalam Jagal, Anwar dan kawan-kawan bersepakat untuk menyampaikan cerita pembunuhan tersebut kepada sutradara.
Tetapi idenya bukanlah direkam dalam film dan menyampaikan testimoni untuk sebuah film dokumenter.
Baca: Ular, kera dan Binatang Buas Sudah Turun ke Pemukiman, Tanda-tanda Gunung Agung Mau Meletus
mereka ingin menjadi bintang dalam ragam film yang sangat mereka gemari pada masa mereka masih menjadi pencatut karcis bioskop.
Sutradara menangkap kesempatan ini untuk mengungkap bagaimana sebuah rezim yang didirikan di atas kejahatan terhadap kemanusiaan, yang belum pernah dinyatakan bertanggung jawab, memproyeksikan dirinya dalam sejarah.
Film Jagal memperoleh berbagai penghargaan, diantaranya Film Dokumenter Terbaik pada British Academy Film and Television Arts Awards 2013 dan nominasi Film Dokumenter Terbaik pada Academy Awards ke-86.
2. Senyap
Film Senyap merupakan film pendukung dari film Jagal.
film yang juga disutradarai oleh Joshua Oppenheimer diluncurkan pada 2014.
Senyap menyoroti kisah Adi, seorang penyintas dan keluarga korban yang menghadapi kenyataan ketika dirinya dan keluarganya dituduh sebagai bagian dari PKI.
Walaupun tema sentralnya sama, film ini berbeda dengan film Jagal yang menyoroti sisi pelaku pembantaian.
Film Senyap pertama kali diputar di Indonesia pada 10 Desember 2014 secara serentak di berbagai kota, sebagai bagian dari peringatan Hari HAM Sedunia.
Seperti film pendahulunya, Jagal, film Senyap juga masuk nominasi Oscar untuk kategori Film Dokumenter Panjang Terbaik.
Film Senyap adalah film produksi Indonesia pertama yang masuk dalam nominasi Oscar.
3. Pulau Buru Tanah Air Beta
Film ini merupakan karya sutradara Rahung Nasution.
FIlm ini bercerita soal bekas tahanan politik (tapol) Pulau Buru.
Cerita berpusat pada seorang sastrawan anggota LEKRA (Lembaga Kebudayaan Rakyat) bernama Hersri Setiawan yang bernostalgia kisahnya hidup di Pulau Buru sebagai tapol.
Ia adalah sastrawan yang saat itu karyanya tak diakui pemerintah.
Di sepanjang film, kita juga akan sekaligus menikmati puisi-puisi karya Hersri - yang baru menerima pengharagaan "Inspirasi Perjuangan HAM bagi Generasi Muda" dari Universitas Gadjah Mada.
Baca: Kumpulan Video Netizen Tentang Kondisi Sekitar Gunung Agung Sekarang, Sampai Ada yang Kesurupan
Di Pulau Buru, selama jadi tahanan politik, Hersri tak pernah berniat kabur.
Pilihan yang ia tetapkan untuk dirinya adalah dibebaskan atau mati dipenjara - dengan tetap merawat harapan untuk pulang. Baginya Pulau Buru merupakan pengharapan.
Dalam film tersebut diceritakan interaksi antara warga lokal, pendatang dan juga para tahanan politik.
Para transmigran menyebut bahwa mereka mengenal para tahanan politik dan menyebut mereka warga yang baik.
Di dalam film, kita dibawa menikmati Pulau Buru dengan langit yang biru, sekaligus menyaksikan perjalanan Hersri juga teman sesama eks tapol Pulau Buru, Tedjabayu. Mereka mengunjungi suatu gedung kesenian yang dibangun oleh para tapol semasa berada di Pulau Buru.
4. The Year of Living Dangerously
Mungkin, film ini adalah film satu-satunya yang bertemakan soal PKI yang dibintangi oleh aktor Hollywood.
film drama romantik buatan Australia yang menceritakan kisah petualangan seorang wartawan Australia yang ditugaskan meliput situasi di Jakarta/Indonesia pada tahun 1965, sebelum hingga saat G30S.
Karya layar lebar ini didasarkan pada novel Christopher Koch berjudul sama dan disutradarai oleh Peter Weir, berkewarganegaraan Australia, dan dirilis pada tahun 1982.
Film ini dibintangi oleh artis-artis terkenal seperti Mel Gibson (sebagai Guy Hamilton), Sigourney Weaver (sebagai Jill Bryant), dan Linda Hunt (sebagai Billy Kwan).
Melalui perannya di film inilah Mel Gibson terangkat namanya di panggung sinema dunia.
Baca: Mencekam, Video Kilas Balik Suasana Meletusnya Gunung Agung Tahun 1963 Ini Tewaskan Ribuan Warga
Aktris Linda Hunt, yang berperan sebagai kontak Guy Hamilton, dianugerahi penghargaan untuk Aktris Pendukung Terbaik pada Perayaan Academy Award tahun 1983.
Peran Sukarno dilakonkan oleh Mike Emperio.
Pembuatan film ini dilakukan di Filipina, setelah sebelumnya permohonan untuk syuting di Indonesia tidak dikabulkan.
Judul film, The Year of Living Dangerously, merujuk pada judul pidato kenegaraan Presiden Soekarno tanggal 17 Agustus 1964, "Tahun Vivere Pericoloso", yang dikenal dengan singkatan TAVIP.
Artikel ini telah dimuat Tribun Bogor dengan judul, Tak Cuma Film G30S, Ini 4 Film Soal PKI yang Bisa Ditonton, Salah Satunya Diperankan Artis Hollywood