Menyayat Hati! Kisah Kasih tak Sampai Kapten Pierre Tendean, Hingga Utang Merayakan Ulang Tahun Ibu

Usianya masih sangat muda saat menjadi korban G30S/PKI, ia juga memiliki paras yang tampan

Suami saya bahkan ditodong dengan senjata ketika memasuki rumah Pak Nas. Pierre tidak ada. Kata salah seorang penjaga, Pierre dan Pak Nas sedang pergi bertugas.  

Jadi suami saya pun pulang sendiri ke Semarang. Begitu penuturan Ny. Roos Jusuf Razak, adik Kapten Anumerta Pierre Tendean.

Ternyata hari itu terjadi suatu kudeta oleh PKI, yang kemudian dikenal sebagai G30S/PKI. Beberapa orang jenderal, dan juga Pierre, menjadi korban keganasan mereka.

Baca: Siapa Sosok Dibalik Penghentian Tayang Film G30S/PKI? Netizen Tanya ke Akun Twitter TNI AU

Berikut ini cerita kakak Pierre, Mitzi.

Sementara itu kami sekeluarga di Semarang tentu saja resah, karena Jenderal Nasution merupakan salah seorang yang diincar oleh manusia-manusia haus darah itu.  Saya berusaha mencari informasi ke sana-kemari.
Pada tanggal 2, 3 dan 4 Oktober radio mulai menyiarkan secara lebih jelas apa yang sebenarnya telah terjadi.

Menurut berita, yang menjadi korban tujuh orang. Salah seorang di antaranya adalah Lettu CPM Pierre Tendean.

Walaupun nama adik saya disebut, saya masih belum yakin 100%, karena adik saya bukan dari CPM, tetapi Zeni.

Tak lama kemudian telepon berdering. Jenderal Suryo Sumpeno mengabarkan Pierre sudah tiada. Meledaklah tangis kami.

Pierre dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Bersama enam perwira korban Gerakan 30 September lainnya, ia ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi Indonesia pada tanggal 5 Oktober 1965.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved