Duh, Pak Camat Akui Warganya Makin Sejahtera, Sayang Sumbernya Masih Ilegal
Dia sendiri mengaku sudah sering berdebat dengan Badan Pusat Statistik (BPS) seputar data yang digunakan.
Penulis: Doan E Pardede |
Laporan Wartawan Tribunkaltim.co, Doan Pardede
TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG SELOR - Camat Sekatak, Sapri, menjadi salah seorang peserta yang paling semangat menyuarakan pemutakhiran data penduduk miskin, khususnya yang ada di Kabupaten Bulungan.
Dalam Rapat kordinasi (Rakor) Penanggulangan Kemiskinan se-Kaltara di kantor Bupati Bulungan, Jalan Jelarai, Tanjung Selor, Rabu (27/9/2017), Sapri menyebut bahwa di wilayah yang dipimpinnya, ketidaksesuaian penerima bantuan untuk warga miskin kerap menuai persoalan.
Baca juga:
LIVE STREAMING - Sporting Lisbon VS Barcelona, Tom Catalan Perlu Mainkan Sepakbola Terbaik
Miris, Gara-gara Cedera, Mantan Pemain Timnas Indonesia Alih Profesi jadi Satpam
LIVE STREAMING - PSG VS Bayern Muenchen, Adu Pintar 2 Pelatih
Wow, Jalan Kian Terbuka, Egy Maulana Bakal Berkarier di Benua Biru
Jadwal Lengkap Liga Champions 28 September Dinihari, Menanti Laga 2 Raksasa Eropa
LIVE STREAMING - PSM Makassar VS Persipura Jayapura, Tak Disiarkan TV Nasional
Duet Maut Ronaldo-Bale Akhiri Tren Negatif Madrid, Inilah Hasil Liga Champions
Rakor ini sendiri berbicara seputar Mekanisme Pemuktahiran Mandiri (MPM) dan Pemutakhiran Basis Data Terpadu (PBDT) by Name by Address, kaitannya dengan percepatan kesejahteraan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
Selama ini, papar Sapri, bantuan untuk warga miskin untuk warga di Kecamatan Sekatak, kerap tidak tepat sasaran.
Dia sendiri mengaku sudah sering berdebat dengan Badan Pusat Statistik (BPS) seputar data yang digunakan.
Baca juga:
Rita Widyasari Tersangka - Begini Respon Warga Terkait Status Sang Bupati, Ada yang Masih Sangsi
Foto Wajah Messi Penuh Darah Beredar, Ibunya Menangis, Keluarga Ancam Lapor Polisi
Polisi Sesalkan Foto Messi Terunggah di Medsos, Admin dan Warganet Diminta Tak Unggah Korban
Halisyah Sebut Messi dan Neneknya Tak Akan Kembali, Ini Jalan yang Ditempuh Keluarga Korban
Diperpanjang Masa Pendaftaran Panwascam Wilayah Kecmatan di Paser
Inilah Jadwal Pemasangan Sensor Kabel Jembatan Mahkota II
Rita Widyasari Tersangka - Ini Hasil Rapat Partai Golkar Tentang Status Calon Gubernurnya
Oleh karena itulah, Sapri mengaku sangat menyambut baik program MPM dan PBDT yang dilaksanakan oleh TNP2K ini.
Sapri mengakui, beberapa tahun terakhir atau tepatnya sejak ada tambang emas beroperasi, kesejahteraan warga di Kecamatan Sekatak perlahan meningkat.
Dan menurutnya, warga-warga ini sudah sangat layak dikeluarkan dari kategori miskin. Untuk itulah, data warga miskin ini sangat perlu dimutakhirkan.
"Kegiatan yang paling kelihatan menaikkan kesejahteraan masyarakat itu memang tambang emas. Cuma sayangnya, masih ilegal," ujarnya.
Dia berharap, agar kedepannya ada solusi untuk masalah tambang emas ilegal ini. Salah satunya dengan memasukkan Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) dalam Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Kabupaten Bulungan.
"Kalau ada itu, kita jadi bisa mengurus IUPR (Izin Usaha Pertambangan Rakyat). Supaya bisa legal," imbuhnya.
Baca juga:
Modus Baru Kejahatan di ATM, Pelaku Tempel Ini di Mesin
Panglima TNI dan Wiranto Menghadap Jokowi Berbarengan, Ada Kondisi Apa?
Rita Widyasari Tersangka - 'Masih Bernafas Disyukuri, Doakan Kuat'
PKS Gandeng PAN di Pilkada Jawa Barat, Koalisi Dengan Gerindra Bakal Bubar Tengah Jalan
Sidang In Absentia, Mantan PM Thailand Yingluck Shinawatra Akhirnya Divonis 5 Tahun Penjara
Wakil Menteri Pendidikan Arab Saudi Dipecat, Gara-gara Foto Raja Faisal Bersama Master Yoda
Indonesia Expo di Kota Alexandria Mesir Berhasil Raih Transaksi Senilai Rp 362 Miliar
Masih terkait pemutakhiran data, peran pihak kecamatan hingga desa menurutnya mutlak dibutuhkan.
Dan untuk mendukung hal tersebut, tentunya dibutuhkan ketersediaan jaringan internet dan listrik yang memadai.
Terkait dua hal ini, dia juga berharap agar mendapat perhatian dari Pemkab Bulungan.
"Kita memasukkan data itu kan nanti pakai aplikasi. Di Sekatak, listrik hanya mengalir 12 saja per hari dan jaringan internet belum tersedia," ujarnya. (*)