4 Fakta Tentang Jonru Sebelum Ditetapkan Jadi Tersangka

Jonru dilaporkan kepada pihak yang berwajib karena adanya dugaan penyebaran ujian kebencian yang telah ia buat.

Tribunnews.com
Jonru Ginting (baju putih) diapit anggota Polres Sikka dari Pelabuhan Lorens Say, Pulau Flores, Jumat (26/5/2017). 

TRIBUNKALTIM.CO -  Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya menetapkan Jon Riah Ukur alias Jonru Ginting, sebagai tersangka kasus dugaan penebar kebencian, Jumat (29/9/2017).

Dilansir dari Wartakota, saat ini Jonru masih menjalani pemeriksaan.

Ia dikenakan pasal 28 ayat 2 UU ITE.

Baca: Sempat Gagal dengan 2 Perkawinan Sebelumnya, Dewi Perssik: Lakinya Sakit, Coba Waras

"Tadi pagi sudah ditetapkan tersangka oleh pihak kepolisian. Dikenakan pasal 28 ayat 2 UU ITE," kata Djuju Purwantoro, Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bang Japar, ketika dihubungi Warta Kota, Jumat (29/9/2017).

Jonru telah diperiksa sejak Kamis (28/9/2017) sore.

Jonru dilaporkan kepada pihak yang berwajib karena adanya dugaan penyebaran ujian kebencian yang telah ia buat.

Setelah penetapannya sebagai tersangka, Jonru mengaku kecewa.

"Memang Jonru mengaku dari sebelumnya siap menghadapi proses ini. Tapi tetap kecewa karena penetapan tersangka ini dipaksakan," kata Djuju Purwantoro, Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bang Japar, kuasa hukum Jonru, ketika dihubungi Warta Kota, Jumat (29/9/2017).

Sudah ditetapkan sebagai tersangka, siapakah sebenarnya sosok Jonru ini.

TribunWow.com berhasil mengumpulkan fakta dari berbagai sumber mengenai Jonru.

Apa saja fakta yang berhasil terkumpulkan.

Berikut selengkapnya.

Baca: Jonru Ginting Ditahan Polisi, Ini Kasus yang Membelitnya

1. Profil Jonru

Dilansir dari Wikipedia Jonru merupakan pria kelahiran Kabanjahe, Karo Sumatera Utara.

Jonru lahir pada tanggal 7 Desember 1970.

Jonru merupakan seorang penulis, pengusaha self publishing, serta proyek sekolah menulis.

Menikah dengan Hendra Yulianti, Jonru dikaruniai tiga orang anak.

Pegiat media sosial ini merupakan lulusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro tahun 1998.

Ia juga pernah mendapatkan berbagai penghargaan seperti, Pemenang 1 Lomba Cipta Cerpen pada tahun 1994 dan Juara Tahunan (super blog) internet sehat blog award pada tahun 2009.

Baca: Berkomitmen Kurangi Perubahan Iklim, Kaltim Dapat Dana $25 Juta

2. Nyaris Diamuk Massa

Dilansir dari Tribunnews.com Jonru pernah hampir diamuk massa.

Hal tersebut terjadi di Pulau Pemana, Kecamatan AlokTimur, Kabupaten Sikka, Pulau Flores, pada Jumat (26/5/2017).

Jonru dipaksa pulang ke Jakarta karena ada dugaan penyebaran ujaran kebencian.

Kehadiran Jonru ke Sikka membawa amarah warga asal.

Warga nyaris mengeroyok Jonru, saat ia baru saja turun dari KM Citrawati.

Namun usaha tersebut berhasil dihalau oleh pihak kepolisian setempat, sehingga tidak terjadi baku hantam.

3. Tidak ada Penyesalan

Jonru ternyata belum memiliki rasa kapok menulis status di Facebook maupun Twitter.

Meskipun tulisan dari Jonru menyeret dia ke proses hukum.

Dilansir dari Wartakota.com, Jonru menjalani proses pemeriksaannya pada Kamis (28/9/2017) sekitar pukul 15.50 WIB di Gedung Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya.

Jonru mengatakan jika tidak ada persiapan saat ia diperiksa sore itu.

Namun, Jonru tidak pernah menyatakan penyesalannya telah menulis status di akun Twitter maupun Facebooknya.

"Saya tidak menyesal, tidak ada gunanya menyesal, menyesal bikin rugi kita sendiri," ujar Jonru di Mapolda Metro Jaya, Semanggi, Jakarta Selatan.

Ia mengatakan tidak kapok dengan perbuatannya.

"Insya Allah tidak. Merdeka!" seru Jonru.

Baca: Nama-nama Ini Disebut Jadi Pengganti Setya Novanto di Golkar dan Ketua DPR

4. Ditangkap Tiga Kali

Dilansir dari Wartakota.com, Jonru Ginting ternyata pernah ditangkap tiga kali.

Laporan pertama dilakukan oleh pengacara bernama Muannas Al Aidid, pada 31 Agustus 2017, atas tuduhan penyebaran ujian kebencain.

Tidak kapok, sebulan kemudian Jonru dilaporkan kembali karena kasus pencemaran nama baik atau fitnah yang bermuatan kebencian dan SARA.

Penangkapan kedua tersebut dilaporakn oleh Muhammad Zakir Rasyidin pada 4 September 2017.

Kemudian penangkapan terakhir pada 19 September 2017, oleh Muannas Al Adid karena kasus penyebaran fitnah. (TribunWow.com/Bima Sandria)

Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved