Cerita Sedih Soekarno yang Tumbang Akibat G30S, Maulwi: Ahmad Yani Jenderal yang Amat Disayanginya

Tindakan Bung Karno itu merupakan langkah standar karena dirinya adalah selaku Panglima Tertinggi ABRI.

Twitter/@SejarahRI
Sukarno dan dua anak Mualif Nasution 

Penggalian dihentikan sementara karena orang-orang tidak tahan dengan bau yang keluar dari sumur.

Setelah berunding dengan C.I. Santoso, disepakati untuk melaporkan hal itu kepada Pangkostrad Mayjen Jenderal Soeharto guna instruksi selanjutnya.

Dan, untuk penggalian selanjutnya, diperlukan tenaga dan peralatan khusus misalnya masker dan tabung oksigen seperti yang dimiliki pasukan katak KKO.

Baca: Kenalkan Cooper Hefner, Pangeran Baru Playboy! Akankah Ia Seliar Ayahnya?

Saat itu sudah pukul 03.00.

“Rombongan saya pulang untuk Salat Subuh dan istirahat karena mulai merasa flu,” kata Maulwi.

“Selanjutnya, saya perintahkan Letnan Kolonel Marokeh Santoso, Kepala Staf Resimen Tjakrabirawa, untuk menggantikan dan mewakili saya. Jadi, tidak benar sama sekali, berita yang mengatakan bahwa Presiden Soekarno mengetahui peristiwa penculikan G30S itu. Dan, tidak pernah ada perintah Presiden kepada kami untuk menghilangkan jejak para jenderal yang diculik.”

Penulis : Agustinus Winardi

Artikel ini dipublikasikan Tribun Bali dengan judul "Kisah Sedih Soekarno yang Tumbang Karena G30S, Maulwi Saelan: Presiden Sedih Sekali, Ia Sayang Yani."

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved