Cerita Pengemis Ngesot, Ramai-ramai Dibawa ke Kandang Bebek Diminta Mengaku
Dia sempat menjadi bahan pembicaraan di media sosial lantaran meminta minta dengan cara berjalan ngesot.
TRIBUNKALTIM.CO - Beda pengemis beda cerita, satu diantaranya kisah pengemis bernama Harno.
Dia sempat menjadi bahan pembicaraan di media sosial lantaran meminta minta dengan cara berjalan ngesot.
Bagaimana sebenarnya dirinya?
Baca: Begini Jawaban Diplomatis Anies saat Ditanya Penutupan Alexis
Tribun Jogja juga menelusuri pengemis yang sering beraksi di sejumlah pasar di Sleman.
Ia adalah Harno, lelaki yang saat mengemis selalu mengenakan kopiah dan berjalan dengan cara ngesot.
Pria berusia sekitar 45 tahun ini mengaku terpaksa mengemis karena tidak ada pilihan lain.
Pria asal Parakan, Temanggung, Jawa Tengah ini tinggal di sebuah kontrakan di Tegal Mlati Jombor Lor, Sleman.
Saat Tribun Jogja datang menemuinya, Harno tampak segar setelah selesai mandi.
Namun terkait kondisi fisiknya, Harno bersumpah bahwa ia memang tidak bisa berjalan.
Ia juga mengaku terpaksa mengemis untuk mencukupi kehidupannya.
Baca: Gubernur Awang Siap Jadi Sales Bankaltim
Harno memutuskan menjadi pengemis setelah kakinya lumpuh pasca kecelakaan kerja.
Sekira dua tahun lalu, Harno yang merupakan kuli bangunan bekerja di sebuah gedung bertingkat.
Namun oleh mandornya, ia dicelakai dan terjatuh hingga mengalami kelumpuhan pada kakinya.
Pasca kejadian tersebut, Harno menghabiskan hari-harinya di kediaman orangtuanya.
Hari-hari dihabiskan untuk melamun meratapi nasibnya.
"Ketimbang di rumah cuma melamun meratapi nasib, saya putuskan buat ngemis," ujar pria yang mengaku masih bujang ini, Selasa (10/10/2017).
Baca: Bikin Ngakak! 10 Reaksi Kocak Orang-orang di Rumah Hantu, Nomor 6 Sampai Tercekik!

Ada rasa malu
Kota Yogya pun dipilih lantaran dinilai dekat dengan tempat tinggalnya.
Selain itu dipilihnya Yogya pun beralasan.
Dia malu bila sahabat dan kerabatnya tahu kalau dia mengemis.
Untuk itu, Harno memilih mengasingkan diri dari hiruk pikuk tanah kelahirannya.
Baca: Choirul Huda Meninggal - Persela Lamongan Tak Akan Gunakan Nomor Punggung 1
Harno mengaku, saat ramai dia mampu kantongi Rp150 ribu dalam sehari beroperasi.
Jika perolehannya dihitung 30 hari kerja sebulan, maka yang diperoleh Harno bisa mencapai Rp4,5 juta setiap bulannya.
Namun, kalau benar-benar apes, dalam sehari dia mungkin hanya bisa membawa pulang Rp35 ribu.
Dengan pendapatan tersebut, Harno mesti pintar-pintar mengatur keuangan agar bisa mencukupi kebutuhan harian serta membayar kos bulanan.
Baca: Wow, Nikita Mirzani Buka-bukaan Soal Onderdilnya
"Kalau makan ya seadanya, kadang nempur beras Rp6 ribu, Rp10 ribu. Lauknya seadanya," katanya.
Indekos yang didiami Harno per bulannya Rp500 ribu.
Di ruangan kecil tersebut tak ada fasilitas wah.
Hanya ada kasur tipis, satu buah lemari pakaian, serta satu buah magicom.
Di tempat ini, Harno tinggal bersama pasangan belum resminya, Atun.
Baca: Farhat Abbar Ungkap Kelakuan Raffi Ahmad, Karena Sering Pamer Mobil Mewah Nih. . .
Wanita asli Semarang inilah yang dengan setia menemani Harno.
Dari pukul 06.00 hingga pukul 16.00, Harno biasa habiskan waktunya untuk hilir mudik menimba rupiah dengan cara meminta-minta.
Pasar Gamping, Pasar Godean, Jalan Damai, Pasar Demangan merupakan sejumlah lokasi yang biasa dia datangi.
Kondisi fisik yang dialami Harno tak lantas membuat orang iba.
Ia bahkan sering mendapat perlakuan tak senonoh dari pengunjung atau pun pedagang pasar tempatnya mengais rezeki.
Baca: Isu Selingkuh dengan Suami Nafa Urbach, Ortu Ikut Dibully, Ratu Meta: Aku Bukan Pelakor
Mereka rata-rata menduga jalan ngesot yang dilakukannya hanyalah bagian dari triknya agar orang berbelas kasihan pada dirinya.
"Banyak yang mengira pura-pura, bahkan pas di Jalan Damai ada yang neriaki saya nek isa mlaku rasah digawe ngesot-ngesot. Nggih kula mendel mawon, nek sing serik kathah neng kula mendel mawon. Nek pengen reti asline mang mriki mawon, [ada yang berteriak kalau bisa jalan gak usah dibuat ngesot. Kalau yang gak suka banyak tapi saya diam saja, kalau ingin tahu aslinya kesini aja-red]" katanya.

Kandang bebek
Yang paling membuat Harno pilu adalah saat sejumlah orang mendatanginya untuk mencari kebenaran akan kondisi fisiknya.
Saat itu, Harno mengaku diangkat oleh sejumlah orang sambil emosi dan membawa Harno ke kandang bebek.
Di tempat tersebut, Harno dipaksa mengaku akan kebenaran kondisi fisiknya.
Baca: Isu Selingkuh dengan Suami Nafa Urbach, Ortu Ikut Dibully, Ratu Meta: Aku Bukan Pelakor
Harno yang dilanda ketakutan pun hanya bisa mengucap ribuan maaf.
"Ampun.. ampun.. saestu kula mboten saget mlampah, nek kula ngapusi dipateni wae purun, [Ampun ampun..tak bohong saya gak bisa jalan, kalau bohong, dibunuh saja saya bersedia]" ujar Harno mengenang peristiwa tersebut.
"Wong-wong ajeng ngomong napa mawon, monggo. Sik penting kula mboten nyolong, lan ngapusi, [orang orang mau bilang apa saja, silahkan. Yang penting saya tidak mencuri lan berbohong-red]" jelasnya.
Ketika ditemui di indekosnya, memang terdapat kursi roda yang terlipat di depan kamar.
Ketika Tribun Jogja menanyai kenapa tidak menggunakan kursi roda, Harno menjawab kakinya akan kejang bila duduk di kursi tersebut.
Baca: Dikritik Warganet, Begini Isi Transkrip Lengkap Pidato Pribumi Anies Usai Serah Terima Jabatan
"Nggak tahu tulang belakang saya ini kenapa, tiap buat duduk di kursi roda kaki saya mengejang. Belum lagi kalau terlalu lama terpapar panas matahari, kepala saya kadang kemut-kemut," keluh pria yang mengaku tidak mengenyam bangku sekolah ini. (Tribunjogja.com)
Berita ini telah tayang di Tribun Jogja dengan judul Pengakuan Pengemis Ngesot. Diteriaki 'Nek Isa Mlaku Rasah Digawe Ngesot-ngesot'