Buntut Sungai Ampal Digenangi Limbah Kapur Gamping, PDAM Lakukan Evaluasi Internal

"Sudah berusaha mengikuti prosedur, tapi ada kesalahannya. Ini yang akan kita perbaiki," tutur Haidir.

Penulis: Budi Susilo |
TRIBUN KALTIM/MUHAMMAD FACHRI RAMADHANI
Susilo (47) ketua RT 4 Kelurahan Damai Bahagia, Balikpapan Selatan, saat menunjukkan kondisi sungai pasca berubahnya air menjadi putih seperti susu, Kamis (19/10/2017) pagi. 

Laporan Wartawan Tribunkaltim.co, Budi Susilo

TRIBUNKALTIM.CO BALIKPAPAN - Buntut kasus berubahnya warna Sungai Ampal, Kelurahan Damai, Kota Balikpapan, akibat buangan residu kapur batu gamping Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), akan dilakukan evaluasi internal.

Hal ini disampaikan Direktur Utama PDAM Kota Balikpapan, Haidir Effendi, saat ditemui Tribunkaltim.co di Lapangan Merdeka usai upacara hari santri nasional, Minggu (22/10/2017).

Satu di antara terobosan setelah mencuatnya kasus cemaran limbah bekas produksi PDAM, pihaknya akan lakukan penyegaran, atau lakukan rotasi kepegawaian yang membidangi buangan limbah.

"Mau kita periksa dahulu. Kami tetap kedepankan asas praduga tak bersalah. Yang salah tentu akan salah. Yang benar tidak harus disalahkan," ujarnya.

Tindakan pencegahan supaya tidak terulang lagi tentu dilakukan evaluasi internal, melihat sejauh mana perkembangannya.

Baca juga:

Belasan Tahun Berpisah Kekompakan Tetap Terjaga, Ini yang Dibahas Prajurit TNI Angkatan Milenium

Lecehkan Profesi Wartawan, Warga Samarinda Dilaporkan Ke Kepolisian

Semarak! Begini Jadinya Jika Ribuan Murid di Balikpapan Ikut Gebyar PAUD 2017

Rebutkan Hadiah Mobil, Ribuan Orang Kumpul di GOR Sempaja Sejak Pagi

Penggemar Burung Berkicau Kumpul di Kantor KNPI sejak Pagi

Kapolda Gabung Bersama Warga, Jalan Santai di Kutim

Hari Santri Bukan Sekadar Seremonial

Apalagi di dalam PDAM, ada tim penilai prosedur dan analisis keselamatan kerja.

Pastinya dugaan sementara, proses pembuangan limbah sudah sesuai prosedur namun ada titik kesalahan.

"Sudah berusaha mengikuti prosedur, tapi ada kesalahannya. Ini yang akan kita perbaiki," tutur Haidir.

Menurut dia, buangan sisa gamping ke sungai dianggap tidak berbahaya.

Kebetulan saja saat itu sungai sedang surut, akhirnya buangan gamping jadi terlihat lebih pekat.

Saat ditanya mengenai adanya temuan ikan-ikan mati di sungai tersebut, Haidir menegaskan, perlu ada kajian lagi. Belum tentu ikan-ikan mati itu disebabkan buangan dari PDAM.

"Harus diteliti lagi. Dipastikan, jangan menduga-duga. Sungai di situ memang sudah tidak bagus airnya. Banyak limbah," kata Haidir.

Ramainya atas kasus itu, PDAM sejauh ini belum mendapat teguran secara lisan dari Wali Kota yang kapasitasnya sebagai pimpinan kepala daerah.

Baca juga:

Kisah Panjang Penantian Mbah Wongso, Warga Suriname Keturunan Jawa

BREAKING NEWS - Dijadwalkan Hadiri Konferensi, Panglima TNI Ditolak Masuk Pemerintah Amerika Serikat

Terkena Demam, Seorang Ayah Malah Kehilangan Kedua Kaki dan Tangannya Karena Penyakit Tak Terduga

Anies dan Sandi Dikabarkan Ditilang saat Pergi ke Puncak? Ini Penjelasan Resminya

Tukang Becak 82 Tahun dikirim Ikut Lomba Lari di Luar Negeri

Pakai Modus Pernikahan Anak jokowi, Paspampres Gadungan Tipu Rumah Makan

Heboh, Sapi Milik Sugiyat Lahirkan Anak Berkepala Dua

"Mungkin Pak Wali sudah menyurat ke kami tapi belum sampai ke saya. Saya sendiri juga belum mendapat instruksi soal ini," ungkap Haidir.

Sebelumnya, Suryanto, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan, menuturkan, dari hasil koordinasinya dengan Direktur Utama PDAM Kota Balikpapan, Haidir Effendi beberapa saat setelah kejadian diketahui, PDAM Balikpapan memang rutin membuang limbah hasil pengolahan air bersih warga dua kali dalam sehari di saluran pembuangan umum.

"Jadi itu bukan kaporit, tapi kapur gamping yang jadi bahan PDAM buat netralisir air. Bongkahan itu (kapur gamping) harusnya dikarungi, dikelola sebagai bahan B3 (Bahan Beracun Berbahaya-pen). Nah oleh petugas (PDAM) disiram air, jadi cair," kata Suryanto.

Suryanto menjelaskan lagi, setelah dibungkus karung, limbah gamping tersebut sesuai prosedur akan dibawa ke instalasi pengolahan limbah di Manggar dan ditangani sebagai limbah B3.

"Tapi, ini ada keteledoran anak buahnya. Penjelasan Pak Haidir (Dirut utama PDAM Balikpapan), selalu buang limbah dua kali sehari. Limbah yang sudah diukur yang aman terhadap lingkungan baru mereka buang. Kemarin itu, bukan limbah yang rutin mereka buang. Itu limbah gamping yang harusnya dibungkus karung, sama si petugas supaya gampang, disemprot," tutur Suryanto. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved