Berita Pemkab Kutai Timur
Unik, Anyaman Ini Bukan dari Rotan tapi Rumput Ketak, Hasilnya? Tak Kalah Keren!
Pelaku usaha kecil menengah atau home industry memakai rumput ketak, sejenis tanaman pakis sebagai medianya.
TRIBUNKALTIM.CO, SANGATTA - Produk dengan teknik anyam lumrahnya menggunakan rotan.
Tapi tidak dengan kerajinan tas asal Kecamatan Kaubun, Kabupaten Kutai Timur.
Pelaku usaha kecil menengah atau home industry memakai rumput ketak, sejenis tanaman pakis sebagai medianya.
Bukan hanya tas, tanaman liar yang kerap dijumpai di sekitar hutan dan dikenal dengan sebutan pakis hutan ini juga telah disulap jadi tutup cangkir, tempat tisu, piring, sangkar burung hingga topi.
Camat Kaubun Muhammad Amin melalui stafnya Desylianti mengungkapkan proses penganyaman rumput ketak menjadi berbagai kerajinan, tidaklah sulit.
Baca: Manfaatkan Media Sosial Untuk Kebaikan, Inilah Pesan Kapolda saat Khotbah Jumat
Cukup dijemur hingga kering, setelah itu dibelah.
Biasanya satu batang bisa menjadi empat bagian.
Selanjutnya dianyam sesuai barang yang dinginkan.
Produk yang dihasilkan juga mampu bertahan lama.
"Kalau tas ibu-ibu ini bertahun-tahun tahan, selain sebagai aksesori. Dalam penggunaannya tidak untuk bawa barang yang berat. Jadi lebih awet," ujarnya.
Baca: Awasi Distribusi Elpiji 3 Kilogram, Disperindag Sidak Bersama Polres Kutim
Hingga saat ini, kerajinan rumput ketak sudah banyak digunakan masyarakat.
Namun untuk jumlah banyak, harus dilakukan pemesanan terlebih dulu.
"Bulan September kemarin istri Bupati, Bunda Hj Encek UR Firgasih, pesan 200 piring anyaman," ujar Desy.
Wanita berhijab ini juga mengatakan jika masyarakat ingin memiliki produk yang bisa dipakai untuk kebutuhan sehari-hari maupun jadi hiasan dipajang di rumah dan kantor, dapat menemukannya di Sekretariat PKK Kabupaten, di kawasan perkantoran bukit pelangi.
Semua barang di titip disitu dengan harga yang cukup terjangkau.
Baca: Hadiri Pertemuan Perhapi Kaltim, Wabup Kutim: Tambang Bukan Pekerjaan Amatiran
"Untuk tas dari harga Rp 200.000 hingga Rp 250.000. Kalau piring ada yang Rp 25.000 sampai Rp 40.000. Keunggulannya, anyaman rumput ketak mampu bertahan hingga puluhan tahun dan tidak dimakan rayap," ungkap Desy. (advertorial/hms7)