Kuliner
Dari yang Gurih hingga Manis, Yuk Cicipi 6 Gudeg Legendaris Ini di Yogyakarta
Sesering apapun Anda mengunjungi Yogyakarta, rasanya belum lengkap tanpa menyantap seporsi gudeg.
Rasa pedas dari sambal kereceknya dijamin bakal menggugah selera Anda.
Gudeg Permata yang berkonsep lesehan ini sudah buka sejak 1951 dan tidak diragukan lagi kelezatannya.
Resep turun temurun membuat cita rasanya otentik dan disukai semua pengunjung.

4. Gudeg Sagan
Jika beberapa gerai gudeg sebelumnya berkonsep warung, dapur, dan lesehan, maka Gudeg Sagan berkonsep restoran.
Gerai yang terletak di Jalan Profesor Dr Herman Yohanes Nomor 53, Caturtunggal ini menyuguhkan gudeg basah dengan ayam kampung yang dimasak menggunakan tungku kayu.
Ya, meski bertempat di restoran modern, cara pembuatan gudegnya masih tradisional.
Ciri khas lainnya dari Gudeg Sagan adalah areh alias kuah gudeg yang sengaja dituangkan banyak-banyak ke atas seporsi gudeg.
Gerai restoran Gudeg Sagan buka mulai pukul 18.00-24.00 WIB.

5. Gudeg Manggar Bu Jumilan
Manggar adalah jenis gudeg yang unik, yakni menggunakan kembang kelapa muda sebagai bahan utamanya.
Oleh karena itu, Gudeg Manggar memiliki cita rasa yang khas. Lebih gurih dan padat.
Pemakaian kembang kelapa atau manggar pun tidak bias sembarangan digunakan karena pengolahan gudeg manggar punya tingkat kerumitan yang tinggi.
Hanya pohon kelapa yang kurang produktif yang manggarnya boleh diambil dan berada di daerah kurang subur.
Tingkat kerumitan itulah yang membedakan cita rasa Gudeg Manggar dengan gudeg-gudeg lainnya.
Salah satu penjual Gudeg Manggar yang legendaris adalah Warung Bu Jumilan yang terletak di Jalan Srandakan Km 8, Kabupaten Bantul. Warung Bu Jumilan buka mulai pukul 08.00-15.00 WIB.

6. Gudeg Juminten
Salah satu gudeg legendaris di Yogyakarta yang sudah bertahan sejak sebelum kemerdekaan ialah Gudeg B Djuminten.
Gerai gudeg ini buka sejak 1926, dan sudah dikelola oleh tiga generasi.
Untuk proses memasaknya, biasanya campuran gudeg menggunakan gula merah atau gula jawa asli yang didapat dari produsen di Yogyakarta.
Cita rasa yang manis dan gurih didapati dari proses memasaknya selama tiga hari satu kali dalam gentong besar kapasitas satu kwintal.
Ciri khas lainnya yang disajikan Gudeg Juminten ini adalah kuah areh yang menghasilkan cita rasa gurih.
Teksturnya yang cukup kental seperti kuah padang membuah Gudeg satu ini berbeda dengan gudeg lainnya.
Untuk mencicipi Gudeg ini, Anda bisa mendatangi gerainya yang berlokasi di Gudeng B Djuminten, Jalan Asem Gede No 14 Cokrodiningratan, Jetis, Kota Yogyakarta. (Kompas.com/WIENDA PUTRI NOVIANTY)
