Dibalik Kejadian G30S, Terungkap Hal yang Sebenarnya, Ini Kesaksian Pasukan Elit Soekarno. . .
Tapi dua bekas anggota pasukan Cakrabirawa; Sulemi dan Ishak, mengatakan yang sebaliknya. Seperti apa ceritanya?
Di tengah situasi yang kalut itu, Ishak diperintah menembak seorang polisi bernama Sukitman.
Tapi ia menolak. Sebab Sukitman, hanya polisi yang secara kebetulan berpatroli di sekitar rumah Jenderal D.I. Pandjaitan pada dini hari itu.
Maka, ia pun menyuruh Sukitman bersembunyi di jipnya yang terparkir di area Lubang Buaya. Sukitman menurut.
Ia meringkuk di jip hingga pagi datang. Sukitman lantas ikut terbawa ke Istana Negara. Sampai di sana, Sukitman buru-buru meninggalkan Istana.
Sementara Ishak, beberapa jam setelah dari Istana Negara, ditangkap dan dijebloskan ke penjara bersama anggota Cakrabirawa lainnya karena dituduh pendukung PKI.
Belakangan pada 28 Maret 1966, pasukan elit ini dibubarkan.
Ishak lalu dibui di Rutan Cipinang. Sepekan di Cipinang, Ishak kemudian dipindah ke Salemba.
Detik itu juga, hidupnya seakan roboh. Ia pun menyanggah tudingan tersebut. Sebab sebelum menjadi tentara, Ishak seorang santri dan aktif di Muhammadiyah juga Masyumi.
Di penjara, Ishak diperlakukan tak manusiawi. Makanan yang diberikan terdiri dari jagung pipilan yang direbus. Kadang, jagung itu disebar di halaman penjara dan para tahanan memunguti satu persatu.
Agak beruntung, karena Ishak tak disiksa habis-habisan seperti tahanan lain lantaran dianggap kooperatif saat ditangkap.
Baca: Trend Baru Menikmati Mie Instan Ala Jepang, Pakai Bongkahan Es Batu, Harganya Bikin Melongo
Baca: Inter Milan Akhirnya Temukan Komposisi Starting XI yang Membuat Mereka Stabil di Papan Atas
Baca: Wah, Bakal Ke Mana Ya Cewek Terapis Uzbek, Vietnam, Thailand, Rusia Pindah Setelah Alexis Tutup?
“Ya saya mengajar agama langsung. Di Salemba juga saya mengajar agama. Jadi tidak ada yang mengira. Ini pasti korban fitnah. Orang salut dengan saya. Baik dengan saya. Karena saya kaum santri.
Sampai sekarang pun saya masih kadang mengajar mengaji. Ya tahun 1978, keluar. Jadi di luar, lain dengan orang-orang lainnya mungkin ya (Cakrabirawa lain).