Viral di Medsos

Bunuh Diri Ngajak Teman di Medsos, Wanita Ini Ditemukan dengan Jasad Dimutilasi

Penemuan mayat mutilasi itu ditemukan di kamar apartemen seorang pria di Zama, di dekat ibu kota Jepang, Tokyo.

bbc.com/Twitter

TRIBUNKALTIM.CO - Warga Jepang dihebohkan dengan penemuan 9 mayat mutilasi di sebuah kamar apartemen.

Penemuan mayat mutilasi itu ditemukan di kamar apartemen seorang pria di Zama, di dekat ibu kota Jepang, Tokyo.

Melansir bbc.com, polisi sebenarnya sedang menyelidiki kasus hilangnya seorang perempuan.

Pria bernama Takahiro Shiraishi (27) tersebut ditahan dengan tuduhan membuang jasad-jasad tersebut.

Baca: Trend Baru Menikmati Mie Instan Ala Jepang, Pakai Bongkahan Es Batu, Harganya Bikin Melongo

Baca: Toserba Mewah di Jepang Tolak Kehadiran Dewi Soekarno, Gara-gara Masalah Ini

Petugas juga menemukan dua kepala yang dipenggal di luar kamar Shiraishi, serta bagian tubuh dari tujuh jasad lainnya yang tersimpan di kotak pendingin di dalam apartemennya.

Sebelumnya polisi mengungkap penemuan ini saat mencari seorang perempuan berusia 23 tahun yang hilang sejak tanggal 21 Oktober.

Penyidik menemukan Shiraishi berkomunikasi dengannya, setelah perempuan itu menulis secara online bahwa dia ingin bunuh diri.

Pada hari Selasa (31/10/2017), para wartawan berkumpul di luar rumah tersangka, sementara para tetangga, mengaku terkejut atas kejadian tersebut.

"Ini kawasan tempat tinggal yang cukup tenang, ada pusat penitipan anak di sekitar sini. Saya tidak bisa percaya bahwa ternyata jasad-jasad itu ditemukan di lingkungan seperti ini," kata seorang tetangganya yang berusia 41 tahun mengatakan kepada Mainichi Shimbun.

Percakapan antara perempuan yang ingin bunuh diri itu pun beredar di media sosial.

Baca: Mau ke Jepang tapi Modal Pas-pasan, Coba Mampir ke Kota Ini, Ada Animasi Naga di Langit

Kabar ini diunggah oleh pemilik akun Twitter @andori. Dari unggahannya, ia menuliskan kasus ini bermula dari web bunuh diri di Jepang.

Pemilik akun @andori pun menjelaskan kronologis penemuan mayat mutilasi itu dengan gambar yang ia unggah sejak Senin (30/10/2017).

Sebelum meninggal dengan cara mengenaskan, perempuan Jepang itu menuliskan tweet mencari teman bunuh diri.

Tweet ini ternyata menarik perhatian Shiraishi, yang akhirnya berujung pada pertemuan mengerikan.

Dikabarkan korban diperkosa, kemudian dibunuh dan dimutilasi.

Baca: Polisi Jepang Ringkus Pencuri Berpakaian Ninja Yang Sudah Buron Selama 8 Tahun

Kasus Bunuh Diri di Jepang

Kebanyakan orang berpikir bunuh diri merupakan hal yang mengerikan.

Tanda-tanda yang umum seseorang bunuh diri dikarenakan depresi dan putus asa.

Namun, tidak bagi masyarakat Jepang. Aksi bunuh diri adalah hal yang wajar di Jepang.

Bahkan dibeberapa kasus, bunuh diri dianggap sebagai bentuk kehormatan.

Bunuh diri tersebut merupakan sebuah ritual bunuh diri yang sempat populer.

Dikutip dari Pos Kupang, ada 3 ritual bunuh diri yang pernah populer di Jepang.

1. Sokushinbutsu

Sokushinbutsu adalah ritual bunuh diri yang cukup ekstrim. Pasalnya ritual bunuh diri dilakukan dengan cara memumikan diri sendiri.

Praktik bunuh diri ini pertama kali dilakukan oleh Kuukai, seorang biksu yang juga pendiri sekte Shingon. Sejak saat itu ritual ini mulai populer di kalangan biarawan.

Ritual ini terbilang sangat kejam, pasalnya seorang biarawan yang akan melakukan Sokushinbutsu harus melewati prosesi yang menyakitkan.

Sebelum memumikan diri, biarawan tersebut harus lakukan diet ekstra.

Mereka harus menghilangkan lemak di tubuh selama 1000 hari.

Selama melakukan prosesi sebelum memumikan diri mereka hanya memakan kacang-kacangan dan biji-bijian.

Tak hanya itu, mereka juga memakan kulit dan akar hingga memakan makanan busuk.

Memakan makanan busuk dilakukan agar mereka muntah terus menerus hingga kehilangan cairan tubuh.

Mereka juga sengaja meminum teh beracun yang dibuat dari getah pohon Urushi untuk mempercepat proses dehidrasi.

Setelah cukup lemah, mereka akan masuk ke dalam kuburan batu yang sempit.

Para biarawan tersebut pun membunyikan lonceng untuk memberi tahu kondisi mereka kepada orang diluar.

Jika bunyi lonceng sudah tidak terdengar lagi, kuburannya akan disegel dan dibuka lagi 1000 hari kemudian.

Ritual Sokushinbutsu sudah lama ditiadakan. Pemerintah pun sudah melarang praktik bunuh diri ini.

Baca: Alexis Ditutup, Reklamasi Distop, Netizen Puji Langkah Anies, Pertayakan Gubernur Dulu Ngapain Aja

2. Seppuku atau Harakiri

Seppuku atau yang umumnya dikenal dengan Harakiri adalah ritual bunuh diri yang banyak dilakukan oleh samurai Jepang di masa lalu.

Pada masa lalu Seppuku bukanlah sesuatu yang aneh atau melanggar hukum. Seppuku justru dianggap sebagai ritual kehormatan dalam jalan hidup bushido.

Orang Jepang yang pertama kali melakukan seppuku adalah Minamoto no Yorimasa. Peristiwa tersebut terjadi pada tahun 1180.

Sejak saat itu Seppuku menjadi kian populer dikalangan bushido atau jalan hidup samurai.

Hal tersebut terus berlangsung hingga abad ke-17 dan dilakukan dengan upacara besar.

Meski populer, Seppuku tidak bisa dilakukan oleh siapa saja, terlebih jika ia hanyalah rakyat biasa.

Seppuku hanya dilakukan oleh samurai yang ingin menjaga harga dirinya. Mereka akan memotong perut mereka hingga meninggal dunia dan mempertahankan harga diri.

Baca: Millennial Wajib Kunjungi, Wisata Rumah Unyu di Yogyakarta, Tempatnya Instagramable Lho

3. Kamikaze

Sama halnya seperti Seppuku, Kamikaze adalah ritual bunuh diri yang dianggap terhormat harga diri.

Ritual Kamikaze konon bermula dari zaman samurai saat armada Mongol di bawah pimpinan Kublai Khan menyerang Jepang di tahun 1274.

Namun armada pimpinan Kublai Khan terpksa mundur karena disapu oleh angin taifun.

Pada tahun 1281 armada tersebut kembali melancarkan serangan dengan kekuatan pasukan yang lebih besar namun taifun kembali muncul dan memporak-porandakan armada Mongol.

Nah, cerita angin taifun tersebut oleh para samurai disebut kamikaze.

Angin tersebut dianggap sebagai jelmaan dewa petir Raijin dan dewa angin Fuujin.

Pada perang dunia kedua, istilah Kamikaze sebagai ritual bunuh diri mulai digunakan secara luas.

Kamikaze dijadikan propaganda nasionalis Jepang bagi pilot pesawat untuk melakukan serangan bunuh diri kepada musuh.

Kamikaze pun akhirnya populer dalam bidang militer, bagi prajurit yang melalukan serangan bunuh diri.

Prajurit rela berkorban untuk mati secara bebas tidak di tangan musuh untuk menjaga kehormatan dan dapat membawa kematian musuh bersamanya alias bunuh diri.

(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved