Ini yang Harus Dilakukan Walikota untuk Kembalikan Masa Jaya Citra Niaga
Kurangnya perhatian pemerintah terhadap kawasan yang pernah mengalahkan Bandara Soekarno-Hatta ini.
Penulis: Rafan Dwinanto |
Laporan Tribun Kaltim, Rafan A Dwinanto
TRIBUNKALTIM.Co, SAMARINDA - Citra Niaga tak lagi jadi primadona warga Samarinda.
Baik untuk berbelanja, maupun rekreasi.
Hal ini tidak lepas dari kurangnya perhatian pemerintah terhadap kawasan yang pernah mengalahkan Bandara Soekarno-Hatta ini, dalam perebutan penghargaan Aga Khan Award for Architecture, 1989 silam.
Hal ini diungkapkan pengama ekonomi Universitas Mulawarman, Aji Sofyan Effendi.
“Rasanya setiap penganggaran APBD, Citra Niaga terlewat terus,” kata Aji Sofyan.
Baca: Asli Takjub! 10 Peristiwa Langka Ini Berhasil Diabadikan Kamera, Ini Nyata Loh
Baca: Driver Online dan Sopir Angkot di Balikpapan Nyaris Bentrok
Dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) ini menilai, keterbatasan dana menjadi penyebab Citra Niaga, terlupakan oleh masyarakat.
“Pengelola Citra Niaga perlu dana untuk mengembangkan diri. Begitu juga fisik bangunan yang harus poles sana-sini. Sementara, kita paham, kondisi keuangan daerah sedang sulit,” urai Aji.
Baca: 12 Manfaat Bawang Putih, Nomor 9 Bikin Wajahmu Mulus Seketika!
Baca: 13 Fakta Menarik Seputar Bikini, Nomor Terakhir Coba Ada Ya di Indonesia?
Untuk menjadikan kembali Citra Niaga, sebagai ikon kebanggaan kota, menurut Aji Sofyan, diperlukan kemauan politik angaran dari Walikota Samarinda.
“Perlu orientasi walikota menyiapkan budget untuk membuat Citra Niaga lebih bagus,” ujarnya.
Baca: Pangeran Arab Ganteng Cucu Raja Salman Ini Bikin Gagal Fokus, Lihat Baju yang Dipakainya
Pola perubahan konsumsi masyarakat Samarinda, kata Aji Sofyan, tak diimbangi pengembangan Citra Niaga. “Pengelola terjebak dalam rutinitas. Pada akhirnya tak bisa mengembangkan diri,” ungkap Aji Sofyan.
Padahal, konsep pembangunan Citra Niaga, dinilai Aji Sofyan, sangat luar biasa. Pemerintah kala itu, bisa menyulap kawasan kumuh dan penuh pedagang kaki lima (PKL), menjadi pusat rekreasi sekaligus ikon wisata Kota.
“Dimana, entitas bisnis besar mengayomi PKL. Menjadi sinergi yang luar biasa dan pada akhirnya jadi pusat wisata. Jadi ikon kebanggaan kota,” kata Aji Sofyan. (*)