Gara-gara Kabar Adonan Daging Tikus, Pedagang Bakso dan Pentol di Nunukan Sepi Pembeli
Dia memilih berhenti sementara berjualan pentol keliling ke sekolah, karena khawatir dagangannya tidak laku.
Peru Lolos Terakhir, Inilah Daftar Lengkap 32 Negara Peserta Piala Dunia 2018!
Cetak Sejarah! Asia Kirimkan 5 Negara di Piala Dunia 2018
Tak Cuma Buffon, 10 Pemain Top Dunia Ini Terpaksa Absen Unjuk Kebolehan di Piala Dunia 2018
Suwito berharap, persoalan ini bisa segera diselesaikan.
"Mudah-mudahan ini cepat berlalu. Supaya bisa jualan lagi saya, omzet saya bisa normal lagi,” ujarnya yang menyebutkan sangat membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhan keluarga, termasuk anak sekolah.
“Kalo omzet turun terus, saya bisa bangkrut. Utang sana-sini," katanya.
Sementara itu, pemilik Rumah Makan Arema menyoal inspeksi mendadak yang berujung pada pengambil sampel daging yang akan dijadikan bakso.
Melalui juru bicaranya, Syafaruddin Thalib, pemilik rumah makan meminta penjelasan sikap Pemerintah Kabupaten Nunukan terkait operasi dimaksud.
Pasalnya, surat yang dikeluarkan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Utara Nomor : 524/1459/dPKP-IV/X/2017, Perihal Hasil Uji Laboratorium Sampel Pangan Asal Hewan, tertanggal 30 Oktober 2017, ditujukan kepada Pemiik Bakso Malang. Bukan pemilik Rumah Makan Arema.
Untuk meminta penjelasan dimaksud, pihaknya mengunjungi sejumlah organisasi perangkat daerah seperti Dinas Kesehatan Kabupaten Nunukan.
"Kami meminta Pemerintah Kabupaten Nunukan melakukan penjelasan atas hasil inspeksi gabungan kemarin. Kami meminta mereka bersurat kepada provinsi untuk ikut mengklarifikasi masalah ini," ujarnya, Kamis (16/11/2017).
Dia berharap, Pemerintah Kabupaten Nunukan maupun Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara segera menyelesaikan masalah yang dituding telah mencemarkan nama baik ini.
"Kami sudah dijanji sama Asisten, Pak Hanafiah. Mereka sudah bersurat ke provinsi. Begitu jawabannya diterima, nanti akan dilakukan konferensi pers supaya jelas semua," ujarnya. (*)