Manfaatnya Buanyak, tak Selebar Daun Kelor, Mulai dari Obat hingga Tangkal Guna-guna

Tanaman kelor masih menyimpan pamor di kalangan tertentu. Hampir setiap bagian dari tanaman itu dapat dimanfaatkan, termasuk akarnya.

Editor: Amalia Husnul A
net
Ilustrasi daun kelor 

Di balik kulit buah yang keras, setiap polong buah kelor menyimpan 10-15 butir biji kelor. Berat setiap biji tanpa kulit ari rata-rata 2,5 g.

Daunnya berupa daun majemuk. Setiap tangkai daun sepanjang antara 20 - 60 cm terdapat sirip-sirip daun yang terdiri atas 8-10 pasang anak daun.

Anehnya masing-masing anak daun juga punya tangkai. Setiap lembar daun kelor berukuran kecil, panjang 1 - 3 cm.

Maka, tepat kalau ada pepatah berbunyi “dunia tak seluas daun kelor" karena daun kelor memang amat sangat sempit!

Daun berbentuk bulat telur kecil itu akan semakin kecil dan tipis saat tiba musim kering.

Yang menjadi ciri khasnya, bila daun itu diremas-remas segera menimbulkan bau langu.

Tanaman multiguna

Meskipun tidak terkenal, tanaman kelor masih menyimpan pamor di kalangan tertentu.

Hampir setiap bagian dari tanaman itu dapat dimanfaatkan, termasuk akarnya.

Antara lain, bisa sebagai bahan kertas, bahan kosmetik, bahan minyak pelumas, obat tradisional, dan sebagai sumber pangan.

Bunga kelor pun dapat dimasak, selain menyediakan nektar bagi lebah madu. Oleh sebagian masyarakat kita, daun, bunga, dan buah kelor muda biasa disayur bobor.

Meski kurang populer, menurut yang pernah mencicipi, rasanya sedap seperti asparagus. Namun, ada sedikit rasa pahitnya.

Siswa jurusan Teknik Kimia SMKN mengolah daun kelor menjadi mie.
Siswa jurusan Teknik Kimia SMKN mengolah daun kelor menjadi mie. (youtube)

Bahkan, di India, buah kelor dimasak kari dan diawetkan dalam kaleng untuk dijual di supermarket.

Apalagi kalau menilik nilai gizinya, tanaman kelor tidak bisa dipandang sebelah mata. Soalnya, daun kelor memiliki kadar vitamin A dan C cukup tinggi.

Demikian yang pernah dilaporkan Michael D. Benge, dari Badan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi AS, di Washington DC, pada tahun 1987.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved