Banyak Pendaki Alami Hal Misterius dan Tak Lazim di Gunung Everest, Ternyata Ini Penyebabnya
Meski pulih dengan instan, psikosis ketinggian terisolasi ini berpotensi menimbulkan kesalah yang berakibat fatal.
Dikenai Hukuman Percobaan Usai Kecelakaan yang Memakan Korban, Begini Kabar Terbaru Rasyid Rajasa
VIDEO - Inilah Momen Perpisahan Penuh Haru, Saat Tahanan Bertemu Anaknya sebelum Dieksekusi Mati
Ngeri, Pemutar MP3 KW Buatan China Ini Meledak hingga Bikin Luka Parah di Wajah Bocah Ini
Ustadz Abdul Somad Ditolak Masuk Hongkong, Begini Penjelasan Ditjen Imigrasi
Toko Baju Dijarah, Ratusan Pakaian Digasak Secara Cepat
Bacok Kerumunan Orang dengan Pisau Besar, Pria Ini Stress Akibat Lamaran Kerjanya Ditolak
Peneliti juga mencoba mensimulasikan kasus psikosis ini dengan menempatkan relawan di kamar yang dikondisikan seperti berada di ketinggian ekstrem, seperti misalnya dengan oksigen rendah dan tekanan udara yang rendah
Hasilnya, mereka menemukan kalau relawan mendengar suara-suara. Namun, gejala yang terjadi ini tidak berhubungan dengan penyakit ketinggian atau penyakit jiwa yang diderita pendaki di masa lalu.
"Mereka sehat dan tidak rentan terhadap penyakit tersebut," kata Brugger.
Sayangnya, sampai saat ini peneliti belum yakin dengan penyebabnya.
Psikosis ini bisa jadi karena kekurangan oksigen atau tahap awal pembengkakan di area otak tertentu seperti yang terjadi pada gejala penyakit ketinggian, atau mungkin juga penyebabnya sama sekali bukan karena ketinggian.
"Seperti yang kita tahu, kurangnya kontak sosial dan kesiapan secara keseluruhan dalam waktu yang lama dapat mendorong timbulnya halusinasi," jelas Brugger.
Pemulihan instan
Gejala psikosis ini rupanya akan lenyap sama sekali setelah pendaki gunung meninggalkan ketinggian ekstrem yang menjadi zona bahaya. "Mereka benar-benar pulih," kata Brugger.
Meski pulih dengan instan, psikosis ketinggian terisolasi ini berpotensi menimbulkan kesalah yang berakibat fatal.