Kebakaran Klandasan Ulu

BPBD Kecewa Sikap Masyarakat Saat Kebakaran di Klandasan Ulu, Ini Penyebabnya

Suseno, Kepala BPBD Kota Balikpapan bercerita kepada Tribunkaltim.co pada Sabtu (6/1/2018) pagi di lokasi pengungsian.

Penulis: Budi Susilo |
TRIBUN KALTIM/BUDI SUSILO
Kondisi rusak berat akibat kebakaran di Klandasan Ulu, Kecamatan Balikpapan Selatan, Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur, Jumat (5/1/2018). 

“Anak saya dua. Alhamdulliah keluarga semua selamat. Istri juga selamat,” tuturnya.

Bencana kebakaran yang melanda kawasan pemukiman penduduk di Jalan Wiluyo Puspoyudo, Kelurahan Klandasan Ulu masih menyisakan misteri.

Penyabab dan pelaku utama belum bisa terungkap, sampai sejauh ini masih dugaan sementara sumber api berasal dari rumah korban tewas.  

Kepala Kepolisian Sektor Balikpapan Selatan, Muhammad Jufri Rana, menjelaskan, kebakaran terjadi tengah malam menjelang dini hari saat aktivitas masyarakat sedang banyak tidur terlelap.

Kebakaran melanda pemukiman padat yang dihuni mencapai ratusan orang. Rumah padat dengan kondisi jalan yang tidak bisa dilalui kendaraan roda empat. 

“Dugaan sementara dari informasi orang pertama dan kedua yang kami terima awalnya ada api menyala, yang bakar-membakar di sekitaran rumah korban tewas,” ungkapnya kepada Tribunkaltim.co pada (5/1/2018). 

Namun dirinya belum bisa memastikan, kegiatan bakar-bakar tersebut tidak jelas, entah membakar ikan, sampah atau membakar sesuatu. Pastinya, berdasarkan saksi mata, api langsung muncul besar di lokasi rumah korban tewas. 

“Ada yang ronda malam, lihat ada kebakaran. Bermodal alat pemadam apar ternyata api sudah membesar. Tidak mampu lagi untuk padamkan,” ujar Jufri.  

Rumah dan yang menjadi korban tewas tersebut ialah Siti Siti Aminah usia 35 tahun jenis kelamin perempuan dan kedua anaknya Daffa lelaki berumur 7 tahun dan Fauzan usia 3 tahun.

Adanya peristiwa tersebut, berdasarkan laporan kepolisan langsung melakukan olah kejadian perkara. Rumah tersebut sekarang sudah di beri garis kuning dari kepolisian. 

Kata Jufri, olah kejadian perkara dilakukan untuk melakukan pengamatan dan penelitian demi mengejar fakta dan memperoleh kebenaran.

“Kami tadi hanya identifikasi korban. Benda-benda lain yang dianggap sebagai penyebab kebarakan di lokasi rumah belum ada, belum bisa ditemukan,” ujarnya.  

Peristiwa tersebut dianggap kebakaran yang dahsyat.

“Ini bencana kebakaran yang besar. Sampai menghabiskan banyak rumah. Akses memadamkan juga sulit. Pemukiman tidak bisa dilewati kendaraan pemadam roda empat,” tutur Jufri. 

Berdasarkan laporan bencana, ada lima Rukun Tetangga (RT) yang terkena amukkan keganasan api. Yakni RT 11, RT 12, RT 13, RT 22, dan RT 23. Bangunan yang ludes terbakar menjadi hancur lebur sebanyak 101 unit. 

Halaman
1234
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved