Berita Video
VIDEO - Makan dan Kebutuhan Tercukupi, tapi Ini yang Bikin Korban Kebakaran tak Bisa Tidur
Bersama saudara perempuannya yang juga jadi korban kebakaran, mengenakan daster mereka berbincang di luar tenda.
Penulis: Muhammad Fachri Ramadhani | Editor: Amalia Husnul A
Baca: Risma Tolak Tawaran jadi Wakil Gubernur Jatim, Mau ke Kaltim?
Baca: Mantan Istri Kabur Sambil Kuras Hartanya, Pedagang Cilok Ini Terpaksa Gendong Anak saat Jualan
Bahkan tubuhnya pun menyerah, dan lebih memilih keluar tenda bila matahari tepat di atas kepala. "Kalau siang, panas sekali. Mana ada yang tahan di dalam," akunya.
Sementara bila malam atau hujan, 9 jiwa yang berada dalam tenda nomor 12 tersebut harus menahan rasa dingin lantaran dinding dan alas tenda yang ia tinggali bukan terbuat dari kayu atau cor-coran.
"Ya, kalau malam begini. Dingin. Tapi untung selimut disediakan, setidaknya ngurangin dingin. Yang penting anak-anak bisa tidur," katanya setengah tertawa.
Belakangan diketahui, Sulastri bertetangga dengan korban tewas, Sri Aminah dalam peristiwa kebakaran tersebut. Bahkan, ternyata mereka masih punya hubungan keluarga.
Baca: Lewat Cara Ini Mulan Jameela Balas sindiaran Maia Estianty
Baca: PDIP Umumkan Seluruh Bakal Calon yang Ikut Pilkada, Hasto sebut Kaltim Hanya Penugasan
Baca: Sambangi Pengungsian, Baim Wong Diserbu dan Diajak Selfie Warga Balikpapan, Netter: Ramah Banget
"Almarhum itu saudara suami saya," ucap Sulastri yang saat itu sempat terhenti sejenak mengambil nafas panjang.
"Lha, kita kena api sedikit saja sudah merintih. Apalagi yang terbakar hidup-hidup," lanjutnya.
Tiba-tiba Sulastri menghela nafas panjang dan mengusap lehernya, saat mengingat peristiwa kebakaran. Bagaimana tidak, saat itu ia bersama 3 anak dan suaminya tengah tidur lelap.
Sekitar 00.00 Wita mereka tersentak bangun dari tidurnya, mendengar teriakan orang-orang di luar. Saat bangun dari tidur, ia pun kaget tubuhnya sudah penuh dengan peluh.
Saat membuka pintu rumah, matanya seperti mau jatuh melihat api berkobar tinggi di langit..
"Sudah tidur nyenyak. Pas bangun itu saya kira subuh. Saya tak bisa bayangkan kalau kebakaran jam 03.00, saat semua warga lelap. Bisa jadi banyak korban, mas," tuturnya.