Kumpulkan Rp 80 Juta Paguyuban Orangtua Bangun Ini di SMAN 3 Samarinda

Banyaknya siswa yang mencapai 1000 lebih jadi alasan. Dari situ kemudian ditawarkanlah kepada para ortu lainnya, untuk bersama-sama menyumbang

Tribun Kaltim/Anjas Pratama
Toilet baru di SMAN 3 Samarinda, yang seluruhnya dibangun tanpa dana pemerintah, dan hanya dari sumbangan para ortu siswa 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA – Renovasi ataupun pembuatan fasiitas gedung baru di sekolah, tak harus melulu dari dana pemerintah.

Satu lagi patut menjadi contoh untuk dilakukan di sekolah-sekolah lain. Seperti yang terjadi di SMAN 3 Samarinda, hari ini, Rabu (24/1/2018).

Bermodal ide, dan dukungan dari para orang tua yang tergabung dalam Paguyuban, 4 buah kamar mandi yang dijadikan satu gedung berhasil dibangun.

Baca: Sabu-sabu Dimusnahkan Dalam Air, Tersangka Hanya Bisa Terpaku

Salah satu anggota Paguyuban, sekaligus Ketua Pembangunan Toilet, Tarmadi, ikut menjelaskan bagaimana bisa toilet dengan 4 pintu tersebut, akhirya bisa terbangun di SMA N 3 Samarinda.

“Awalnya dari 3 bulan lalu. Saat itu, Kepala SMAN 3, Abdul Rozak, mulai sharing di grup WA para ortu Paguyuban. Dijelaskan bahwa untuk kebutuhan toilet di sekolah, sudah mulai kurang.

Banyaknya siswa yang mencapai 1000 lebih jadi alasan. Dari situ kemudian ditawarkanlah kepada para ortu lainnya, untuk bersama-sama menyumbang untuk pembangunan toilet,” ucap Tarmadi.

Baca: Meninggal Dunia, Inilah Fakta Simon Shelton Barnes si Pemeran Tinky Winky Teletubbies

Setelah dibuka rapat kecil-kecilan, baik bertemu muka dan melalui komunikasi WA, akhirnya disepakati, bahwa sumbangan bersifat bebas, dengan dihandle oleh masing-masing koordinator Paguyuban di tiap kelasnya.

“Sumbangan bebas, tak ada paksaan. Intinya, semua dihandle oleh koordinator paguyuban di tiap-tiap kelas. Kan setiap 1 kelas, itu ada satu koordinator paguyuban ortunya. Kemudian disepakati, bagaimana desain toiletnya, berapa kira-kira dana yang dibutuhkan. Tak sampai 2 bulan, semua itu selesai, baik desain serta dana yang akhirnya dikumpulkan,” ucapnya.

Perhatian ortu yang tergabung dalam paguyuban tersebu pun juga tak main-main. Meskipun hanya sumbangan, rupiah sebesar Rp 80 juta berhasil didapat.

Baca: Ini Dia Tiga Tim yang Dipastikan Gagal Melangkah ke Babak 8 Besar Piala Presiden 2018

“Totalnya ada Rp 80 juta. Itu dari keseluruhan. Ada yang nyumbang bahkan sampai Rp 25 juta. Memang di proses pengumpulan sumbangan ini, tak semuanya mulus. Ada juga yang sempat bertanya, kenapa harus ikut nyumbang ? Kan toilet yang dibangun itu toilet perempuan, sementara anak ortu tersebut adalah laki-laki. Ya, kami serahkan saja, tanpa paksaan, jika memang demikian,” katanya.

Lantas, bagaimana pengelolaan dan pertanggungjawaban dana tersebut, seluruhnya diserahkan kepada pihak paguyuban. I

ni karena paguyubanlah yang mengumpulkan dana tersebut. Kepala Sekolah ataupun pihak sekolah, sama sekali tidak terlibatdi dalam pengelolaan dana.

“Pertanggung jawaban diserahkan ke paguyuban. Dana ini dikelola langsung oleh paguyuban, tidak melalui sekolah lagi,” ucap Tarmadi

Baca: Kawanan Pencuri Alat Pemancar Signal 4G di Balikpapan Kembali Dibekuk, Modusnya Canggih Bener

Sementara itu Abdul Rozak, Kepala SMA N 3 Samarinda,yang ditemui di hari yang sama, juga mengiyakan hal tersebut.

“Mereka (paguyuban) yang kelola dana tersebut. Kepala Sekolah tidak ikut. Saya hanya sampaikan ide saja. Ini merupakan salah satu cara bagaimana meningkatkan fasilitas sekolah dengan sumber dana lain. Kan pendidikan itu bisa disupport oleh beberap pihak. Bisa melalui pemerintah pusat, melalui Bosnas, bisa pemerintah daerah melalui Bosda, dan bisa juga melalui masyarakat. Salah satunya seperti hal ini,” ucapnya

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved