70 Persen Karet yang Digunakan Pabrik Ini Berasal dari Petani Lokal, Lihat Standar yang Diterima
Petani karet di Kaltim, sudah terbiasa merendam karet berlama-lama sebelum dipasarkan ke pabrik.
Penulis: Rafan Dwinanto |
TRIBUN KALTIM / RAFAN DWINANTO
Kabid Pengolahan dan Pemasaran Hasil Disbun Kaltim, Yus Alwi
Beda halnya dengan pabrik yang ada di Palaran.
"PT MKC tidak mau menerima karet yang direndam. Karena proses mengolahnya lebih lama," ungkap Yus.
Yus mengingatkan petani untuk tak lagi merendam karetnya. Lantaran hal tersebut justru melemahkan posisi tawar petani.
"Sudah jauh bawa karet, kemudian beratnya menyusut di perjalanan. Kan rugi ongkos angkut. Belum lagi kalau pabrik tidak mau terima karena kadar airnya terlalu tinggi. Masa mau dibawa pulang lagi itu karet," urainya. (*)
Berita Terkait