Viral di Medsos
Terkuak! Modus Baru Penculikan Anak Lewat Kemampuan Akting, Orangtua Wajib Ekstra Hati-hati
Tidak tanggung-tanggung, pelaku menggunakan berbagai macam modus untuk melakukan aksinya.
TRIBUNKALTIM.CO - Kasus penculikan anak akhir-akhir ini semakin marak di Indonesia.
Tidak tanggung-tanggung, pelaku menggunakan berbagai macam modus untuk melakukan aksinya.
Sebuah akun gosip Instagram bernama @neng_jepret membagikan status Facebook dari seorang wanita bernama Pramestya Aniendita hari ini, Kamis (8/2/2018).
Status tersebut menjelaskan modus baru yang dilakukan pelaku penculikan anak berdasarkan cerita seorang netizen wanita.
Diketahui penculik anak saat ini memiliki kemampuan akting yang luar biasa.
Baca: Penculikan Anak Dalam Mall, Sempat Tarik-tarikan, Ibu Korban tak Berani Marahi Pelaku
Bahkan si pelaku bisa melibatkan beberapa orang untuk diajak bekerja sama, termasuk anak kecil.
Pramestya mewanti-wanti bagi para orangtua untuk berhati-hati jika bertemu orang asing yang tampaknya terlalu ramah.
Karena bisa jadi orang tersebut sedang melancarkan modusnya supaya bisa berbuat jahat.
"Baru kemarin saya bawa anak saya pulang ke rumah ibu saya. Kita naik kereta. Di samping saya duduk seorang ibu-ibu, usianya kira-kira sudah 60 tahun. Sepertinya dia bawa cucu, laki-laki, usianya kira-kira 7-8 tahun. Selama perjalanan, ibu ini ngobrol terus sama saya. Dia juga mengingatkan saya kalau di kereta banyak orang, harus perhatiin barang bawaan. Cucunya juga kadang main-main sama anak saya," tulis wanita itu seperti dikutip Pramestya.
Selanjutnya, dalam status tersebut ia juga bercerita si ibu bertanya umur, tempat dan waktu lahir putrinya hingga berat badan dan hal lain.
Wanita itu bertambah curiga saat si ibu bertanya jam berapa si balita lahir.
Kecurigaan bertambah saat si ibu bertanya nama lengkap putrinya. Ia pun memberi tahu nama lengkap palsu.
Saat turun di stasiun, tiba-tiba ibu tersebut membantu wanita itu membawakan kopernya tanpa diminta.
Merekapun berjalan bersama sampai di pintu luar stasiun.
Di sinilah kejadian dramatis nan mengerikan mulai terjadi.
Baca: Penculikan Perempuan Model Inggris untuk Dilelang Online Minta Tebusan Rp 4 Miliar
"Tiba-tiba, ibu itu mau gendong anak saya. Dia bilang terima kasih sudah menjaga 'cucunya'. Saya langsung kaget. Saya bilang, 'Ibu! Ini apa-apaan sih!?' Anak laki-laki yang ikut di sampingnya pun, 'Orang jahat! Kembalikan adik saya!' Saya langsung syok anak kecil itu ngomong begitu. Banyak orang liatin saya, kirain saya culik anak. Tiba-tiba ada satu cewek datang, panggil nama anak saya (nama palsu yang tadi saya kasih tahu) dan bilang, 'Duh kamu ke mana aja dari tadi ibu cari-cari! Ayo kita pulang!' Dia ngotot mau gendong anak saya. Saya langsung naik taksi yang ada di depan gerbang, tapi ngerinya, wanita ini ikut naik. Dia tarik-tarik anak saya. Saya peluk anak saya erat-erat. Anak saya pun nangis," tulis wanita itu.
Ia pun tidak punya pilihan lain selain turun dari taksi dan menghadapi orang yang mengaku si ibu balita.
Banyak orang yang mengerumuni dan memandang curiga terhadap wanita yang merupakan ibu kandung si balita.
Meski sudah mengaku bahwa balita tersebut memang anak kandungnya, ibu-ibu tak dikenal itu tetap ngotot ia adalah neneknya.
Ditambah lagi bocah laki-laki yang mengaku kakak si balita merengek, meminta wanita itu untuk mengembalikan 'adiknya'.
Beruntung di tengah kekacauan itu tiba-tiba muncul seseorang yang bertanya sedang ada kejadian apa.
Si ibu-ibu misterius itupun langsung ngotot, mengatakan bahwa cucunya sedang diculik.
Ia bahkan mengungkapkan informasi lengkap mengenai si balita yang didapatnya saat berada di kereta.
Si ibu kandung terkejut dan mulai menanyakan siapa nama lengkap balitanya.
Beruntung sebelumnya ia memberikan nama lengkap palsu sehingga niat ibu-ibu misterius untuk menculik balitanya menjadi gagal.
Baca: Ratusan Siswi Nigeria Korban Penculikan Segera Bersekolah Lagi
"Saya langsung semprot, 'Kalian ini masih punya hati nurani gak!? Bisa-bisanya ajak anak kecil untuk ikut bohong sama kalian culik anak orang! Dosa tahu gak!? DOSA!' Mereka langsung diam gak berani ngomong sepatah kata pun. Saya langsung naik mobil didampingi ayah dan ibu saya lalu pergi," tulis wanita itu.
"Setelah sampai di rumah, sudah agak tenang, kami langsung lapor polisi. Ternyata polisi juga bilang kalau akhir-akhir ini kerap terjadi penculikan anak. Mungkin ini adalah salah satu cara yang mereka gunakan, menargetkan ibu muda yang bawa anak, pura-pura dekat dan mencari kesempatan untuk mengambil anak ketika sang ibu tidak memperhatikan. Untung dari awal saya tidak pernah lengah melepaskan kedua mata dari putri saya," lanjutnya.
Diketahui ternyata penculikan menggunakan modus seperti ini sudah pernah terjadi di sebuah pasar.
Parahnya, tidak ada satu orang pun yang percaya saat ibu kandung menangis melihat anaknya dibawa pergi.
Pelaku yang mengaku sebagai orangtua kandung berhasil membawa kabur si anak tanpa menimbulkan kecurigaan orang lain.
Malah si ibu kandung yang dicurigai sebagai penculik.
Unggahan ini pun sontak dibanjiri komentar para netizen yang merasa khawatir akan perlindungan anak mereka.
"Baca nya sampe deg2an gini, ya Alloh lindungi lah kami dari orang2 dzolim, saya pribadi gk berani keluar rumah jauh2 bawa anak, paling ke warung doank, kalo pun harus pergi jauh2 mending nunggu suami aja," tulis nensiwahyuni_.
"Yess neng. Akupun udah baca. Buset bisa ya sampe segitu nya. Jaman sekarang mah 'jual mahal' ke orang lain yang asing udah jd kewajiban kali ya," tulis @miss_cornl.
"Aduh neng @neng_jepret jadi parno nih pdhal baru berencana mau jenguk si ayah yg kerja diluar kota, rencana pergi b3 aja sama anak2 mana masi baby n balita lg, galau ekeu (emoji). Naudzubillah min dzalik bayanginnya aja syerem," tulis @asiana_bunda_hani_aisha.
Tulisan pengalaman ini bisa jadi peringatan bagi para orangtua untuk meningkatan kewaspadaan anak mereka.
Cerita selengkapnya bisa di baca di bawah sini.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)
Berita ini telah dimuat Pos Kupang dengan judul, Waspada! Modus Baru Pelaku Penculikan Anak Sekarang Ini Makin Ngeri, Orangtua Harus Ekstra Hati-hati