Nusyirwan Ismail Tutup Usia
Ketua Timses Akui Salah, Konsep Ini Dituding Penyebab Nusyirwan Ismail Meninggal
Husni mengklaim, hasil survei pasangan cagub-cawagub Kaltim nomor urut 1 itu melonjak signifikan selama tiga bulan terakhir.
Penulis: Syaiful Syafar | Editor: Syaiful Syafar
Laporan wartawan TribunKaltim.co, Syaiful Syafar
TRIBUNKALTIM.CO - Ketua tim pemenangan Andi Sofyan Hasdam - Nusyirwan Ismail (An-Nur), Husni Fachruddin, mengungkap rahasia di balik kampanye yang berujung duka.
Seperti diketahui Selasa (27/2/2018) siang, Nusyirwan Ismail menghembuskan nafas terakhirnya setelah dirawat intensif di RSUD Abdul Wahab Sjahranie, Samarinda, Kalimantan Timur.
Kabar tersebut membuat Husni Fachruddin merasa bersalah.
Ia menilai kepergian Nusyirwan tidak lain akibat konsep yang diusungnya bersama tim.
Konsep itu, kata Husni, tanpa disadari telah 'mencelakakan' Nusyirwan.
"Hand to hand methode, begitulah kami menamainya," ujar Husni saat dikonfirmasi TribunKaltim.co, Selasa (27/2/2018) malam.

Lewat sambungan telepon Husni menjelaskan bahwa hand to hand methode adalah sistem sosialisasi saling berjabat tangan antara paslon dengan masyarakat.
"Kalau istilah sekarang yang dilakukan Jokowi yakni blusukan," paparnya.
Tak disangka metode ini ampuh mendongkrak elektabilitas pasangan An-Nur.

Husni mengklaim, hasil survei pasangan cagub-cawagub Kaltim nomor urut 1 itu melonjak signifikan selama tiga bulan terakhir.
Tapi di balik itu, petaka mendera.
Pasangan An-Nur bersama para tim dan relawan banyak mengalami kelelahan hingga masuk rumah sakit.
"Staf pribadi pak Sofyan sempat dirawat di rumah sakit, beberapa pengurus partai, relawan bahkan saya sendiri pun sempat menjalani rawat inap sehari sebelum pak Nusyirwan meninggal," ungkap Husni.
Kampanye sistem hand to hand pun dituding jadi biang kerok.
"Saya merasa sangat bersalah dan selalu terngiang-ngiang dalam hati dan pikiran, apakah saya penyebab semua ini, ya Allah seandainya ini penyebabnya, maka maafkan diri ini, maafkan diri ini yang gagal menjaga pemimpinku kanda Nusyirwan Ismail," sesal Husni.

Husni mengaku dirinyalah besama beberapa orang di tim yang menggagas konsep hand to hand.
Tim pemenangan menggenjot sistem ini untuk diformulasikan secara detil dalam agenda-agenda gerak pasangan An-Nur.
Metode ini menuntut paslon untuk menemui dan berdiskusi dengan masyarakat tanpa sekat, mendengar, menampung dan memastikan aspirasi untuk dilaksanakan sebagai sebuah komitmen.
"Semua aspirasi masyarakat kami bukukan untuk menjadi program kerja pasangan ini jika terpilih. Dan kalaupun tidak terpilih, maka akan kami teruskan kepada yang terpilih," urainya.
Harus diakui, sistem kampanye tersebut cukup menguras energi karena memaksa paslon dan para tim untuk mengunjungi tiap daerah di Provinsi Kaltim yang wilayahnya dikenal amat luas.
Di lain sisi, untuk menekan biaya operasional, kunjungan pasangan An-Nur terpaksa menempuh jalur darat.
Lantas, jika kondisinya demikian mengapa tim tidak mengubah gaya kampanye?
Husni menjawab, di tengah kondisi yang sudah beberapa kali drop, Nusyirwan malah tak menghendaki jika metode kampanye tersebut diubah.
"Beliau bilang konsep ini sangat efektif, lalu minta untuk diteruskan. Jujur, saya sangat terpukul dengar beliau wafat," kata Husni.
"Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh keluarga, mohon doa dari masyarakat Kaltim, kami janji amanat almarhum akan kami lanjutkan," pungkas Husni. (*)