Nusyirwan Ismail Tutup Usia
Nusyirwan Ismail Meninggal - Dua Polisi Simpan Cerita Unik tentang Nusyirwan, Terutama Soal Sepatu
Setelah itu sudah seperti keluarga, bahkan dirinya menganggap Nusyirwan sebagai orangtua sendiri.
Penulis: Christoper Desmawangga |
Laporan Wartawan Tribunkaltim.co, Christoper D
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Wakil Walikota Samarinda nonaktif, Nusyirwan Ismail, meninggal dunia.
Nusyirwan menghembuskan nafas terakhir di RSUD AW Syahranie, sekitar pukul 12.30 Wita, Selasa (27/2/2018) tadi, setelah menjalani perawatan intensif di rumah sakit milik Pemprov Kaltim itu.
Tak hanya keluarga yang berduka atas meninggalnya politisi senior di Kaltim itu, namun juga kerabat, teman, serta seluruh jajaran instansi pemerintahan.
Termasuk dua anggota kepolisian dari Polresta Samarinda, Bripka Cahyo Nugroho dan Bripka Jay Sultantyo. Keduanya tampak tegar dengan kepergian Nusyirwan untuk selamanya.
Kedua polisi tersebut merupakan ajudan maupun pengawal pribadi (Walpri) Nusyirwan, selama menjabat sebagai Wakil Walikota Samarinda periode 2010-2015.
Baca juga:
Nusyirwan Ismail Meninggal, Jenjang Karirnya dari Pembantu Dekan Sampai Wawali Samarinda
Oknum Polisi Ditetapkan sebagai Tersangka Kasus Tambang Ilegal di Area Makam
Nusyirwan Ismail Meninggal, Begini Sikap KPU Terkait Kelanjutan Pencalonan Pasangan AnNur
Remaja Ini Pinjam Jaket Temannya Setiap Hari; Setahun Berlalu, Terjadi Hal yang Mengharukan
Keduanya pun sangat dekat dengan Nusyirwan. Pasalnya selama lima tahun bersama, banyak kesan dan momen bersama yang tak dapat dilupakan keduanya.
"Walaupun bapak itu pimpinan, tapi orangnya santai, bebas saja dengan kami, tidak seperti pimpinan dengan anak buah," ucap Bripka Cahyo yang saat ini bertugas di Satuan Tahti Polresta Samarinda, Selasa (27/2/2018).
"Selama di mobil, bapak komunikatif, banyak hal yang dibicarakan di mobil. Entah soal kerjaan, maupun hal lainnya diluar kerjaan, ya enak saja sama bapak," tambahnya.
Sementara itu, Bripka Jay yang saat ini bertugas di Satlantas Polresta Samarinda, mengaku sosok Nusyirwan sebagai pribadi yang unik.
Pasalnya, selama bertugas mengawal maupun menemani Nusyirwan, dirinya sama sekali tidak diperbolehkan untuk menyiapkan sepatu maupun sandalnya
"Bapak itu unik, dimana tempatnya, tidak pernah mau saya siapkan sepatunya. Saya tidak ngerti juga kenapa, dan beliau itu tidak bisa melihat hal-hal yang salah, dan kami sebagai ajudan sering tukar pendapat, sharing tentang apa saja," urainya.
Selain itu, dimatanya Nusyirwan sebagai sosok yang tegas dan tidak kenal kompromi. "Kalau salah ya salah, kalau benar ya dibela," ungkapnya.
Jay menilai, kesan antara bawahan dan pimpinan dirasakannya hanya sebulan saja.
Setelah itu sudah seperti keluarga, bahkan dirinya menganggap Nusyirwan sebagai orangtua sendiri.
"Kesan kaku hanya sebulan saja, sempat minder dan takut juga saat dapat tugas sebagai ajudan bapak, karena bapak ini kan tokoh, setelah itu seperti keluarga sendiri," kenangnya. (*)