Langka, Dewan Janji Panggil Agen dan Pangkalan Elpiji

Kelangkaan elpiji 3 kilogram, atau elpiji melon di Kabupaten Berau masih terjadi hingga sekarang.

TRIBUN KALTIM/GEAFRY NECOLSEN
Anggota DPRD Berau melakukan inspeksi mendadak ke sejumlah pangkalan dan agen elpiji, untuk mengetahui penyebab kelangkaan dan naiknya harga elpiji bersubsidi. 

TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB - Kelangkaan elpiji 3 kilogram, atau elpiji melon di Kabupaten Berau masih terjadi hingga sekarang.

Masyarakat mengeluhkan, sulitnya mendapat bahan bakar utama kebutuhan rumah tangga ini.

“Susahnya mencari elpiji, kami keliling ke mana-mana tidak ketemu. Kalau ada, orang langsung rebutan dan kami tidak kebagian. Karena ada yang beli lebih dari satu tabung,” ungkap Fatma, warga Kecamatan Tanjung Redeb, Jumat (16/3/2018).

Menanggapi keluhan warga, anggota DPRD dari Komisi 2, turun lapangan untuk melakukan inspeksi mendadak (sidak) di sejumlah pangkalan dan agen elpiji.

Baca: Wanita Cantik yang Bawa Sabu Seberat 1 Kilogram Tenyata Disuruh Napi Lapas Makassar

Mulai dari pangkalan elpiji di Jalan Murjani III, Kawasan Singkuang hingga agen khusus elpiji melon.

Selain mencari tahu jumlah pasokan untuk masing-masing agen dan pangkalan, wakil rakyat ini juga mencari tahu penyebab kelangkaan.

Dari hasil sidak ini, anggota DPRD Berau, Muhammad Yunus menilai, kelangkaan elpiji disebabkan ketidaktepatan distribusi elpiji yang disubsidi oleh pemerintah ini.

“Tidak tepat sasaran, kita bisa hitung berapa pasokan pertahun berapa yang gunakan. Tahun 2017 lalu, pasokan gas melon untuk Berau sebanyak 1,7 juta tabung, tapi realisasinya mencapai 1,8 juta,” ungkapnya.

Baca: Ayu Ting Ting Dibanting di Acara Stasiun Televisi, Umi Kalsum Kesal hingga Komentar Begini

Berdasarkan hasil tanya-jawab dengan pengelola agen dan pangkalan elpiji, kelangkaan elpiji melon ini merupakan efek sulitnya mendapat solar, bahan bakar kendaraan truk pengangkut elpiji.

“Alasannya sangat tidak logis, katanya karena bahan bakar solar untuk kendaraan pengangkut. Sangat tidak masuk akal, masa pemerintah tidak bisa mengatasi hal kecil begini,” tegas Yunus.

Sementara itu, Ketua Komisi I, Syahruni yang ikut melakukan sidak juga mengatakan hal yang sama. Menurutnya pasokan gas ke Berau tidak akan terhambat, hanya karena masalah BBM jenis.

Baca: Pencalonan Gatot Nurmantyo Jadi Capres di Pemilu 2019 Sudah 80 Persen, Tinggal Menunggu Hal Ini

“Kalau begini, masyarakat yang jadi korban. Selama ini masyarakat sudah sering mengalami kelangkaan elpiji seperti ini,” kata Syahruni.

Anggota DPRD juga mengetahui, harga jual elpiji melon di tingkat pengecer juga mengalami kenaikan harga.

“Harga bisa sampai Rp 35 ribu rupiah, padahal kita tahu harganya cuma Rp 22 ribu, ini ada apa? Kasihan warga tidak mampu harus dihadapkan pada persoalan seperti ini,” imbuhnya.

Baca: Datangi Kantor Pajak, Bu Dendy Disebut Teladan Bagi Warga Negara

DPRD berjanji akan mengundang sejumlah instansi terkait serta pemilik agen dan pangkalan elpiji yang ada di Kabupaten Berau untuk mengatasi persoalan ini.(*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved