Kesehatan

Yakin Air yang Kamu Minum Tak Tercemar? Kenali 3 Ciri Ini dan Bahayanya Bagi Tubuh!

Karena bukan hanya udara saja yang bisa tercemar, air minum yang biasa dikonsumsi sehari-hari juga bisa terkontaminasi zat kimia berbahaya.

Thinkstock
Ilustrasi 

Warna air minum yang keruh umumnya disebabkan oleh sejumlah partikel mikroba yang tidak bisa terlihat dengan jelas.

Baca: Juventus Vs Real Madrid, Nostalgia Perempat Final 1996?

2. Air memiliki rasa aneh dan berbau

Sebelum meminum air, entah dari air minum isi ulang, air minum kemasan, atau air minum langsung dari keran, kita bisa mencium aromanya terlebih dahulu.

Air minum tercemar bisa dicium dari aromanya karena mineral yang terkontaminasi dengan senyawa kimia bisa mengeluarkan aroma tertentu.

Tidak jarang juga, dengan banyaknya senyawa organik sintetis dalam air bisa meninggalkan rasa yang aneh dan berbau.

Hal ini kemungkinan besar terjadi ketika sumber air minum logam seperti arsenik, kromium, atau timbal. Jika demikian, artinya air minum tersebut tidak layak untuk dikonsumsi.

3. Air minum tercemar akan meninggalkan noda

Air keran atau air minum yang terkontaminasi, umumnya akan meninggalkan jejak pada benda-beda tertentu.

Perhatikan apakah, air minum yang biasa kamu minum dari keran meninggalkan warna seperti hijau kebiruan.

Itu bisa menjadi ciri air minum terkontaminasi oleh tembaga atau zat klorin.

Pada paparan tembaga yang tinggi, hal ini dapat menyebabkan masalah seperti anemia, masalah pencernaan, atau bahkan kerusakan hati dan ginjal.

Minum air putih
Minum air putih (Levey-CilliersSearch Partners.com)

Bahaya kesehatan jika minum air yang tercemar

Menurut Layanan Penyuluhan di negara bagian Amerika North Carolina, ada empat jenis zat kontaminasi yang dapat mencemari air minum, yakni bakteri seperti salmonella dan disentri, pestisida, senyawa anorganik seperti arsenik dan timbal, dan unsur radioaktif seperti radon.

Adanya kontaminan tersebut dapat menyebabkan masalah kesehatan, termasuk gangguan pencernaan, masalah reproduksi, dan kelainan neurologis.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved