Pilgub Kaltim 2018

Kaget Baca Berita Ada Daerah tak Dialiri Listrik di Balikpapan, Cawagub Ini Langsung Cek Lokasi

Butuh waktu sekitar dua jam atau menembus 47 kilometer untuk sampai ke lokasi yang dituju dari kawasan pusat kota.

TribunKaltim.co/Muhammad Fachri Ramadhani
Akses jalan berlumpur menuju kampung Salok Lay di Kelurahan Lamaru, Kecamatan Balikpapan Timur, Kota Balikpapan. 

Laporan wartawan TribunKaltim.co, Muhammad Fachri Ramadhani

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Berawal dari membaca berita TribunKaltim.co dari layar smartphone miliknya, calon wakil gubernur Kaltim  nomor urut 4 ini tak percaya ada kawasan penduduk di Balikpapan yang belum dialiri listrik dan jalan rusak.

Berita berjudul Potret Miris Salok Lay, Kampung Terisolir di Kota Nyaman Huni Balikpapan menggugah Safaruddin untuk melihat langsung kawasan tersebut.

Butuh waktu sekitar dua jam atau menembus 47 kilometer untuk sampai ke lokasi yang dituju dari kawasan pusat kota.

Kampung Salok Lay terletak di RT 09 Kelurahan Lamaru, Kecamatan Balikpapan Timur. 

Kendaraan roda empat yang ditumpangi Safaruddin harus berjuang keras melewati medan jalan yang sulit.

Usai melewati kawasan Waduk Teritip Balikpapan Timur, jalanan bukan lagi berbalut semen.

Kondisi jalan yang tak rata, penuh lubang harus diterjang mobilnya sepanjang  15 kilometer.

Akses jalan berlumpur menuju kampung Salok Lay di Kelurahan Lamaru, Kecamatan Balikpapan Timur, Kota Balikpapan.
Akses jalan berlumpur menuju kampung Salok Lay di Kelurahan Lamaru, Kecamatan Balikpapan Timur, Kota Balikpapan. (TribunKaltim.co/Muhammad Fachri Ramadhani)

Beruntung cuaca pada saat itu lagi terik-teriknya.

Dari kabar yang diperoleh, bila hujan turun, akses jalan otomatis tak bisa dilalui kendaraan.

Untuk turun ke bawah (Lamaru), warga kampung Salok Lay harus berjalan kaki atau memilih tinggal di rumah hingga jalan tersebut kembali mengeras.

Hal itu diungkapkan Ketua RT 09 Salok Lay, Elsan, kepada TribunKaltim.co, Senin (19/3/2018).

Kata Elsan, warga RT 09 di kampung Salok Lay berjumlah 33 kepala keluarga (KK).

Kebanyakan dari mereka bekerja sebagai petani karet.

Memang di sepanjang jalan, tampak pohon karet berbaris rapi dan menjulang tinggi.

Akses jalan berlumpur menuju kampung Salok Lay di Kelurahan Lamaru, Kecamatan Balikpapan Timur, Kota Balikpapan.
Akses jalan berlumpur menuju kampung Salok Lay di Kelurahan Lamaru, Kecamatan Balikpapan Timur, Kota Balikpapan. (TribunKaltim.co/Muhammad Fachri Ramadhani)

Benar saja, dari pengakuan Elsan, bila hujan deras turun, akses jalan otomatis tertutup.

Kendaraan di beberapa titik jalan tak mampu menembus tebalnya lumpur.

Untuk diketahui, warga hanya mengandalkan satu akses jalan ke kawasan padat penduduk di bawah (Lamaru). 

Bila musim hujan, warga jadi kesulitan membawa hasil tanam mereka.

Belum lagi soal anak mereka yang harus sekolah. Bila hujan, terpaksa jalan kaki hingga berkilo-kilometer.

"Karena memang akses ini (jalan) yang kami butuhkan," katanya di hadapan Safaruddin.

Akses jalan berlumpur menuju kampung Salok Lay di Kelurahan Lamaru, Kecamatan Balikpapan Timur, Kota Balikpapan.
Akses jalan berlumpur menuju kampung Salok Lay di Kelurahan Lamaru, Kecamatan Balikpapan Timur, Kota Balikpapan. (TribunKaltim.co/Muhammad Fachri Ramadhani)

Sekitar 23 tahun kampung ini berdiri, namun perubahan ke arah yang lebih baik tak kunjung tiba.

Sebelum dibukanya lahan jalan darat pada 2006 silam, aktivitas warga kebanyakan memakai perahu. 

Selain jalan, listrik juga belum masuk di kawasan tersebut.

Warga selama ini hanya mengandalkan penerangan tradisional.

Bila dapat rezeki, syukur bisa membeli bahan bakar menghidupkan genset. 

"23 tahun kampung ini berdiri. Tidak ada perubahan," kata Elsan.

Awalnya Elsan tak percaya ada pejabat atau psangan calon yang mau masuk ke kawasan kampungnya, lantaran medan yang sulit dan jauh letaknya dari kawasan padat penduduk.

"Terima kasih sudah dikunjungi, baru kali ini pasangan calon naik ke sini. Luar biasa. Saya apresiasi kunjungan bapak. Harapan kami, seandainya bapak terpilih bisa cepat merealisasikan apa yang jadi mimpi kami," ungkapnya.

Cawagub yang berpasangan dengan Rusmadi Wongso ini langsung berjanji akan membangun infrastruktur jalan di lokasi tersebut jika dirinya terpilih.

"Satu tahun jalan ini sudah ada. Mulus," seru Safaruddin.

Calon Wakil Gubernur Kaltim nomor urut 4, Safaruddin berbincang dengan warga Salok Lay, RT 9 Kelurahan Lamaru, Kecamatan Balikpapan Timur, Kota Balikpapan, Senin (19/3/2018).
Calon Wakil Gubernur Kaltim nomor urut 4, Safaruddin berbincang dengan warga Salok Lay, RT 9 Kelurahan Lamaru, Kecamatan Balikpapan Timur, Kota Balikpapan, Senin (19/3/2018). (TribunKaltim.co/Muhammad Fachri Ramadhani)

Akses jalan Salok Lay akan jadi prioritas pasangan Rusmadi-Safaruddin.

Kemudian di tahun berikutnya barulah menyusul listrik, sarana kesehatan dan pendidikan di kawasan tersebut.

Kepada TribunKaltim.co, Safaruddin tak habis pikir ada potret miris di tengah prestasi yang diraih kota Balikpapan.

Ada kehidupan yang jauh berbanding terbalik dengan megahnya pembangunan di kawasan kota.

Ia mengaku sepanjang perjalanan banyak menggelengkan kepalanya. 

"Ini kota Balikpapan, belum ada listrik, jalan rusak. Anak-anak mau sekolah susah. Saya kira ini jadi perhatian kami Rusmadi-Safaruddin," ucapnya.

"Termasuk kesehatan, puskesmas dan posyandu tak hanya di kecamatan. Berapa KK di sini, punya hak jaminan kesehatan dari negara. Mereka harus dapat fasilitas jalan, air, listrik dan kesehatan," tegas mantan Kapolda Kaltim ini. 

Sekadar diketahui, Balikpapan dikenal sebagai salah satu kota paling maju di Provinsi Kalimantan Timur.

Meski bukan berstatus ibu kota provinsi, Balikpapan memiliki bandar udara berskala internasional, pelabuhan nasional, kemudian berdiri kantor-kantor megah baik milik pemerintah maupun swasta.

Di Balikpapan juga ada objek vital nasional berupa kilang minyak Pertamina, banyak objek wisata, pusat-pusat perbelanjaan megah, apartemen, hingga hotel menjamur di mana-mana.

Belum lagi kebersihan dan kondusifitas kota ini kerap menjadi magnet bagi para pendatang.

Bahkan pada Januari lalu, Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) Indonesia kembali menempatkan Balikpapan sebagai kota layak huni di Indonesia.

Berdasarkan data kota layak huni, pada tahun 2017 ada tujuh kota yang masuk ke dalam top tier city, yakni kota dengan nilai index livability di atas rata-rata. 

Ketujuh kota tersebut yakni Solo (66,9 persen), Palembang (66,6 persen), Balikpapan (65,8), Denpasar (65,5 persen), Semarang (65,4 persen), Tangerang Selatan (65,4 persen) dan Banjarmasin (65,1 persen).

"Solo dan Balikpapan adalah kota yang konsisten sebagai Top Cities. Kota Solo adalah kota yang memiliki index tertinggi disusul dengan Balikpapan dan kota lainnya," kata Ketua Kompartemen Livable City IAP, Elkana Catur, beberapa waktu lalu.

Ya, begitulah sekilas gambaran Balikpapan.

Sayangnya, di balik cerita menarik itu, Balikpapan masih menyimpan potret miris.

Di saat pembangunan infrastruktur melaju pesat, ternyata masih saja ada warganya yang hidup jauh daru kata sejahtera. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved