Edisi Cetak Tribun Kaltim
Tragedi Tumpahan Minyak di Balikpapan, Menteri Susi Ungkap Butuh Waktu 6 Bulan untuk Bersihkan
Pertamina bersama masyarakat terus berusaha membersihkan tumpahan minyak yang sempat memenuhi Teluk Balikpapan.
Penulis: tribunkaltim |
Dari pertama setelah kejadian sudah ada sekitar 300 kilogram kepiting yang mati atau gagal budidaya. Yang masih di keramba saat ini sekitar 300 kilogram.
"Verifikasi ke lapangan dibutuhkan demi mengetahui kondisi nyata yang dialami masyarakat pasca insiden tumpahan minyak akhir pekan lalu, adalah sebagian kecil saja," ungkapnya.
Baca: Lembur Kerja sampai Begadang? Jangan Diteruskan, Fatal Akibatnya
Data yang diambil sebagai pembanding data yang diperoleh Pertamina dan Pemerintah sekaligus upaya mengampanyekan kepedulian terhadap Teluk Balikpapan yang memiliki nilai keanekargaman hayati yang tinggi.
Sesuai data Forum Peduli Teluk Balikpapan, ada 17 ribu hektare mangrove di Teluk Balikpapan berpotensi terdampak paparan limbah minyak.
Sementara data dari Dinas Lingkungan Hidup Balikpapan mencatat dari total 80 kilometer garis pantai, 15 sampai 20 kilometer di antaranya terdampak.
"Kami ingin mendorong dan mendukung penuh kalau ada upaya Pemkot Balikpapan terkait gugatan untuk mengganti kerusakan dari dampak lingkungan yang ditimbulkan," tegas Husain.
Satu sisi juga, Polda Kaltim mesti segera mempercepat proses penyelidikan seret ke meja pengadilan dengan cara objektif dan independen.
Baca: Muncul Gerakan #2019gantipresiden, Begini Reaksi Presiden Joko Widodo
"Pendalaman investigasi pada patahan pipa milik Pertamina harus dijalankan secara objektif, transparan, tidak berpihak untuk kepentingan tertentu," ujarnya.
Sementara itu, di Jakarta, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan butuh waktu enam bulan lebih untuk membersihkan tumpahan minyak tersebut.
"Lama itu (membersihkannya), enam bulan belum tentu selesai," ujar Susi setelah menggelar konferensi pers di rumah dinasnya Jl Widya Chandra V No 26 Jakarta Selatan, Sabtu (7/4/2018).
Atas peristiwa itu, Susi mengaku sudah mengirim tim untuk menganalisa.
Selain itu, Susi juga meminta pada kedutaan untuk membantu bio teknologi maupun orang terutama dari Amerika Serikat.
"Kami minta bantuan kepada kedutaan untuk bantu bio teknologi maupun orang terutama dari AS untuk bisa membantu penyelidikan untuk bisa investigasi. Kami juga koordinasi dengan tim KLHK," tuturnya.