Krisis Suriah

AS dan Sekutunya Tembak Lebih dari 100 Misil ke Suriah, Rusia Malah 'Tertawa'

Jenderal Joseph Dunford, salah satu perwira tinggi ternama AS mengatakan, serangan tersebut menghantam tiga target.

(Yuri KADOBNOV / POOL / AFP)
Presiden Rusia Vladimir Putin. 

TRIBUNKALTIM.CO -- Pusat pertahanan Amerika Serikat atau Pentagon secara resmi mengakui telah melancarkan serangan udara ke Suriah, Jumat (13/4/2018) waktu setempat.

Tak lama setelah pernyataan Trump, serangkaian ledakan terdengar di Damaskus, ibu kota Suriah, pukul 01.00 GM, atau sekitar pukul 07.00 WIB.

Jenderal Joseph Dunford, salah satu perwira tinggi ternama AS mengatakan, serangan tersebut menghantam tiga target.

Ketiga target itu adalah pusat riset di dekat Damaskus, fasilitas gudang, dan pos komando juga di dekat ibu kota, serta fasilitas penampungan senjata kimia di dekat Homs.

Tak disebutkan, berapa rudal yang diluncurkan oleh Amerika.

Baca: Amerika dan Sekutunya Serang Suriah, Rusia Beri Peringatan, Bakal Pecah Perang Dunia?

Tapi, kantor berita resmi Rusia, Tass, merilis laporan menarik.

Dalam laporan mereka, Kementerian Pertahanan Rusia merilis laporan mengejutkan.

Secara sepintas, laporan ini jelas 'menertawakan' serangan Donald Trump.

Menurut pernyataan Rusia, pasukan koalisi Amerika, Inggris, dan Perancis, sejatinya meluncurkan lebih dari 100 misil.

Baca: Lebih dari 100 Misil Ditembakkan AS dan Sekutunya ke Suriah

Tapi, menurut keterangan mereka, banyak rudal kiriman Amerika yang gagal kena sasaran.

Ternyata, rudal kiriman Amerika telah dicegat oleh meriam antiudara milik Suriah, yakni S-125, S-200, Buk dan Kvadrat.

Asal tahu saja, semua persenjataan Suriah ini berstatus senjata jadul.

"Meriam antiudara Suriah S-125, S-200, Buk dan Kvadrat dipakai untuk menggagalkan serangan misil (semalam). Persenjataan ini dibuat di Soviet, lebih dari 30 tahun lalu," ujar Kemenhan Rusia.

Baca: Dubes Rusia Bertandang ke Kantor PSI, Sang Sekjen Ungkap Arah Pembicaraan

Rudal Mahal

Dalam menghantam ketiga fasilitas tersebut, Negeri "Paman Sam" menggunakan rudal penjelajah mereka, Tomahawk.

Rudal tersebut mampu terbang rendah untuk menghindari radar musuh.

Shaun King, kolumnis situs berita The Intercept dalam kicauannya di Twitter mengatakan, setidaknya terdapat 112 Tomahawk yang diluncurkan ke Suriah.

Rudal sepanjang 5,56 meter buatan pabrikan Raytheon tersebut dihargai 1,87 juta dolar AS, sekitar Rp 25,7 miliar, per buah.

Baca: 100 Tahun Arkeolog Kebingungan, FBI Akhirnya Pecahkan Misteri Identitas Mumi Berusia 4000 Tahun

"Total, AS menggelontorkan 224 juta dolar AS, atau sekitar Rp 3,08 triliun," kata King dalam kicauannya tersebut.

Mengutip Kompas.com Properti, biaya serangan pertama AS itu sama dengan biaya pembangunan 30 kilometer Tol Semarang-Solo jika estimasinya Rp 100 miliar per kilometer. (*)

 Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Rusia 'Tertawakan' Serangan Amerika, Disebut Gagal Tembus Meriam Jadul Suriah, http://www.tribunnews.com/internasional/2018/04/14/rusia-tertawakan-serangan-amerika-disebut-gagal-tembus-meriam-jadul-suriah?

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved