Peneiliti Ungkap Suku Bajo Manusia Pertama di Bumi yang Beradaptasi Genetik untuk Menyelam

Pernahkah Anda menghitung berapa lama Anda bisa menahan napas di dalam air? Mungkin 10, 20, hingga ratusan detik.

Salah satu sudut perkampungan suku Bajo di Desa Torosiaje Kabupaten Pohuwato, Gorontalo. Ribuan masyarakatnya tinggal di atas laut dengan mendirikan rumah panggung, sekiar 500 meter dari daratan pulau Sulawesi.(Rosyid Azhar) 

Limpa merupakan salah satu organ terpenting dalam aktivitas menyelam. Itu karena limpa akan melepaskan lebih banyak oksigen ke dalam darah ketika tubuh sedang tertekan atau menahan napas dalam air.

Setelah mendapat temuan bahwa ukuran limpa yang lebih besar pada suku Bajo, Llardo tertarik pada alasan perbedaan tersebut. Untuk itu, dia mengnalisis lebih lanjut DNA suku tersebut. Dari analisis tersebut, para peneliti menemukan gen yang disebut PDE10A pada suku Bajo.

Uniknya, gen ini tidak ditemukan pada suku Saluan. Pada tikus, hormon tersebut dikaitkan dengan ukuran limpa. Beberapa tikus yang dimanipulasi agar punya hormon ini lebih sedikit menunjukkan ukuran limpa yang lebih kecil.

"PDE10A dikenal untuk mengatur hormon tiroid yang mengontrol ukura limpa, memberikan dukungan untuk gagasan bahwa suku Bajo mungkin mengembangkan ukuran limpa yang diperlukan untuk bertahan pada penyelaman yang panjang dan sering dilakukan," tulis para peneliti dalam laporan di jurnal Cell.

Bidang Medis Llardo optimis bahwa penelitiannya punya implikasi dalam bidang medis atau kedokteran. Respons menyelam mirip dengan kondisi medis yang disebut dengan hipoksia akut, di mana manusia mengalami kehilangan oksigen dengan cepat.

Kondisi ini sering kali menjadi penyebab kematian di ruang gawat darurat. Memahami bagaimana tubuh bereaksi terhadap kehilangan oksigen bisa menjadi jalan untuk lebih baik mencari penanganan terbaik. Dengan kata lain, mempelajari suku Bajo secara efektif bisa menjadi laboratorium baru untuk memahami hipoksia.

"Ini benar-benar memberi tahu kita betapa berharga dan penting penduduk pribumi yang hidup dengan gaya hidup ekstrem di seluruh dunia," ungkap Eske Willerslev, co-author dalam penelitian ini.

Pendapat ini juga diamini oleh Llardo. " Suku Bajo dan pengembara laut lain sangat luar biasa dan saya ingin bisa membuktikan hal itu pada dunia," katanya.

[Resa Eka Ayu Sartika]

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Suku Bajo, Manusia Pertama yang Beradaptasi Genetik untuk Menyelam",

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved