Pilgub Kaltim 2018
Mengenal Andini Effendi, Host Debat Pilgub Kaltim 2018 Malam Ini
Di balik tubuh tinggi semampai dan wajah cantik, Andini Effendi punya nyali besar yang melebihi lelaki.
Penulis: Syaiful Syafar | Editor: Syaiful Syafar
Salah satu pengalaman yang paling mengesankan baginya selama menjadi seorang jurnalis adalah ketika di tahun 2011 ia mendapat kesempatan meliput perang di Libya.
Awalnya MetroTV menyiapkan sebuah tim khusus untuk meliput situasi di Libya.
"Terdiri dari laki-laki semua," tutur Andini dikutip dari dewimagazine.com.

Menjelang berangkat, tim ini menemui pemilik dan pemimpin Media Group, Surya Paloh, yang mempertanyakan ketiadaan perempuan dalam tim.
Andini pun kemudian dipilih untuk masuk dalam tim tersebut.
Penunjukan itu jelas mengagetkannya.
Andini baru saja dalam perjalanan pulang dari studio, ketika tiba-tiba ditelepon agar esok hari sudah siap untuk berangkat ke Libya.
Liputan akan berlangsung satu minggu. Namun, praktiknya lebih panjang dari itu: tiga bulan.
Saat itu, ia sama sekali tidak tahu apa yang ia harapkan dari tugas itu.
Selama di sana, setiap jam 02.00 ia selalu dibangunkan oleh ledakan bom.
Hotel tempatnya menginap tidak jarang menjadi sasaran bom karena dekat dengan gedung pemerintahan.

Andini dan sejumlah wartawan asing menjadi tamu negara itu, sehingga berada di bawah perlindungan pemerintahan Muammar Khadafi.
Beberapa kali ia bertemu dengan Khadafi. Beberapa kali pula lelaki ini menyapanya.
Khadafi yang sangat mengagumi presiden Soekarno menerima Andini dengan baik. Karena Indonesia dikenal sebagai sebuah negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, ia dan tim MetroTV dapat memasuki tempat-tempat atau lokasi-lokasi yang sukar dimasuki media asing lain.
Pemerintah Libya juga sudah mengatur jadwal kunjungan untuk para jurnalis dari seluruh media asing. Namun, perang tak pernah luput dari propaganda.