Edisi Cetak Tribun Kaltim
Tambang Dalam Kota dan Banjir Jadi Isu Debat; Paslon Saling 'Serang' Program
Meski tidak saling menyerang, namun dalam sesi ini, masing-masing paslon mencoba mematahkan program yang disampaikan kompetitor politiknya.
Penulis: tribunkaltim |
Laporan wartawan Tribun Kaltim, Anjas Pratama dan Budhi Hartono
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA ‑ Debat perdana Pilgub Kaltim 2018 di Stasiun Metro TV, Jakarta, Rabu (25/4) malam berjalan sesuai skenario.
Ada 6 segmen, dengan durasi 90 menit (termasuk jeda iklan), empat pasangan calon (paslon) membeberkan gagasan dan program sesuai tema yang diberikan yakni 'Isu Strategis yang Dihadapi Kaltim'.
Sesi pertama debat publik, masing-masing paslon dipersilakan memaparkan visi dan dengan waktu yang diberikan moderator, Andini Effendi.
Usai sesi tersebut, suasana debat menjadi semakin menarik dengan adanya pertanyaan yang disusun 14 tim panelis yang ditujukan kepada tiap paslon.
Pasangan nomor urut 2, Syaharie Jaang-Awang Ferdian mendapat kesempatan pertama untuk menjawab pertanyaan tim panelis. Tema yang diberikan terkait banjir.
Baca: Rayakan Hari Jadi, Satpol PP Berau Musnahkan 4 Ribu Botol Miras
Baca: Ini Pemilik Kerajaan Bisnis Terbesar di Kalangan Artis, Ternyata Bukan Raffi Ahmad & Nagita Slavina
Baca: Mantan Klub Polisi Bakal Jadi Lawan Persija Jakarta di Semifinal Zona ASEAN Piala AFC
"Saudara adalah pengambil keputusan selama 20 tahun sebagai Wawali dan Walikota Samarinda. Berangkat dari pengalaman, apa yang membuat saudara yakin akan mempu mengatasi masalah yang lebih besar," ujar Andini Effendi kepada Jaang.
"Saya maju sebagai Cagub Kaltim, karena ingin selesaikan banjir. Bukan hanya di Samarinda, tetapi di beberapa daerah lainnya. Secara geografis, Samarinda terletak di antara kabupaten di muaranya.
Langkah pertama, Gubernur sebagai penanggung jawab DAS Mahakam, harus ada pengerukan dan pemeliharaan Sungai Mahakam.
Dengan jadi Gubernur, intervensi dalam anggaran itu jauh lebih besar, sehingga kami bisa mengatasi program banjir yang ada," tutur Jaang.
Paslon selanjutnya, nomor urut 3 Isran‑Hadi kebagian pertanyaan mengenai pengelolaan sumber daya alam (SDA), yang banyak diatur oleh pemerintah pusat.
Baca: VIDEO - Simak Cuplikan Gol Laga Bali United vs Global Cebu, Tragedi Juru Kunci di Grup G Piala AFC
Baca: Ahmad Heryawan: Pak Jokowi Itu Presiden Semua Parpol di Indonesia, Termasuk PKS
Baca: Bupati Cantik dan Kaya Ini Gugat Cerai Suami, Terkuak Pengakuan Mengejutkan dari Suaminya
"Contoh saja, saya tak ingin lihat lagi Kaltim di SPBU antre. Padahal Kaltim sebagai produsen energi. Contoh saja, supaya masyarakat mengerti apa yang saya lakukan," ucap Isran Noor.
Jawaban Isran tersebut kemudian ditambahi wakilnya Hadi Mulyadi di detik‑detik akhir sisa waktu yang diberikan.
Menurut Hadi, ada tiga hal terkait SDA ini, pertama melakukan negosiasi dengan pusat, untuk pengelolaan yang tak untungkan daerah.
Kedua, kelola SDA dengan maksimal. Terakhir peningkatan SDM, sehingga SDM di Kaltim bisa mengelola SDA dan menjadi tuan di rumah sendiri.
Sementara paslon nomor urut 4 Rusmadi‑Safaruddin diberikan pertanyaan mengenai deforestasi 12 ribu hektere yang diakibatkan oleh tambang dan batu bara.
"Soal tambang ini, memang menjadi faktor deforestasi. Kaltim miliki 1.303 izin tambang. Ini soal penataan perizinan.
Baca: Menuju Pekan Ke-6, Berikut Klasemen Sementara Liga 1 2018, Ini Posisi Borneo FC dan Mitra Kukar
Baca: Bayern Muenchen vs Real Madrid: Jadi Penentu Kemenangan, Begini Ungkapan Perasaan Marco Asensio
Baca: Meski Terjadi Divestasi, Freeport McMoRan Tetap Ingin Jadi Pengendali Bisnis dan Kebijakan Keuangan
Saya saat membantu Pak Gubernur, sebagai Sekda, melakukan penertiban. Ada 807 IUP yang tak Clean and Clear. Sampai saya selesai, ada 407 IUP (yang distop). Ke depan ini tak bisa dibiarkan," kata Rusmadi.
Terakhir, pasangan nomor urut 1 Andi Sofyan-Rizal Effendi menanggapi pertanyaan panelis mengenai turunnya APBD Kaltim dari Rp 11 triliun menjadi hanya sekitar Rp 7 triliun.
"Selama Kaltim masih tergantungan ekonomi sektor tambang, minyak, gas dan batu bara, maka selama itu Kaltim tak bisa capai 5 persen pertumbuhan ekonomi. Kenapa? Karena tiga komodits ini harganya sangat labil.
Oleh karena itu, harus dilakukan hilirisasi. Kaltim miliki banyak sawit, tetapi ternyata sawit hanya sampai CPO, dikirim keluar. Di luar yang menikmati hasil, karena CPO diubah jadi minyak goreng, bio diesel dan lainnya," ucapnya.

Salah Ucap
Debat Pilkada Kaltim makin seru saat memasuki sesi paslon saling bertanya. Meski tidak saling menyerang, namun dalam sesi ini, masing-masing paslon mencoba mematahkan program yang disampaikan kompetitor politiknya.
Saat itu, Awang Ferdian menanyakan kepada cawagub Safaruddin mengenai program Rp 10 miliar per desa tak mampu.
Dikemukakan, dengan anggaran yang ada, dana Rp 10 miliar ini tak akan cukup mengingat desa tak mandiri di Kaltim, jumlahnya mencapai 840 desa.
Pertayaan ini pun kemudian dijawab oleh Safaruddin. "Tentunya Rp 5 miliar‑Rp 10 miliar ada skala prioritas. Desa yang butuh, harus diberi. Tentunya dengan proposal.
Tentunya harus melalui badan musyawarah desa. Darimana dana itu, dana Rp 8 triliun itu cukup untuk bangun Kaltim. Cuma, banyak siluman‑siluman sehingga dana‑dana tak sampai ke masyarakat," ucapnya.
Baca: Laga Persija Kontra Persib Ditunda, Umuh Muchtar Sebut Maung Bandung Alami Kerugian
Baca: Saat Faye Jadi Bintang Tamu, Gerakan Tangan Ayu Ting Ting ke Ivan Gunawan Dianggap tak Sopan
Baca: Kaltim-Kaltara Bisa Saling Suplai Listrik, Jaringan Interkoneksi SUTT 150 KV Sedang Dibangun
Tiba kemudian giliran Safaruddin yang menanyakan balik kepada Ferdian. Saat itu, ia menanyakan, program industri di Kaltim. Namun, saat mendengarkan jawaban Awang Ferdi, Safaruddin terlihat heran.
Pasalnya, Ferdian ikut berucap ada program darinya Rp 1 triliun untuk satu desa.
"Tetapi akan berikan bantuan ke desa, Rp 1 Triliun per desa. Hanya bisa 8 desa yang Bapak bisa berikan itu. Bagaimana Bapak menjelaskan ke kami. Bapak sendiri tadi menanyakan ke saya.
Saya sudah jawab, sekarang coba Bapak jelaskan bagaimana Rp 1 triliun satu desa, " katanya.
Awang Ferdi pun menjawab tanggapan Safaruddin tersebut. "Terima kasih pak Safaruddin. Saya ingin mengoreksi pernyataan saya. Mungkin karena terlalu cepat.
Yang saya maksudkan itu Rp 1 miliar‑Rp 3 miliar, yang kami alokasikan di APBD Kaltim sebesar Rp 1 triliun per tahun. Bukan satu desa 1 Triliun. Kalau begitu, negara juga tak sanggup, bukan cuma Kaltim," katanya.
Baca: Ledakan Sumur Minyak Tradisional, 18 Orang Tewas, 41 Orang Lainnya Masih Dirawat
Baca: Berada di Tengah Keterbatasan, Petinggi McLaren Ingin Maksimalkan Hal Lain
Baca: Persija Bakal Bertemu Home United, Macan Kemayoran Perlu Belajar dari PSM Makassar
Giliran pasangan calon gubernur nomor urut 1, Sofyan Hasdam mempertanyakan soal lingkungan terkait masalah pertambangan. Sofyan mempertanyakan bagaimana solusi persoalan tambang yang banyak keluar izinnya terutama di dalam kota, dan tanggungjawab perusahaan soal dana jaminan reklamasi.
Pertanyaan ditujukan ke paslon nomor 3. Isran Noor mengatakan, selama ia menjabat tidak ada izin pertambangan. "Dan tidak ada anak‑anak yang meninggal terjun di kolam tambang," jawab Isran.
Menanggapi jawaban itu, Sofyan Hasdam mengatakan, seharusnya perusahaan pertambangan harusnya lebih memperhatikan lingkungan sekitar dengan menggunakan dana community development untuk pendidikan dan lingkungan sosial.
Langsung Pecat
Jawaban blak‑blakan disampaikan Isran Noor dalam debat perdana yang berlangsung tadi malam. Cagub nomor 1 ini mendapatkan pertanyaan mengenai penyalagunaan narkoba.
Baca: Selamat Ya, Artis FTV yang Jadi Istri Polisi Ini Lahirkan Bayi Lelaki Kembar yang Ganteng
Baca: Cie. . . Ivan Gunawan Beri Kejutan Romantis Berwarna Kuning di Ranjang, Lihat Reaksi Faye Malisorn
Baca: Avengers Infinity War, Alasan Kenapa Plot Film Dirahasiakan Bahkan Pemain Tak Tahu Akhir Cerita
Awalnya, Hadi Mulyadi menjawab pertanyaan yang dibacakan oleh Andini Effendi tersebut.
"Pertama, kami menyayangkan Kaltim jadi peringkat ketiga dalam penyalahgunaan narkoba. Kami bertanya, kemana polisi, kemana aparat, kemana pemerintahan.
Untuk itu, kami kalau terpilih, akan meminta aparat bekerja keras. Kedua kami ingin tak ada satupun ASN terlibat narkoba. Ketiga, kembali pada persoalan pendidikan," kata Hadi Mulyadi.
Setelah itu, Isran kemudian menyampaikan pikirannya terkait penyalahgunaan narkoba tersebut. Dengan suara lantang ia pun berbicara di atas panggung debat Pilkada Kaltim.
"Pokoknya, kalau ada pejabat Bupati, Walikota, Gubernur, Wakil Gubernur (terlibat narkoba), pecat. Selesai. Jangan sampai ada yang terlibat narkoba. Kan ketahuan kalau ada yang terlibat narkoba itu. Dari matanya, ketahuan. Pecat," ucapnya. (*)